Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri
Showing posts with label Stasiun. Show all posts
Showing posts with label Stasiun. Show all posts

Tuesday, 31 July 2018

Sejarah Stasiun Maguwo

Stasiun Maguwo, Stasiun Kecil Kaya Sejarah
Kereta api Prambanan Ekspres melintas depan stasiun Maguwo Lama. Dok pri


Stasiun Maguwo merupakan satu stasiun modern yang letaknya persis berhadapan dengan Bandara Internasional Adisucipto di Yogyakarta. Stasiun yang terletak di antara stasiun Lempuyangan dan Brambanan ini menjadi contoh penting integrasi antar moda dimana moda transportasi pesawat bertemu dengan kereta api dan layanan bus Trans Jogja.

Monday, 30 July 2018

10 Momen Langka Perkeretaapian Indonesia

Kereta Api Indonesia tidak hanya terus berkembang, namun juga memiliki banyak keunikan. Satu contohnya adalah momen-momen langka dalam operasional kereta api.
 

Berikut ini adalah sepuluh momen yang jarang terjadi di dunia perkeretaapian Indonesia. Dirangkum dari berbagai daerah di pulau Jawa, kereta api Indonesia terus menghadirkan sajian yang menarik.

Friday, 1 June 2018

Beginilah Persiapan Balai Yasa Yogyakarta Hadapi Angkutan Lebaran 2018


Menghadapi datangnya angkutan Lebaran 2018, PT KAI Daop 6 Yogyakarta telah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari kereta api tambahan, rangkaian kereta api baru, dan juga perbaikan lokomotif dan genset yang dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta. 

petugas sedang melakukan perbaikan lokomotif di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis (5/4/2018). Foto: TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menjelaskan terdapat 6 kereta api tambahan pada saat masa lebaran yang meliputi Argo Lawu jurusan Gambir-Solo, Argo Dwipangga jurusan Gambir-Solo, Tatsaka  jurusan Gambir-Yogyakarta, Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya Gubeng, dan Lodaya jurusan Bandung-Solo.

"Kereta api tambahan tersebut beroperasi pada 5 Juni 2018 mendatang. Adapun kapasitas tambahan yang disediakan kereta api tambahan sejumlah 9.400-an tempat duduk per harinya," ucapnya di sela-sela pemantauan pengerjaan lokomotif di Balai Yasa, Kamis (5/4/2018).

Pada masa lebaran 2018, lanjutnya, prediksi peningkatan penumpang naik 4 persen dari lebaran tahun 2017. Sementara itu, terkait dengan pemesanan tiket untuk kereta angkutan lebaran secara resmi akan dibuka pada 16 April 2018 terhitung pada pukul 00.00.

Sunday, 17 December 2017

Aksi Perdana Railclinic di Purworejo

Armada Railclinic yang terparkir di jalur 1 stasiun Wojo dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berobat, Sabtu (19/12). Setelah dibuat dan diluncurkan, armada kesehatan pertama di Indonesia milik PT KAI yakni Railclinic akhirnya dioperasikan. Stasiun Wojo di Purworejo mendapat kesempatan perdana menikmati layanan ini.
Setelah dipersiapkan dan kemudian diluncurkan pada awal Desember 2015, akhirnya armada kereta api (KA) Kesehatan "Railclinic" dioperasikan. Aksi perdana kereta yang dikhususkan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini digelar di stasiun Wojo, Sabtu (19/12/2015).

Ratusan warga yang telah mendapatkan informasi sejak beberapa hari kemudian berjubel memadati stasiun yang terletak di desa Dadirejo kecamatan Bagelen, Purworejo, sejak pagi. Tenda dan kursi yang disediakan panitia pun berangsur penuh.


Monday, 11 December 2017

Tiket Edmonson, Riwayatmu Dulu...

Mengenang Kembali Tiket Kereta Berbentuk Kartu

Satu dari beberapa benda yang dipajang di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara adalah tiket kereta api. Sebelum memakai tiket boarding pass seperti sekarang, perkeretaapian Indonesia pernah memakai beberapa bentuk tiket.
Seorang petugas memperlihatkan tiket jenis edmonson di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara di Jogja City Mall, belum lama ini. Tiket berbentuk kartu ini merupakan bentuk tiket yang sempat dipakai sebelum memakai tiket modern saat ini.

Sejarah panjang perkeretaapian Indonesia selain terlihat dari bentuk sarana kereta juga bisa dinikmati dari fasilitasnya. Satu contohnya adalah bentuk tiket kereta. Sekitar satu setengah abad kehadiran kereta api di Nusantara, berbagai jenis tiket telah dipakai. Namun yang benar-benar cukup lama dipakai adalah tiket edmonson.

