Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Monday 15 December 2014

Memoar 16: Uniknya Salon Kambing


Geliat Usaha Salon Kambing di tengah Berkembangnya Peternakan Kambing

Purworejo dikenal sebagai daerah asal kambing unggulan Peranakan Ettawa (PE) dengan ras Kaligesing. Hal ini membuat banyak peternak baik dari luar  dan dalam Purworejo mengusahakan peternakan kambing PE tersebut. Banyaknya kambing PE ini dimanfaatkan oleh Y Sumarno (51), warga dusun Kalikotak Desa Tlogoguwo Kecamatan Kaligesing, Purworejo untuk membuka usaha salon kambing.

Usaha yang ditekuni oleh Sumarno sejak 2007 ini memang unik dan berbeda. Apabila terpikir kata salon, tentu orang akan berpikir suatu tempat dimana penampilan dipoles dan disempurnakan. Demikian pula yang dilakukan Sumarno, bedanya, ia memoles dan dan menyempurnakan penampilan kambing.
 
Kambing jantan terkuat sekalipun tidak akan bisa berontak ketika sudah dipasang di alat penjepit milik Sumarno. Dok Pri
"Awalnya usaha ini berangkat dari keprihatinan harga kambing jatuh karena penampilannya kurang baik. Hal itu bisa disebabkan oleh tanduk yang tidak simetris, patah sebelah, ataupun melengkung menusuk kulit kepala. Kalau sudah begitu, harganya bisa turun drastis,
baik  kambing khusus kontes maupun kambing potong " jelas Sumarno ketika ditemui di rumahnya.

Sumarno yang juga memiliki puluhan kambing di rumahnya ini mengatakan, salon kambing miliknya ini tidak memiliki tempat khusus. Ia melayani pengguna jasanya baik di berbagai pasar hewan di Purworejo maupun di rumahnya. Ia mengaku, sebenarnya yang bisa masuk salonnya tidak hanya kambing PE, namun juga berbagai jenis kambing dan domba yang ingin disempurnakan penampilannya oleh pemiliknya.
 
Sumarno sedang memasang alat penjepit kambing kreasinya pada suatu tonggak besi di dekat kambing miliknya. Dok Pri
"Saya biasanya khusus merapikan tanduk, kulit dan bulu kambing. Untuk tanduk ada pemendekan tanduk, pemasangan tanduk yang copot dan pengukiran. Untuk kuku biasanya dipotong agar tumbuhnya terarah. Untuk bulu ada layanan creambath bulu belakang," ulas Sumarno sambil tersenyum.

Setiap hari-hari pasaran tertentu dimana pasar hewan buka, ia biasanya hadir dan membuka semacam stan. Dengan mengendarai sepeda motor ia menuju pasar dan membuka salonnya mulai pukul 07.00 sampai 11.00.
 
Sumarno sedang memasang alat penjepit kambing kreasinya pada suatu tonggak besi di dekat kambing miliknya. Dok Pri
"Pelanggan saya banyak sekali. Begitu saya buka lapak, saya nggak pernah istirahat sampai siang. Menurut beberapa pemilik ternak, sejak kambing mereka disalon, harganya tidak jatuh, bahkan bisa naik 5-10 persen. Misalnya kambing yang habis dipendekkan tanduknya akan kelihatan lebih muda dan harganya bagus," lanjut Sumarno.

Ia mengaku mematok harga mulai Rp 25 ribu sampai sekitar Rp 100 ribu per layanan, tergantung macam layanan yang diberikan. Dari situ ia bisa mengantongi sekitar Rp 500 per hari pasaran.

Untuk membuka salonnya baik di rumah maupun di pasar hewan, ia cukup membawa seperangkat alat potong dan semacam alat penjepit kambing. Namun, ternyata pada alat penjepit inilah kesitimewaan salon Sumarno terletak.
 
Sumarno sedang memasang seekor kambing PE unggulan miliknya di alat penjepit, kemudian ia mengikir tanduk kambing jantan tersebut. Dok Pri
"Dulu waktu awal buka salon, untuk motong tanduk atau motong kuku kambing harus dipegangi 2-3 orang karena sering berontak. Setiap kali nyalon kok boros karena harus bayar orang, akhirnya saya bikin alat penjepit ini," jelas Sumarno.

Menggunakan beberapa batang pipa besi, Sumarno merangkainya menjadi semacam alat penjepit kambing portabel. Alat yang digunakannya sejak 2009 ini malah membuatnya semakin populer di antara peternak dan pedagang. Bahkan tidak sedikit orang yang ingin memiliki alat seperti yang dimilikinya. Sumarno pun kemudian memroduksi alat penjepit ini lengkap dengan alat perawatan kambingnya.

"Satu set alat yang stainless saya jual sampai Rp 1 juta, untuk yang biasa cukup Rp 500 ribu," jelas Sumarno. Menurutnya, pesanan alat ini cukup laris. Dalam satu bulan 5-8 set bisa dijualnya.

Saking terkenalnya Sumarno, beberapa petugas dari Dinas Peternakan Provinsi Jawa Tengah belum lama ini menyambangi Sumarno untuk mengetahui mekanisme kerja alat salon milik Sumarno.

"Dari situ dinas bisa mengembangkan alat untuk merawat kambing agar tidak berontak ketika dirawat," pungkasnya

No comments:

Post a Comment

Mohon bantuan kliknya