Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri
Showing posts with label Yogyakarta. Show all posts
Showing posts with label Yogyakarta. Show all posts

Friday, 1 June 2018

Beginilah Persiapan Balai Yasa Yogyakarta Hadapi Angkutan Lebaran 2018


Menghadapi datangnya angkutan Lebaran 2018, PT KAI Daop 6 Yogyakarta telah melakukan berbagai persiapan. Mulai dari kereta api tambahan, rangkaian kereta api baru, dan juga perbaikan lokomotif dan genset yang dilakukan di Balai Yasa Yogyakarta. 

petugas sedang melakukan perbaikan lokomotif di Balai Yasa Yogyakarta, Kamis (5/4/2018). Foto: TRIBUNJOGJA.COM / Kurniatul Hidayah

Manajer Humas PT KAI Daop 6 Yogyakarta, Eko Budiyanto menjelaskan terdapat 6 kereta api tambahan pada saat masa lebaran yang meliputi Argo Lawu jurusan Gambir-Solo, Argo Dwipangga jurusan Gambir-Solo, Tatsaka  jurusan Gambir-Yogyakarta, Sancaka jurusan Yogyakarta-Surabaya Gubeng, dan Lodaya jurusan Bandung-Solo.

"Kereta api tambahan tersebut beroperasi pada 5 Juni 2018 mendatang. Adapun kapasitas tambahan yang disediakan kereta api tambahan sejumlah 9.400-an tempat duduk per harinya," ucapnya di sela-sela pemantauan pengerjaan lokomotif di Balai Yasa, Kamis (5/4/2018).

Pada masa lebaran 2018, lanjutnya, prediksi peningkatan penumpang naik 4 persen dari lebaran tahun 2017. Sementara itu, terkait dengan pemesanan tiket untuk kereta angkutan lebaran secara resmi akan dibuka pada 16 April 2018 terhitung pada pukul 00.00.

Sunday, 17 December 2017

Aksi Perdana Railclinic di Purworejo

Armada Railclinic yang terparkir di jalur 1 stasiun Wojo dipenuhi oleh masyarakat yang ingin berobat, Sabtu (19/12). Setelah dibuat dan diluncurkan, armada kesehatan pertama di Indonesia milik PT KAI yakni Railclinic akhirnya dioperasikan. Stasiun Wojo di Purworejo mendapat kesempatan perdana menikmati layanan ini.
Setelah dipersiapkan dan kemudian diluncurkan pada awal Desember 2015, akhirnya armada kereta api (KA) Kesehatan "Railclinic" dioperasikan. Aksi perdana kereta yang dikhususkan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini digelar di stasiun Wojo, Sabtu (19/12/2015).

Ratusan warga yang telah mendapatkan informasi sejak beberapa hari kemudian berjubel memadati stasiun yang terletak di desa Dadirejo kecamatan Bagelen, Purworejo, sejak pagi. Tenda dan kursi yang disediakan panitia pun berangsur penuh.


Monday, 11 December 2017

Tiket Edmonson, Riwayatmu Dulu...

Mengenang Kembali Tiket Kereta Berbentuk Kartu

Satu dari beberapa benda yang dipajang di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara adalah tiket kereta api. Sebelum memakai tiket boarding pass seperti sekarang, perkeretaapian Indonesia pernah memakai beberapa bentuk tiket.
Seorang petugas memperlihatkan tiket jenis edmonson di stand PT Kereta Api Indonesia dalam Pameran Koleksi Unggulan Museum DIY dan Nusantara di Jogja City Mall, belum lama ini. Tiket berbentuk kartu ini merupakan bentuk tiket yang sempat dipakai sebelum memakai tiket modern saat ini.

Sejarah panjang perkeretaapian Indonesia selain terlihat dari bentuk sarana kereta juga bisa dinikmati dari fasilitasnya. Satu contohnya adalah bentuk tiket kereta. Sekitar satu setengah abad kehadiran kereta api di Nusantara, berbagai jenis tiket telah dipakai. Namun yang benar-benar cukup lama dipakai adalah tiket edmonson.

Tuesday, 21 November 2017

Mengunjungi 24 Stasiun di Wilayah Kerja PT KAI Daop 6 Yogyakarta

Perpisahan yang Mengesankan
Meski kejadian di tulisan ini telah lama berlalu, namun tak pelak, tetap meninggalkan kesan di hati sebagian pecinta kereta api alias railfans di Yogyakarta. Karena itu, tidak ada salahnya menikmati kenangan luar biasa ketika pecinta kereta api merasakan keramahan dan kekeluargaan dari para pimpinan operator kereta api.
Inilah kisah berkesan itu...