Tuesday, 21 November 2017

Mengunjungi 24 Stasiun di Wilayah Kerja PT KAI Daop 6 Yogyakarta

Perpisahan yang Mengesankan
Meski kejadian di tulisan ini telah lama berlalu, namun tak pelak, tetap meninggalkan kesan di hati sebagian pecinta kereta api alias railfans di Yogyakarta. Karena itu, tidak ada salahnya menikmati kenangan luar biasa ketika pecinta kereta api merasakan keramahan dan kekeluargaan dari para pimpinan operator kereta api.
Inilah kisah berkesan itu...

Meski telah dilantik sebagai Executive Vice President (EVP) PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 8 Surabaya, namun Wiwik Widayanti ingin meninggalkan jejak positif di tempat kerjanya yang lama. Ia yang selama setahun sebelumnya menjabat sebagai EVP Daop 6 Yogyakarta berpamitan kepada segenap jajarannya. Bukan sembarang pamitan, Wiwik mengunjungi seluruh stasiun aktif di Daop 6.
Pada Sabtu (17/10/2015) pagi, stasiun Tugu Yogyakarta terlihat ramai oleh penumpang baik penumpang KA jarak jauh maupun lokal. Menjelang pukul 07.00, satu rangkaian kereta rel diesel (KRD) jenis MCW302 meluncur pelan dari timur memasuki jalur 4. Anehnya, tidak ada penumpang yang bersiap naik. Justru, puluhan pegawai PT KAI Daop 6 yang menunggu dan bersiap naik, ditambah beberapa pecinta kereta api dari Yogyakarta dan Solo.

Wednesday, 11 October 2017

Nostalgia Jalur Kereta Api Yogya-Bantul (1)




Kunjungan Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi pada akhir 2016 lalu di trase jalan rel Yogya-Magelang menguak nostalgia di dunia perkeretaapian. Tak hanya penting untuk angkutan KA lintas selatan saat ini, Yogyakarta juga pernah menjadi kota yang banyak punya jalur KA. Selain jalur KA utama lintas Solo-Kroya, Yogya juga memiliki jalur ke Bantul berlanjut ke Sewugalur dan ke Magelang. Sayangnya, dua lintas tersebut telah dinonaktifkan karena berbagai alasan.

Yogyakarta sebagai wilayah dengan potensi wisata dan pendidikan yang terus berkembang tentunya memerlukan moda tranportasi penunjang yang mumpuni. Kondisi jalan raya yang semakin padat membuat pemerintah sudah waktunya mulai mengembangkan transportasi umum misalnya kereta api.

Dalam hal perkeretaapian, Yogyakarta sendiri bukan kota yang asing dengan transportasi berbasis rel ini. Tercatat, ada banyak jalur percabangan yang berangkat maupun menuju Yogyakarta antara lain jalur Yogya-Magelang, Yogya-Pundong, dan Yogya-Palbapang-Sewugalur.


Wednesday, 28 January 2015

Memoar 25: Saksi KLB Hijrah Presiden Soekarno

Mbah Atmo Sempat Melihat
Bung Karno Naik Kereta Api Uap

Belasan kuli angkut atau yang biasa dikenal dengan istilah porter terlihat berdiri di peron stasiun Kutoarjo siang itu. Mereka menatap ke arah barat menyongsong kedatangan KA Kutojaya Selatan yang akan segera memasuki stasiun. Ketika kereta mulai melambat, tanpa menunggu kereta berhenti mereka naik ke atas kereta untuk menyongsong rejeki: membantu mengangkut barang bawaan milik penumpang.
Petugas porter sedang melayani penumpang yang turun di stasiun Kutoarjo. Dok Pri

Dalam kumpulan belasan porter berseragam kuning tersebut, satu sosok pria lanjut usia turut berdiri menyongsong laju kereta. Meski tidak segesit porter lainnya, namun ia tanpa ragu ataupun takut meloncat ketika kereta mulai berhenti. Tidak lama kemudian ia mendapatkan klien pertamanya. Satu koper berukuran besar dipanggulnya.

Tidak ada gerakan gemetar maupun terhuyung ketika Mbah Atmo, demikian nama pria lanjut usia itu mengangkat barang bawaan milik seorang penumpang. Sigap ia mengikuti pengguna jasanya keluar menuju teras stasiun. Setelah itu upah beberapa kembar uang dua ribu dan seribu rupiah dimasukkannya ke kantong ditemani senyuman lega.

