Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri
Showing posts with label Kereta Api. Show all posts
Showing posts with label Kereta Api. Show all posts

Tuesday, 31 July 2018

Sejarah Stasiun Maguwo

Stasiun Maguwo, Stasiun Kecil Kaya Sejarah
Kereta api Prambanan Ekspres melintas depan stasiun Maguwo Lama. Dok pri


Stasiun Maguwo merupakan satu stasiun modern yang letaknya persis berhadapan dengan Bandara Internasional Adisucipto di Yogyakarta. Stasiun yang terletak di antara stasiun Lempuyangan dan Brambanan ini menjadi contoh penting integrasi antar moda dimana moda transportasi pesawat bertemu dengan kereta api dan layanan bus Trans Jogja.

Monday, 30 July 2018

10 Momen Langka Perkeretaapian Indonesia

Kereta Api Indonesia tidak hanya terus berkembang, namun juga memiliki banyak keunikan. Satu contohnya adalah momen-momen langka dalam operasional kereta api.
 

Berikut ini adalah sepuluh momen yang jarang terjadi di dunia perkeretaapian Indonesia. Dirangkum dari berbagai daerah di pulau Jawa, kereta api Indonesia terus menghadirkan sajian yang menarik.

Friday, 1 June 2018

Beginilah Persiapan Balai Yasa Yogyakarta Hadapi Angkutan Lebaran 2018


Menghadapi datangnya angkutan Lebaran 2018, PT KAI Daop 6 Yogyakarta telah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari kereta api tambahan, rangkaian kereta api baru, dan juga perbaikan lokomotif dan genset yang dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta. 

petugas sedang melakukan perbaikan lokomotif di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis (5/4/2018). Foto: TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menjelaskan terdapat 6 kereta api tambahan pada saat masa lebaran yang meliputi Argo Lawu jurusan Gambir-Solo, Argo Dwipangga jurusan Gambir-Solo, Tatsaka  jurusan Gambir-Yogyakarta, Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya Gubeng, dan Lodaya jurusan Bandung-Solo.

"Kereta api tambahan tersebut beroperasi pada 5 Juni 2018 mendatang. Adapun kapasitas tambahan yang disediakan kereta api tambahan sejumlah 9.400-an tempat duduk per harinya," ucapnya di sela-sela pemantauan pengerjaan lokomotif di Balai Yasa, Kamis (5/4/2018).

Pada masa lebaran 2018, lanjutnya, prediksi peningkatan penumpang naik 4 persen dari lebaran tahun 2017. Sementara itu, terkait dengan pemesanan tiket untuk kereta angkutan lebaran secara resmi akan dibuka pada 16 April 2018 terhitung pada pukul 00.00.

Tuesday, 29 May 2018

Unik, Masjid Ini Berkonsep seperti Stasiun

Menyambut Ramadan, masjid Al-Ikhlas Patukan dihias layaknya stasiun dengan berbagai atribut layaknya stasiun kereta api. Dok Pri




Stasiun memiliki masjid atau musala itu biasa, namun apa jadinya bila ada masjid yang bagaikan stasiun? Itulah yang ditampilkan oleh Masjid Al-Ikhlas Patukan di Patukan, Gamping, Sleman. Memeriahkan Ramadan, Masjid ini dihias layaknya stasiun.
Ketika jam menunjukkan pukul empat sore, menara masjid mengumandangkan sesuatu yang berbeda. Nada melodi seperti yang diperdengarkan di stasiun kereta api lantang keluar dari pengeraa suara masjid. Tidak lama kemudian terdengar pengumuman.

"Mohon perhatian, sesaat lagi pasar peron masjid Al Ikhlas Patukan segera dimulai. Bagi para penumpang yang sudah memiliki tiket diharapkan segera berkumpul," demikian pengumuman tersebut berbunyi.

Tuesday, 26 December 2017

Holiday Trains: KA Istimewa dari Kanada

Holiday Trains


Rangkaian Holiday Train. Kredit: http://www.cpr.ca/holiday-train/faqs

Hadirnya kereta api di suatu wilayah tidak hanya memperlancar transportasi, namun lebih dari itu juga membawa perubahan dalam masyarakat. Tidak sedikit tradisi yang dihasilkan dengan hadirnya kereta api. Apabila di Indonesia ada budaya memasang bunga pada peluncuran kereta baru, di Kanada ada tradisi unik menjelang Natal.