Meski telah dilantik sebagai Executive Vice President (EVP) PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop 8 Surabaya, namun Wiwik Widayanti ingin meninggalkan jejak positif di tempat kerjanya yang lama. Ia yang selama setahun sebelumnya menjabat sebagai EVP Daop 6 Yogyakarta berpamitan kepada segenap jajarannya. Bukan sembarang pamitan, Wiwik mengunjungi seluruh stasiun aktif di Daop 6.
Pada Sabtu (17/10/2015) pagi, stasiun Tugu Yogyakarta terlihat ramai oleh penumpang baik penumpang KA jarak jauh maupun lokal. Menjelang pukul 07.00, satu rangkaian kereta rel diesel (KRD) jenis MCW302 meluncur pelan dari timur memasuki jalur 4. Anehnya, tidak ada penumpang yang bersiap naik. Justru, puluhan pegawai PT KAI Daop 6 yang menunggu dan bersiap naik, ditambah beberapa pecinta kereta api dari Yogyakarta dan Solo.

Tuesday, 24 October 2017

Stasiun Bantul yang Terlupakan




Setelah dari Stasiun Winongo, jalur KA mengarah ke selatan namun agak menyerong menuju ke Jalan Bantul lalu terus ke selatan dengan posisi di tepi barat ruas jalan. Menuju ke selatan, jalur KA ini kemudian berpotongan dengan jalur lori PG Madukismo tepat di simpang empat Kasongan. Bahkan, rel perpotongan masih tersisa dan diletakkan di sebelah barat pos polisi. Jalur lori sendiri masih bisa terlihat di sisi timur simpang empat dimana ada sisi jalan yang menonjol dan rel lori sesekali menyembul dari aspal.

Setelah dari simpang empat Kasongan, jalur KA terus menuju ke selatan memasuki ibukota kabupaten Bantul. Sebelum ke Bantul, sebetulnya di dekat simpang tiga jalan Cepit-Tembi terdapat halte. Namun, halte tersebut hilang tak berbekas.

Friday, 13 October 2017

Jejak NISM di Jembatan Sasak (Winongo)


Jembatan Sasak (Winongo)




Setelah halte ini, jalur terus mengarah ke selatan, menyeberang Ringroad Selatan. Jalur terus berada di sisi barat jalan hingga tiba di kampung Kweni. Di sini rel masuk ke perkampungan di sebelah barat. Beberapa puluh meter masuk ke perkampungan, rel bertemu dengan sungai Winongo. Di sini bekas jembatan rel di sungai Winongo masih terlihat jelas karena jembatan ini kemudian diberi beton dan dimanfaatkan oleh warga sekitar dan diberi nama Jembatan Sasak.

Thursday, 19 February 2015

Uniknya Kotagede Night Tour

Melihat Kotaraja di Malam Hari

Sebagai bekas Ibukota Kerajaan Mataram, Kotagede menyimpan banyak peninggalan bersejarah selain pesona kerajinan peraknya. Berbagai situs peninggalan sejarah masa lalu bertebaran di daerah ini.
Para peserta Kotagede Night Tour sedang mengikuti rute tour. Dok Massatrust




Berbagai cara pun bisa ditempuh untuk menikmati dan mengagumi pesona lampau tersebut. Selain tur umum yang banyak ditawarkan agen perjalanan wisata pada umumnya, banyak cara lain yang bisa ditempuh.

Keindahan dan pesona Kotagede tergambar pada  jalan-jalan sempit, dengan toko-toko perak tradisional dan rumah berubin mosaik berjajar di tepi jalan. Kota ini juga dipenuhi bangunan kuno yang merupakan rumah pedagang Arab dan Belanda. Sementara itu, masyarakat Kotagede hidup dalam nuansa kehidupan masyarakat Jawa yang masih kental.

Tidak hanya menawarkan eksotisme obyek wisata, namun melongok lebih jauh ke dalam jantung kehidupan masyarakatnya. Itulah yang ditawarkan oleh Kotagede Night Tour.

Berbeda dengan tur pada umumnya yang dilakukan pada pagi atau siang hari, tour ini dilakukan pada sore atau malam hari. Tujuannya, melihat sisi lain Kotagede yang selama ini nyaris tak tersentuh turis.

Tuesday, 3 February 2015

Mengantar Karya Kebanggaan Bangsa



Ternyata Indonesia Telah Mampu 

Memroduksi Lokomotif pada 1960an




Lokomotif Bima Kunting yang telah selesai dipreservasi dicuci dan diparkir di spoor cucian Balai Yasa Yogyakarta. Dok Pri
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemindahan lokomotif Bima Kunting pada Kamis (29/1/2015). Tentunya ada alasan kuat mengapa lokomotif ini menjadi pilihan untuk dipindah ke Museum Benteng Vredeburg dari kebun Balai Yasa Yogyakarta. Ke depannya, lokomotif ini akan menjadi monumen untuk menumbuhkan kecintaan pada perkeretaapian dalam negeri.

