Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Tuesday, 8 February 2011

Pohon Beringin dan Pohon Bambu

    Kehidupan ini terkadang begitu rapuh. Ada terlalu banyak hal yang harus diperbuat agar dapat menjalani hidup ini dengan keyakinan penuh. Begitulah yang terlintas di kepala saya ketika melintas di Alun-Alun Kidul (Selatan) Kraton Jogja kemaren. Bukan Kraton yang menjadi perhatian saya, akan tetapi sebatang pohon Beringin besar yang tumbang di dekat tembok.
    Pohon Beringin berukuran sangat besar itu tumbang karena tersapu kencangnya tiupan angin yang sering melanda Jogja akhir-akhir ini. Ketika saya melintas, pohon itu sudah sebagian dipotong-potong dengan gergaji.
    Saya berpikir bahwa kehidupan kita di dunia ini ibarat sebatang pohon. Ajaran tentang keimanan pun memberi contoh cukup banyak tentang pohon; Alkitab memiliki ayat tentang pohon sejumlah 347 ayat. Banyaknya ayat, walau tak sebanyak ayat tentang uang, namun menunjukkan pentingnya pohon sebagai gambaran kehidupan.

    Ada banyak contoh pohon sebagai gambaran kehidupan: Pohon Kehidupan, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, pohon ara, pohon tarbantin, pohon tamariska, dan masih banyak yang lainnya. Namun, kali ini saya tidak akan membahas pohon-pohon tersebut. Fokus saya hanya pada pohon Beringin dan pohon Bambu, yang mungkin malah tak ada di Alkitab.

Wednesday, 2 February 2011

Mengapa Saya Suka Kereta Api (2)

    Walaupun sejak kecil sudah menyukai kereta api, namun wujud kesukaan itu baru sebatas meminta orang tua untuk membelikan mainan kereta api, belum se-ekstrim sekarang :p. Ketika saya kelas 5 dan 6 SD sampai berakhirnya masa SMA, kecintaan saya terhadap kereta api seakan meredup, namun tidak padam. Berbagai kesibukan yang silih berganti, seakan menutup mata saya dari kereta api yang sebenarnya memiliki jalur dekat rumah. Hingga, tiba akhirnya masa kuliah saya. Saat itu adalah masa-masa semester akhir perkuliahan aktif. Ketika saya sedang sibuk mengerjakan skripsi saya, tiba-tiba sebuah undangan pernikahan datang dari kota Jakarta; kakak sepupu saya akan menikah. Bersama dengan ibu, saya terlebih dahulu berangkat ke Jakarta, Ayah dan adik saya akan menyusul. Kami memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan Kereta Api, naik KA Fajar Utama dari Stasiun Tugu Yogyakarta.
KA Fajar Utama dari Yogyakarta tujuan Jakarta terpaksa ditarik ke stasiun Kretek setelah anjlok. Dok Pri

    Perjalanan yang kami kira akan mulus ternyata tidak berjalan semestinya. Ketika kereta melaju selepas stasiun Kretek (kalau tidak salah stasiun setelah Purwokerto), laju kereta tiba-tiba menjadianeh. Terdengar bunyi “gruk-gruk-gruk” dari bawah kereta dan kereta pun berhenti, cukup lama padahal bukan di stasiun. Kereta sedang akan melintas di sebuah jembatan yang sedang diperbaiki. Ketika saya melihat ke luar kereta, beberapa pekerja perbaikan jembatan melambai-lambaikan bendera merah. Hal itu tentu saja membuat beberapa penumpang mulai bertanya-tanya; apa yang sedang terjadi? Seorang pedagang asongan yang berjalan dari kereta (bukan gerbong) bagian depan memberitahu kami bahwa kereta nomor 1 (di belakang lokomotif) anjlok. Kepanikan melanda penumpang: bagaimana kalau kereta ini ditabrak dari arah depan atau di sundul kereta di belakangnya? Tak lama kemudian muncul pak Kondektur yang memberi tahu bahwa sebentar lagi lokomotif penolong akan dikirim dari Purwokerto untuk menarik rangkaian ke stasiun Kretek, stasiun yang baru kami lalui. Setelah rangkaian ditarik ke stasiun Kretek, mulailah masa “penantian” kami, para penumpang.

Tuesday, 1 February 2011

Belajar dari Iklan Rokok

           
          Dari dulu saya sangat membenci rokok. Sejak kecil orangtua saya mengajarkan untuk menjauhi rokok maupun perokoknya. Waktu itu saya belum mengerti benar sampai akhirnya, ketika saya duduk di bangku kuliah di semester 3, saya terkena bronchitis. Untuk pertama kali dalam hidup saya saya merasa sangat ketakutan ketika setiap hari saya batuk darah. Dari dokter yang memeriksa saya-lah saya tahu penyebab sakit saya. Walau saya tidak merokok, namun karena lingkungan pergaulan di kampus saya terdapat banyak perokok, maka saya menghirup asap rokok setiap hari, dengan kata lain saya menjadi perokok pasif. Karena itulah, sampai sekarang saya sangat membenci rokok. Bagi saya, rokok itu ibarat bom dan perokok adalah pengebom bunuh diri. Namun, mereka membunuh orang-orang di sekitar mereka dengan perlahan, dengan asap beracun yang mereka keluarkan setiap mereka merokok.

Betapa Baiknya Tuhan

Betapa Baiknya Tuhan

Tak ada cukup kata yang bisa menggambarkan betapa baiknya Engkau, Tuhan
Aku hanya bisa diam, terpaku, dan takjub
Atas segala yang Engkau perbuat
Hatiku tergetar dan diam, Engkau sungguh baik…

Lidahku kelu dan kaku
Tak ada cukup hidupku untuk membalas kebaikanMu
Yang ada hanya satu
Aku mau berdiam di dekatMu
(27-01-2011)

Mohon bantuan kliknya