Hadirnya Natal memang menjadi nuansa tersendiri yang dinantikan sebagian besar penduduk Kanada. Adalah Holiday Train yang biasa beroperasi pada November-Desember yang menjadi ciri khas datangnya Natal di negara yang memiliki simbol kebanggaan daun maple ini.

Friday, 15 December 2017

Railclinic, Klinik Berjalan di Rel


Para pecinta kereta api di Indonesia mengenal beberapa jenis KA selain KA reguler untuk penumpang dan barang. Ada KA khusus perawatan jalan rel, KA Inspeksi, hingga KA Ukur. Namun, pada akhir 2015, ada satu jenis KA baru yang muncul: KA Kesehatan.


Monday, 11 December 2017

Tiket Edmonson, Riwayatmu Dulu...

Mengenang Kembali Tiket Kereta Berbentuk Kartu

Satu dari beberapa benda yang dipajang di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara adalah tiket kereta api. Sebelum memakai tiket boarding pass seperti sekarang, perkeretaapian Indonesia pernah memakai beberapa bentuk tiket.
Seorang petugas memperlihatkan tiket jenis edmonson di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara di Jogja City Mall, belum lama ini. Tiket berbentuk kartu ini merupakan bentuk tiket yang sempat dipakai sebelum memakai tiket modern saat ini.

Sejarah panjang perkeretaapian Indonesia selain terlihat dari bentuk sarana kereta juga bisa dinikmati dari fasilitasnya. Satu contohnya adalah bentuk tiket kereta. Sekitar satu setengah abad kehadiran kereta api di Nusantara, berbagai jenis tiket telah dipakai. Namun yang benar-benar cukup lama dipakai adalah tiket edmonson.

Friday, 8 December 2017

"Membangkitkan Kembali" Lokomotif Seri BB200

Mengingat Kembali Era Dieselisasi Perkeretaapian Indonesia

 
Kepala Balai yasa Yogyakarta, Eko Purwanto berdiri di samping lokomotif diesel elektrik seri BB200 no 8 di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis (28/5). Setelah beberapa waktu lalu sukses merestorasi lokomotif Bima Kunting, PT KAI kembali melakukan restorasi pada lokomotif yang menjadi tonggak sejarah perkeretaapian di Indonesia. Kali ini lokomotif diesel elektrik seri BB200 direstorasi untuk kemudian dibawa ke Ambarawa untuk melengkapi koleksi museum perkeretaapian di sana.
Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai sejarahnya, demikian Bung Karno pernah berkata. Mengingat sejarah memang memberikan banyak pelajaran berharga, termasuk bagaiman menatap masa depan. itulah rupanya yang sedang dilakukan oleh jajaran PT Kereta Api Indonesia (KAI).

Setelah beberapa waktu lalu sukses merestorasi lokomotif Bima Kunting, PT KAI kembali melakukan restorasi pada lokomotif yang menjadi tonggak sejarah perkeretaapian di Indonesia. Kali ini lokomotif diesel elektrik seri BB200 direstorasi untuk kemudian dibawa ke Ambarawa untuk melengkapi koleksi museum perkeretaapian di sana.

PT KAI memang gencar untuk melakukan restorasi pada aset bersejarahnya. Setelah sukses merestorasi beberapa stasiun dan mengumpulkan benda bersejarah seputar perkeretaapian, sarana kereta api mendapat gilirannya. 
 
Dihimpun dari berbagai sumber, tercatat PT KAI telah sukses melakukan langkah besar menghidupkan lokomotif diesel pertama seri CC200, kemudian lokomotif uap seri E10 yang dikenal sebagai Mak Itam, lokomotif uap C12 yang dikenal sebagai Jaladara, hingga restorasi Bima Kunting yang kini sedang menanti sentuhan selanjutnya di Taman Benteng Vredeburg di Yogyakarta.

Tuesday, 24 October 2017

Stasiun Bantul yang Terlupakan




Setelah dari Stasiun Winongo, jalur KA mengarah ke selatan namun agak menyerong menuju ke Jalan Bantul lalu terus ke selatan dengan posisi di tepi barat ruas jalan. Menuju ke selatan, jalur KA ini kemudian berpotongan dengan jalur lori PG Madukismo tepat di simpang empat Kasongan. Bahkan, rel perpotongan masih tersisa dan diletakkan di sebelah barat pos polisi. Jalur lori sendiri masih bisa terlihat di sisi timur simpang empat dimana ada sisi jalan yang menonjol dan rel lori sesekali menyembul dari aspal.