Saturday, 13 December 2014

Memoar 14: Jelajah Jalur KA Purworejo-Kutoarjo


Railfans Yogya Jelajahi Jalur Non Aktif Purworejo-Kutoarjo

Tidak sekedar menyukai untuk diri sendiri, namun juga memberikan bukti nyata. Itulah kiranya yang bisa dikatakan untuk menggambarkan aktivitas pecinta kereta api dari Yogyakarta yang tergabung dari Indonesian Railway Preservation Society (IRPS) dan Railfans Yogyakarta (RF YK). Pada Minggu (16/9/2012), mereka melakukan penjelajahan jalur non aktif Purworejo-Kutoarjo sepanjang sekitar 12 kilometer tersebut.
Tim penjelajah dari IRPS dan RF YK sedang menelusuri bekas halte Batoh. Tampak di belakang jalur rel tertutup rerumputan sehingga terkesan hilang. Dok Pri

Berangkat dari kota Yogya secara terpisah, sekitar 12 orang pecinta kereta api yang identik dengan sebutan Railfans ini berkumpul di stasiun Purworejo sekitar pukul 10.00. Setelah berdiskusi di kompleks stasiun dan melakukan pengamatan, sekitar pukul 11.00 penjelajahan dilakukan dengan sepeda motor menuju Kutoarjo. Di sepanjang perjalanan, banyak hal menarik ditemukan.

Thursday, 11 December 2014

Laporan Perjalanan Uji Coba Kedua Railbus Bathara Kresna

Ketika Stasiun Wonogiri Berbenah Diri
Railbus Bathara Kresna stand by di jalur 1 Stasiun Pruwosari sebelum diberangkatkan ke Wonogiri. Dok Pri

Kalau tidak salah, sudah hampir empat tahun jalur kereta api Purwosari (Solo) ke Wonogiri tidak aktif. Sebelumnya, selama beberapa tahun jalur ini dirayapi KA Feeder Bengawan. Banyak kenangan unik penulis di jalur tersebut.

Pada Kamis (4/12/2014) kesempatan untuk menengok jalur ini pun datang kembali. PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama pemerintah daerah di sepanjang jalur mengadakan ujicoba Railbus Bathara Kresna. Sebetulnya ini bukan ujicoba yang pertama kali. Beberapa kali jalur ini dicoba baik menggunakan Railbus maupun KRDH Prameks. Bahkan seminggu sebelumnya juga ada ujicoba menggunakan railbus. Namun waktu itu saya tidak dapat ikut karena informasi yang mendadak dan sudah ada jadwal acara.

Tuesday, 9 December 2014

Memoar 11: Kepahlawanan Darman Prasetyo dan Kru KRL 1131

Mengenang Prosesi Pemakaman Masinis KRL Commuter Line 1131

Merinding…itulah yang saya rasakan ketika meliput proses penjemputan jenazah hingga pemakaman almarhum Darman Prasetyo. Masinis korban tabrakan antara Kereta Rel Listrik (KRL) Commuter Line 1131 di Bintaro pada 9 Desember 2013 ini dimakamkan di tanah kelahiran orangtuanya di desa Jenar Wetan kecamatan Purwodadi, Purworejo.

Perasaan merinding itu bukan perasaan yang sama ketika melewati tempat wingit nan angker, ataupun ketika merasa kedinginan. Merinding itu lebih pada rasa kagum dan hormat pada apa yang dilakukan mas Darman. Perasaan merinding yang belum pernah saya alami kembali hingga saat ini.

Mata saya berkaca-kaca ketika melihat foto pemberangkatan jenazah alm Darman pada 9 Desember di Stasiun Gambir. Menggunakan KA Argo Lawu, jenazah dipulangkan ke Purworejo untuk pemakaman. Proses pengiriman jenazah menggunakan KA ini termasuk momen langka.

Bukan, bukan itu yang membuat saya merasa kagum dan terharu. Di koran Jawa Pos, foto pemberangkatan sungguh dramatis. Ratusan karyawan PT kereta Api Indonesia (KAI) memberi hormat ketika semboyan 40, 41 dan 35 dilakukan. Mulai dari petinggi hingga karyawan di lapangan, semuanya larut dalam suasana khidmat memberikan penghormatan terakhir pada rekan mereka yang gugur ketika menjalankan tugas di lapangan.
Ratusan Karyawan PT KAI memberi hormat ketika KA Argo Lawu yang membawa jenazah masinis KRL 1131 Darman Prasetyo diberangkatkan dari stasiun Gambir, Jakarta. Sumber: Jawa Pos

Sorot kamera menangkap, tidak sedikit mereka yang ikut memberi hormat itu berkaca-kaca kedua matanya. Tak sedikit yang terisak ketika kereta perlahan meninggalkan stasiun khusus kereta kelas eksekutif tersebut.