Di tengah gencarnya berbagai macam produk dan teknologi impor, siapa menyangka bangsa Indonesia sebenarnya telah cukup maju dalam teknologi. Satu contohnya adalah Bima Kunting yang merupakan lokomotif diesel produksi anak bangsa. Hebatnya, hal itu dilakukan pada 1960an!

Thursday, 11 December 2014

Laporan Perjalanan Uji Coba Kedua Railbus Bathara Kresna

Ketika Stasiun Wonogiri Berbenah Diri
Railbus Bathara Kresna stand by di jalur 1 Stasiun Pruwosari sebelum diberangkatkan ke Wonogiri. Dok Pri

Kalau tidak salah, sudah hampir empat tahun jalur kereta api Purwosari (Solo) ke Wonogiri tidak aktif. Sebelumnya, selama beberapa tahun jalur ini dirayapi KA Feeder Bengawan. Banyak kenangan unik penulis di jalur tersebut.

Pada Kamis (4/12/2014) kesempatan untuk menengok jalur ini pun datang kembali. PT Kereta Api Indonesia (KAI) bersama pemerintah daerah di sepanjang jalur mengadakan ujicoba Railbus Bathara Kresna. Sebetulnya ini bukan ujicoba yang pertama kali. Beberapa kali jalur ini dicoba baik menggunakan Railbus maupun KRDH Prameks. Bahkan seminggu sebelumnya juga ada ujicoba menggunakan railbus. Namun waktu itu saya tidak dapat ikut karena informasi yang mendadak dan sudah ada jadwal acara.

Saturday, 6 December 2014

Jalan-Jalan ke Madiun dan Sekitarnya (2)

Blusukan ke Pabrik Sarana Perkeretaapian Satu-satunya di Asia Tenggara

Tiba di kawasan INKA yang terletak di utara stasiun Madiun, rombongan ditemui oleh perwakilan INKA, Wiweka Saputro dan sejumlah staff Humas. Direktur Keuangan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT INKA‎ Mohamad Nur Sodiq yang direncanakan menemui rombongan dari Purwokerto ini berhalangan karena sedang mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta.
Rombongan PT KAI diterima jajaran Humas INKA di aula. Dok Pri

Wiweka pun ramah menyambut kedatangan rombongan DAOP V dan awak media. Menurutnya, INKA sudah banyak mendapat kunjungan tidak hanya dari user produk INKA namun juga dari berbagai komunitas pecinta Kereta Api. Ia mengungkapkan, setiap kunjungan merupakan kesempatan yang berharga untuk INKA memperkenalkan produknya. Karena itu, ia mengapresiasi kedatangan rombongan.

“Kami sangat senang dan bangga ada kunjungan dari user produk INKA dalam hal ini PT KAI. Selain itu, kami juga menyambut kedatangan rekan media massa. Semoga kunjungan kali ini dapat membawa manfaat,” katanya.

Setelah saling beramah-tamah, sejarah singkat INKA pun dipaparkan oleh staff humas. Dalam kesempatan itu, penjelasan juga disertai slide yang menggambarkan perkembangan INKA yang menempati lahan seluas 22,5 Ha ini.

Tuesday, 2 December 2014

Prambanan Ekspres, Sejarah KA Komuter di Jawa Selatan

Meski sering dimaki, namun ia tetap dinanti


KA Prameks tujuan Kutoarjo sedang melintas di kawasan Kalimenur. Dok Pri


Kereta Api (KA) Prambanan Ekspress yang biasa disingkat Prameks tentu tak asing bagi warga Kebumen, Purworejo, Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta. Kereta komuter yang merayapi jalur mulus antara Kutoarjo-Yogya-Solo ini memang telah menjadi bagian dari kehidupan masyarakat selatan Jawa.

Meski sering naik, belum tentu orang mengenal sejarah KA ini, termasuk penulis. Minimnya literatur mengenai kereta unik ini membuat tidak banyak orang tahu sejarahnya. namun, kecelakaan yang dialami KA Prameks pada medio Oktober 2012 membuat penulis waktu itu tertarik untuk mencari tahu lebih jauh mengenai Prameks. Setelah bertanya ke beberapa pihak dan mencari bahan di internet, akhirnya berhasil disusun sejarah singkat kereta ini.