Setelah dari simpang empat Kasongan, jalur KA terus menuju ke selatan memasuki ibukota kabupaten Bantul. Sebelum ke Bantul, sebetulnya di dekat simpang tiga jalan Cepit-Tembi terdapat halte. Namun, halte tersebut hilang tak berbekas.

Friday, 13 October 2017

Jejak NISM di Jembatan Sasak (Winongo)


Jembatan Sasak (Winongo)




Setelah halte ini, jalur terus mengarah ke selatan, menyeberang Ringroad Selatan. Jalur terus berada di sisi barat jalan hingga tiba di kampung Kweni. Di sini rel masuk ke perkampungan di sebelah barat. Beberapa puluh meter masuk ke perkampungan, rel bertemu dengan sungai Winongo. Di sini bekas jembatan rel di sungai Winongo masih terlihat jelas karena jembatan ini kemudian diberi beton dan dimanfaatkan oleh warga sekitar dan diberi nama Jembatan Sasak.

Wednesday, 11 October 2017

Nostalgia Jalur Kereta Api Yogya-Bantul (1)




Kunjungan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi pada akhir 2016 lalu di trase jalan rel Yogya-Magelang menguak nostalgia di dunia perkeretaapian. Tak hanya penting untuk angkutan KA lintas selatan saat ini, Yogyakarta juga pernah menjadi kota yang banyak punya jalur KA. Selain jalur KA utama lintas Solo-Kroya, Yogya juga memiliki jalur ke Bantul berlanjut ke Sewugalur dan ke Magelang. Sayangnya, dua lintas tersebut telah dinonaktifkan karena berbagai alasan.

Yogyakarta sebagai wilayah dengan potensi wisata dan pendidikan yang terus berkembang tentunya memerlukan moda tranportasi penunjang yang mumpuni. Kondisi jalan raya yang semakin padat membuat pemerintah sudah waktunya mulai mengembangkan transportasi umum misalnya kereta api.

Dalam hal perkeretaapian, Yogyakarta sendiri bukan kota yang asing dengan transportasi berbasis rel ini. Tercatat, ada banyak jalur percabangan yang berangkat maupun menuju Yogyakarta antara lain jalur Yogya-Magelang, Yogya-Pundong, dan Yogya-Palbapang-Sewugalur.


Sunday, 22 November 2015

Tusukan Kecepatan Inovasi ASUS melalui Zenfone 2 Laser



Zenfone 2 Laser, Smartphone Berkamera Hebat dengan Laser Auto Focus 



Ketika masih sekolah, ada satu pepatah yang sering diajarkan ke saya yakni “biar lambat asal selamat.” Filosofi itu boleh jadi cocok untuk beberapa kondisi, namun tidak semuanya. Satu contohnya kompetisi di dunia industri gadget alias gawai yang melesat cepat saat ini.
 
Seorang model menunjukkan Zenfone 2 Laser dalam perhelatan ZenFestival 2015 di Jakarta, Kamis (19/11/2015). Foto oleh Agung Ismiyanto untuk sangpengamat.blogspot.com

Dalam kompetisi industri ponsel pintar alias smartphone memang diperlukan inovasi yang cerdas namun cepat, juga nyaman tidak hanya ketika dipakai namun juga di kantong. Semuanya itu rupanya menjadi semangat ASUS ketika meluncurkan lini produk terbarunya dalam Zenfone 2 Laser. Sebelum mengulas lebih dalam mengenai produk unik ini, ada baiknya kita sedikit melakukan kilas balik.

Pada akhir 2014, pecinta gawai dikejutkan dengan kabar bahwa ASUS sedang menyiapkan gawai andalannya berupa ponsel pintar yang dibekali Random Access Memory (RAM) sebesar 4 Gb. Kapasitas sebesar itu digadang-gadang memberikan kemampuan tanpa lag ketika asyik memakai gawai, baik itu menjelajah dunia maya ataupun memainkan game kelas berat. Tentu saja ini menjadi perbincangan tersendiri

Monday, 22 June 2015

Amboy… Indahnya Kota Ambon! (1)


Antara Argo Wilis dan Garuda Indonesia


Meskipun ketika kecil saya pernah tinggal di Kalimantan (yang notabene Indonesia tengah), sedikit sekali pengalaman saya dengan bagian lain Indonesia. Tentunya selain pulau Jawa.