Saturday, 29 November 2014

Memoar 5: Kisah Kondektur Perempuan di KA Prameks

Tetap Tersenyum Walau Ada yang Menggoda
Isna sedang bertugas sebagai KP KA Prameks. Meski berkecimpung di dunia kereta api yang identik dengan dunia teknis, namun kelembutan dan pembawaan yang ramah membawa nuansa tersendiri. Dok Pri







Kereta api menyimpan banyak cerita menarik yang sepertinya tidak akan habis diulas. Misalnya saja, meski hal ini sudah cukup lama terjadi yaitu pada awal 2012, namun sampai sekarang masih cukup relevan. Hal menarik yang akan dibahas kali ini adalah keberadaan kru kereta perempuan.

Selama ini dunia perkeretaapian oleh banyak pihak dianggap identik dengan dunianya para laki-laki. Para perempuan pun sebenarnya juga berperan, namun masih dalam hal tertentu yang terbatas misalnya petugas loket, pramugari, hingga karyawan administrasi.

Namun, sejak kepemimpinan Ignasius Jonan, PT Kereta Api Indonesia terus berbenah. Satu di antaranya adalah peningkatan peran perempuan di perkeretaapian.

Thursday, 6 November 2014

Membezuk Stasiun Purworejo



Agar tidak merusak kesan klasik, maka jam modern yang ada di stasiun untuk sementara dicopot


Layaknya hubungan pertemanan, ketika ada rekan yang sakit sudah sewajarnya menengok. Demikian pula kawan lama pun tak dilupakan. Apabila ada waktu, ada baiknya berkunjung ke karib yang lama tak berjumpa.

Itulah yang dialami oleh stasiun Purworejo. Sejak mati suri pada November 2010, praktis tak ada kegiatan pemmberhentian maupun pemberangkatan kereta. Stasiun yang bahkan telah dipugar oleh pemiliknya yaitu PT Kereta Api Indonesia sepi meski bangunan berdiri megah menjulang. Sayang memang, tapi mau bagaimana lagi.

Namun, rupanya si cantik yang merana ini tak melulu harus dirundung sepi. Pada awal November 2014 ini mulai terlihat geliat di sekitarnya.

Wednesday, 2 February 2011

Mengapa Saya Suka Kereta Api (2)

    Walaupun sejak kecil sudah menyukai kereta api, namun wujud kesukaan itu baru sebatas meminta orang tua untuk membelikan mainan kereta api, belum se-ekstrim sekarang :p. Ketika saya kelas 5 dan 6 SD sampai berakhirnya masa SMA, kecintaan saya terhadap kereta api seakan meredup, namun tidak padam. Berbagai kesibukan yang silih berganti, seakan menutup mata saya dari kereta api yang sebenarnya memiliki jalur dekat rumah. Hingga, tiba akhirnya masa kuliah saya. Saat itu adalah masa-masa semester akhir perkuliahan aktif. Ketika saya sedang sibuk mengerjakan skripsi saya, tiba-tiba sebuah undangan pernikahan datang dari kota Jakarta; kakak sepupu saya akan menikah. Bersama dengan ibu, saya terlebih dahulu berangkat ke Jakarta, Ayah dan adik saya akan menyusul. Kami memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan Kereta Api, naik KA Fajar Utama dari Stasiun Tugu Yogyakarta.
KA Fajar Utama dari Yogyakarta tujuan Jakarta terpaksa ditarik ke stasiun Kretek setelah anjlok. Dok Pri

    Perjalanan yang kami kira akan mulus ternyata tidak berjalan semestinya. Ketika kereta melaju selepas stasiun Kretek (kalau tidak salah stasiun setelah Purwokerto), laju kereta tiba-tiba menjadianeh. Terdengar bunyi “gruk-gruk-gruk” dari bawah kereta dan kereta pun berhenti, cukup lama padahal bukan di stasiun. Kereta sedang akan melintas di sebuah jembatan yang sedang diperbaiki. Ketika saya melihat ke luar kereta, beberapa pekerja perbaikan jembatan melambai-lambaikan bendera merah. Hal itu tentu saja membuat beberapa penumpang mulai bertanya-tanya; apa yang sedang terjadi? Seorang pedagang asongan yang berjalan dari kereta (bukan gerbong) bagian depan memberitahu kami bahwa kereta nomor 1 (di belakang lokomotif) anjlok. Kepanikan melanda penumpang: bagaimana kalau kereta ini ditabrak dari arah depan atau di sundul kereta di belakangnya? Tak lama kemudian muncul pak Kondektur yang memberi tahu bahwa sebentar lagi lokomotif penolong akan dikirim dari Purwokerto untuk menarik rangkaian ke stasiun Kretek, stasiun yang baru kami lalui. Setelah rangkaian ditarik ke stasiun Kretek, mulailah masa “penantian” kami, para penumpang.

Mohon bantuan kliknya