Belum lengkap apalagi sahih secara menyeluruh. Namun, semoga saja tulisan ini menginspirasi masyarakat terutama Railfans untuk menggali sejarah KA Prameks ini...

Awal mula keberadaan Prameks dimulai dengan beroperasinya Kereta Rel Diesel (KRD) Kuda Putih pada era 1960-1970an.

Wednesday, 26 November 2014

Ketika Pecinta KA Diajak Melihat Jeroan Kereta Api

Puluhan pecinta KA dari Purwokerto, Semarang, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta berfoto bersama jajaran PT KAI Daop VI di depan gedung Bimaloka Kompleks Kantor PT KAI Daop VI Yogyakarta. Dok Pri

Perkeretaapian di Indonesia memiliki banyak khasanah unik dan menarik. Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu akan hal itu. Namun demikian dari tahun ke tahun semakin banyak hal menarik yang diketahui masyarakat dan kalangan pecinta kereta api.
Satu contohnya adalah ketika puluhan pecinta kereta api (railfans) dari Purwokerto, Semarang, Solo, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta melakukan kunjungan ke area kerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta. Selain bersilaturahmi dengan jajaran Daop VI, railfans juga melakukan kunjungan ke Balai Yasa Yogyakarta dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta.
Balai Yasa Yogyakarta merupakan tempat pemeliharaan dan perawatan lokomotif, Kereta Rel Diesel (KRD), dan kereta genset. Sementara BPTT merupakan tempat pendidikan para calon masinis sebelum ditugaskan untuk menjalankan kereta api. Kunjungan ke dua titik tersebut diharapkan akan memberikan wawasan yang benar mengenai perkeretaapian kepada railfans dan masyarakat luas.
Kunjungan diawali pada Minggu (16/11) di kantor Daop VI di jalan Lempuyangan 1 Yogyakarta dimana puluhan railfans tersebut diterima oleh Corporate Communication Manager Daop VI, Bambang Setiyo Prayitno. Pertemuan diawali dengan diskusi mengenai peran railfans dalam perkembangan perkeretaapian Indonesia. Menurut Bambang, railfans memiliki peran strategis dalam mendukung kemajuan perkeretaapian.

Tuesday, 18 November 2014

Nasib Lokomotif Sepur Lebar Terakhir di Yogyakarta

Lokomotif Uap Sepur Lebar Terakhir di SMKN 2 Yogyakarta. Dok pri



Di tengah area parkir SMKN 2 Yogyakarta di jalan A.M. Sangaji 47 Yogyakarta terdapat satu monumen berupa lokomotif uap yang telah dibelah. Bagian dalam ketel dan stang-stang penggerak roda terlihat jelas. Di sepasang rel penahan lokomotif terdapat tulisan KRUPP 1921. Itulah tahun penanda, bahwa lokomotif ini mungkin telah ada bahkan sebelum republik ini berdiri. Yang aneh dari loko itu adalah jarak antar relnya yang lebar dari rel yang bisa ditemui saat ini.

Monday, 17 November 2014

Paduan Barat dan Timur dalam Karya Perak Kotagede

Bambang sedang mengerjakan cincin perak pesanan pelanggannya. Dok Pri


Kotagede telah lama dikenal sebagai daerah yang menghasilkan kerajinan perak. Bahkan, dalam sejarahnya perak Kotagede pernah menembus mancanegara. Hingga kini, sisa kejayaan Kotagede masih dapat dijumpai.

Matahari belum beranjak tinggi ketika kesibukan dimulai di Kotagede. Jalanan sempit yang membelah deretan toko dan pusat souvenir perak dipadati pengguna jalan. Mulai dari sepeda, becak, andong hingga sepeda motor dan mobil berlalu-lalang.

Nampak depan belum tentu menunjukkan nampak aslinya. Di sela kepadatan kios dan toko berarsitektur modern tersebut, masih terdapat gang-gang yang menyimpan sejuta misteri Kotagede. Misteri tersebut, tidak lain dan tidak bukan adalah perak yang menjadi daya tarik wilayah ini.

Di belakang deretan kios dan toko tersebut, masih banyak pemukiman warga yang dibangun pada era ketika sebelum Indonesia merdeka. Pun begitu, sisa bangunan Jawa kuno juga masih dapat dijumpai meski kini tak sebanyak dulu.

Lebih dari itu, di rumah-rumah tembok dengan kusen-kusen kayu lawas tersebut, terselip kisah pembuatan berbagai kerajinan perak. Tidak hanya mengintip bagaimana berbagai cenderamata yang indah dibuat, pengunjung bisa mendengar penuturan cerita yang menyertainya.

Mohon bantuan kliknya