Namun beberapa waktu yang lalu, kesempatan untuk menikmati luasnya Indonesia pun datang. Pada 2013 saya berkesempatan menikmati keindahan Sumatra (inilah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau Andalas) melalui kunjungan ke kota Palembang di Sumatra Selatan. Walau hanya sehari, namun kunjungan itu menimbulkan kesan tersendiri untuk saya.


Kesempatan yang kedua datang pada akhir 2014 ketika saya berkesempatan mengunjungi kota Ambon di Maluku. Sungguh, tak terbayangkan ketika saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Ambon Manise. Sejak saya sekolah hingga kuliah, bahkan bekerja, saya memang beberapa kali bertemu dengan orang Ambon. Kesan yang saya dapat mereka kebanyakan ramah dan pandai bernyanyi (karena suara mereka kebanyakan bagus). Namun, belum ada bayangan waktu itu mengenai tanah asal teman-teman saya itu. Hingga akhirnya, pada 30 Desember 2014 saya mendapat kesempatan itu.

Tuesday, 3 February 2015

Mengantar Karya Kebanggaan Bangsa



Ternyata Indonesia Telah Mampu 

Memroduksi Lokomotif pada 1960an




Lokomotif Bima Kunting yang telah selesai dipreservasi dicuci dan diparkir di spoor cucian Balai Yasa Yogyakarta. Dok Pri
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemindahan lokomotif Bima Kunting pada Kamis (29/1/2015). Tentunya ada alasan kuat mengapa lokomotif ini menjadi pilihan untuk dipindah ke Museum Benteng Vredeburg dari kebun Balai Yasa Yogyakarta. Ke depannya, lokomotif ini akan menjadi monumen untuk menumbuhkan kecintaan pada perkeretaapian dalam negeri.

Di tengah gencarnya berbagai macam produk dan teknologi impor, siapa menyangka bangsa Indonesia sebenarnya telah cukup maju dalam teknologi. Satu contohnya adalah Bima Kunting yang merupakan lokomotif diesel produksi anak bangsa. Hebatnya, hal itu dilakukan pada 1960an!

Wednesday, 28 January 2015

Memoar 25: Saksi KLB Hijrah Presiden Soekarno

Mbah Atmo Sempat Melihat
Bung Karno Naik Kereta Api Uap

Belasan kuli angkut atau yang biasa dikenal dengan istilah porter terlihat berdiri di peron stasiun Kutoarjo siang itu. Mereka menatap ke arah barat menyongsong kedatangan KA Kutojaya Selatan yang akan segera memasuki stasiun. Ketika kereta mulai melambat, tanpa menunggu kereta berhenti mereka naik ke atas kereta untuk menyongsong rejeki: membantu mengangkut barang bawaan milik penumpang.
Petugas porter sedang melayani penumpang yang turun di stasiun Kutoarjo. Dok Pri

Dalam kumpulan belasan porter berseragam kuning tersebut, satu sosok pria lanjut usia turut berdiri menyongsong laju kereta. Meski tidak segesit porter lainnya, namun ia tanpa ragu ataupun takut meloncat ketika kereta mulai berhenti. Tidak lama kemudian ia mendapatkan klien pertamanya. Satu koper berukuran besar dipanggulnya.

Tidak ada gerakan gemetar maupun terhuyung ketika Mbah Atmo, demikian nama pria lanjut usia itu mengangkat barang bawaan milik seorang penumpang. Sigap ia mengikuti pengguna jasanya keluar menuju teras stasiun. Setelah itu upah beberapa kembar uang dua ribu dan seribu rupiah dimasukkannya ke kantong ditemani senyuman lega.

Saturday, 13 December 2014

Memoar 14: Jelajah Jalur KA Purworejo-Kutoarjo


Railfans Yogya Jelajahi Jalur Non Aktif Purworejo-Kutoarjo

Tidak sekedar menyukai untuk diri sendiri, namun juga memberikan bukti nyata. Itulah kiranya yang bisa dikatakan untuk menggambarkan aktivitas pecinta kereta api dari Yogyakarta yang tergabung dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan Railfans Yogyakarta (RF YK). Pada Minggu (16/9/2012), mereka melakukan penjelajahan jalur non aktif Purworejo-Kutoarjo sepanjang sekitar 12 kilometer tersebut.
Tim penjelajah dari IRPS dan RF YK sedang menelusuri bekas halte Batoh. Tampak di belakang jalur rel tertutup rerumputan sehingga terkesan hilang. Dok Pri

Berangkat dari kota Yogya secara terpisah, sekitar 12 orang pecinta kereta api yang identik dengan sebutan Railfans ini berkumpul di stasiun Purworejo sekitar pukul 10.00. Setelah berdiskusi di kompleks stasiun dan melakukan pengamatan, sekitar pukul 11.00 penjelajahan dilakukan dengan sepeda motor menuju Kutoarjo. Di sepanjang perjalanan, banyak hal menarik ditemukan.

Thursday, 11 December 2014

Laporan Perjalanan Uji Coba Kedua Railbus Bathara Kresna

Ketika Stasiun Wonogiri Berbenah Diri
Railbus Bathara Kresna stand by di jalur 1 Stasiun Pruwosari sebelum diberangkatkan ke Wonogiri. Dok Pri

Kalau tidak salah, sudah hampir empat tahun jalur kereta api Purwosari (Solo) ke Wonogiri tidak aktif. Sebelumnya, selama beberapa tahun jalur ini dirayapi KA Feeder Bengawan. Banyak kenangan unik penulis di jalur tersebut.

Pada Kamis (4/12/2014) kesempatan untuk menengok jalur ini pun datang kembali. PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama pemerintah daerah di sepanjang jalur mengadakan ujicoba Railbus Bathara Kresna. Sebetulnya ini bukan ujicoba yang pertama kali. Beberapa kali jalur ini dicoba baik menggunakan Railbus maupun KRDH Prameks. Bahkan seminggu sebelumnya juga ada ujicoba menggunakan railbus. Namun waktu itu saya tidak dapat ikut karena informasi yang mendadak dan sudah ada jadwal acara.

Tuesday, 9 December 2014

Memoar 11: Kepahlawanan Darman Prasetyo dan Kru KRL 1131

Mengenang Prosesi Pemakaman Masinis KRL Commuter Line 1131

Merinding…itulah yang saya rasakan ketika meliput proses penjemputan jenazah hingga pemakaman almarhum Darman Prasetyo. Masinis korban tabrakan antara Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line 1131 di Bintaro pada 9 Desember 2013 ini dimakamkan di tanah kelahiran orangtuanya di desa Jenar Wetan kecamatan Purwodadi, Purworejo.

Perasaan merinding itu bukan perasaan yang sama ketika melewati tempat wingit nan angker, ataupun ketika merasa kedinginan. Merinding itu lebih pada rasa kagum dan hormat pada apa yang dilakukan mas Darman. Perasaan merinding yang belum pernah saya alami kembali hingga saat ini.

Mata saya berkaca-kaca ketika melihat foto pemberangkatan jenazah alm Darman pada 9 Desember di Stasiun Gambir. Menggunakan KA Argo Lawu, jenazah dipulangkan ke Purworejo untuk pemakaman. Proses pengiriman jenazah menggunakan KA ini termasuk momen langka.

Bukan, bukan itu yang membuat saya merasa kagum dan terharu. Di koran Jawa Pos, foto pemberangkatan sungguh dramatis. Ratusan karyawan PT kereta Api Indonesia (KAI) memberi hormat ketika semboyan 40, 41 dan 35 dilakukan. Mulai dari petinggi hingga karyawan di lapangan, semuanya larut dalam suasana khidmat memberikan penghormatan terakhir pada rekan mereka yang gugur ketika menjalankan tugas di lapangan.
Ratusan Karyawan PT KAI memberi hormat ketika KA Argo Lawu yang membawa jenazah masinis KRL 1131 Darman Prasetyo diberangkatkan dari stasiun Gambir, Jakarta. Sumber: Jawa Pos

Sorot kamera menangkap, tidak sedikit mereka yang ikut memberi hormat itu berkaca-kaca kedua matanya. Tak sedikit yang terisak ketika kereta perlahan meninggalkan stasiun khusus kereta kelas eksekutif tersebut.

Saturday, 6 December 2014

Jalan-Jalan ke Madiun dan Sekitarnya (2)

Blusukan ke Pabrik Sarana Perkeretaapian Satu-satunya di Asia Tenggara

Tiba di kawasan INKA yang terletak di utara stasiun Madiun, rombongan ditemui oleh perwakilan INKA, Wiweka Saputro dan sejumlah staff Humas. Direktur Keuangan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT INKA‎ Mohamad Nur Sodiq yang direncanakan menemui rombongan dari Purwokerto ini berhalangan karena sedang mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta.
Rombongan PT KAI diterima jajaran Humas INKA di aula. Dok Pri

Wiweka pun ramah menyambut kedatangan rombongan DAOP V dan awak media. Menurutnya, INKA sudah banyak mendapat kunjungan tidak hanya dari user produk INKA namun juga dari berbagai komunitas pecinta Kereta Api. Ia mengungkapkan, setiap kunjungan merupakan kesempatan yang berharga untuk INKA memperkenalkan produknya. Karena itu, ia mengapresiasi kedatangan rombongan.

“Kami sangat senang dan bangga ada kunjungan dari user produk INKA dalam hal ini PT KAI. Selain itu, kami juga menyambut kedatangan rekan media massa. Semoga kunjungan kali ini dapat membawa manfaat,” katanya.

Setelah saling beramah-tamah, sejarah singkat INKA pun dipaparkan oleh staff humas. Dalam kesempatan itu, penjelasan juga disertai slide yang menggambarkan perkembangan INKA yang menempati lahan seluas 22,5 Ha ini.

Friday, 5 December 2014

Jalan-jalan ke Madiun dan Sekitarnya (1)

Menuju ke Madiun Sembari Melepas Lelah di Telaga Sarangan

Sebagai railfans, adalah hal yang wajar untuk terus mengenal seluk-beluk dunia perkeretaapian, satu di antaranya adalah sarana. Setelah beberapa waktu yang lalu melihat proses perawatan sarana perkeretaapian di Balai Yasa Yogyakarta dan proses pelatihan masinis di Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta, kali ini pabrik pembuat sarana perkeretaapian yang menjadi tujuan.

Adalah PT Industri Kereta Api (INKA) yang menjadi tujuan kunjungan saya pada pertengahan November lalu. Banyak hal saya pelajari dari pabrik sarana perkeretaapian kebanggaan bangsa Indonesia ini. 

Di tengah derasnya gempuran produk dan teknologi impor, ternyata bangsa Indonesia telah memiliki keunggulan di bidang kereta api. Hal itu terlihat dari keberadaan PT INKA di Madiun yang merupakan satu-satunya pabrik Kereta Api (KA) di kawasan Asia Tenggara sampai saat ini.

Sebagai produsen sarana perkeretaapian, PT INKA telah menghasilkan banyak produk yang dipakai di dalam dan luar negeri. Mulai dari kereta penumpang berbagai kelas, gerbong barang hingga lokomotif telah dibuat oleh perusahaan yang diprakarsai BJ Habibie ini.

Pekan lalu, PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop V Purwokerto sebagai satu dari beberapa klien PT INKA melakukan kunjungan ke pabrik yang terletak di kawasan Stasiun Madiun. Dalam kunjungan tersebut, beberapa awak media termasuk penulis turut diajak untuk melihat proses pembuatan sarana perkeretaapian.

Rombongan PT KAI yang dipimpin Corporate Communication Manager Daop V, Surono berangkat dari Purwokerto bersama sejumlah wartawan. Menggunakan KA Gaya Baru Malam Selatan, rombongan pun bertolak ke Madiun. Perjalanan yang diharapkan cukup lancar sempat tersendat karena kedatangan KA GBMS yang terlambat sekitar 20 menit di Stasiun Purwokerto.
Stasiun Lempuyangan yang tidak terlalu ramai menjelang kedatangan KA Gaya Baru Malam Selatan. Dok Pri

Menggunakan perhitungan tersebut, sambil terus mengontak pak Surono, penulis pun menunggu di Stasiun Lempuyangan mulai pukul 19.00. Menjelang pukul 19.30 yang merupakan waktu kedatangan normal KA GBMS, PPKA stasiun Lempuyangan mengumumkan bahwa KA GBMS diperkirakan mengalami keterlambatan sekitar 40 menit.

Jadilah kereta kemudian masuk ke Lempuyangan sekitar pukul 20.15. Setelah mendapatkan tiket keberangkatan dan kepulangan, penulis pun bergegas masuk ke kereta 1 dimana jajaran DAOP V dan media telah menunggu. Tidak lama kemudian KA GBMS berangkat menuju Madiun.

Mohon bantuan kliknya