Setelah dipersiapkan dan kemudian diluncurkan pada awal Desember 2015, akhirnya armada kereta api (KA) Kesehatan "Railclinic" dioperasikan. Aksi perdana kereta yang dikhususkan untuk kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR) PT Kereta Api Indonesia (KAI) ini digelar di stasiun Wojo, Sabtu (19/12/2015).
Ratusan warga yang telah mendapatkan informasi sejak beberapa hari kemudian berjubel memadati stasiun yang terletak di desa Dadirejo kecamatan Bagelen, Purworejo, sejak pagi. Tenda dan kursi yang disediakan panitia pun berangsur penuh.
Hanya satu catatan dari pengamatan saya
Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri
Showing posts with label Awal. Show all posts
Showing posts with label Awal. Show all posts
Sunday, 17 December 2017
Monday, 22 June 2015
Amboy… Indahnya Kota Ambon! (1)
Antara Argo Wilis dan Garuda Indonesia
Meskipun ketika kecil
saya pernah tinggal di Kalimantan (yang notabene Indonesia tengah), sedikit
sekali pengalaman saya dengan bagian lain Indonesia. Tentunya selain pulau
Jawa.
Namun beberapa waktu
yang lalu, kesempatan untuk menikmati luasnya Indonesia pun datang. Pada 2013
saya berkesempatan menikmati keindahan Sumatra (inilah pertama kalinya saya
menginjakkan kaki di pulau Andalas) melalui kunjungan ke kota Palembang di
Sumatra Selatan. Walau hanya sehari, namun kunjungan itu menimbulkan kesan tersendiri
untuk saya.
Kesempatan yang kedua
datang pada akhir 2014 ketika saya berkesempatan mengunjungi kota Ambon di
Maluku. Sungguh, tak terbayangkan ketika saya akhirnya bisa menginjakkan kaki
di Ambon Manise. Sejak saya sekolah hingga kuliah, bahkan bekerja, saya memang
beberapa kali bertemu dengan orang Ambon. Kesan yang saya dapat mereka
kebanyakan ramah dan pandai bernyanyi (karena suara mereka kebanyakan bagus).
Namun, belum ada bayangan waktu itu mengenai tanah asal teman-teman saya itu. Hingga
akhirnya, pada 30 Desember 2014 saya mendapat kesempatan itu.
Tuesday, 3 February 2015
Mengantar Karya Kebanggaan Bangsa
Ternyata Indonesia Telah Mampu
Memroduksi Lokomotif pada 1960an
Lokomotif Bima Kunting yang telah selesai dipreservasi dicuci dan diparkir di spoor cucian Balai Yasa Yogyakarta. Dok Pri |
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemindahan
lokomotif Bima Kunting pada Kamis (29/1/2015). Tentunya ada alasan kuat mengapa
lokomotif ini menjadi pilihan untuk dipindah ke Museum Benteng Vredeburg dari
kebun Balai Yasa Yogyakarta. Ke depannya, lokomotif ini akan menjadi monumen
untuk menumbuhkan kecintaan pada perkeretaapian dalam negeri.
Di tengah gencarnya berbagai macam produk dan teknologi impor, siapa menyangka bangsa Indonesia sebenarnya telah cukup maju dalam teknologi. Satu contohnya adalah Bima Kunting yang merupakan lokomotif diesel produksi anak bangsa. Hebatnya, hal itu dilakukan pada 1960an!
Di tengah gencarnya berbagai macam produk dan teknologi impor, siapa menyangka bangsa Indonesia sebenarnya telah cukup maju dalam teknologi. Satu contohnya adalah Bima Kunting yang merupakan lokomotif diesel produksi anak bangsa. Hebatnya, hal itu dilakukan pada 1960an!
Labels:
Awal,
Balai Yasa,
Event,
Intip,
jalan-jalan,
Jelajah,
Kereta Api,
Railfans,
Sarana,
sehari-hari,
Sejarah,
Unik,
Yogyakarta
Saturday, 31 January 2015
Memoar 26: Perkumpulan Kecil yang Membesarkan
-Merangkai Kecintaan pada Purworejo melalui Dunia Maya-
Berinteraksi di dunia nyata terbatas ruang dan waktu
sedangkan di dunia maya, hanya dengan sentuhan jari maka semuanya berada dalam
jangkauan. Itulah yang dilakukan oleh tiga warga Purworejo. Melalui jejaring
sosial twitter, mereka merangkai kecintaan terhadap Purworejo menggunakan akun
yang mereka buat. hasilnya luar biasa, tidak hanya sekedar jalinan komunikasi,
namun interaksi bergulir ke berbagai sisi kehidupan.
![]() |
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri |
Adalah Nanang (33) seorang warga Purworejo yang mengaku sangat mencintai
kota kelahirannya, Purworejo. Meskipun telah melalang buana ke berbagai daerah
di Indonesia, namun tidak sekalipun ia terbersit untuk meninggalkan
identitasnya sebagai seorang warga Purworejo.
Thursday, 11 December 2014
Laporan Perjalanan Uji Coba Kedua Railbus Bathara Kresna
Ketika Stasiun Wonogiri Berbenah Diri
Railbus Bathara Kresna stand by di jalur 1 Stasiun Pruwosari sebelum diberangkatkan ke Wonogiri. Dok Pri |
Kalau tidak
salah, sudah hampir empat tahun jalur kereta api Purwosari (Solo) ke Wonogiri
tidak aktif. Sebelumnya, selama beberapa tahun jalur ini dirayapi KA Feeder
Bengawan. Banyak kenangan unik penulis di jalur tersebut.
Pada Kamis
(4/12/2014) kesempatan untuk menengok jalur ini pun datang kembali. PT Kereta
Api Indonesia (KAI) bersama pemerintah daerah di sepanjang jalur mengadakan
ujicoba Railbus Bathara Kresna. Sebetulnya ini bukan ujicoba yang pertama kali.
Beberapa kali jalur ini dicoba baik menggunakan Railbus maupun KRDH Prameks.
Bahkan seminggu sebelumnya juga ada ujicoba menggunakan railbus. Namun waktu
itu saya tidak dapat ikut karena informasi yang mendadak dan sudah ada jadwal
acara.
Labels:
Awal,
Bathara Kresna,
Event,
Intip,
jalan-jalan,
Kereta Api,
Komuter,
kru KA,
Laporan Perjalanan,
Prameks,
Railbus,
Railfans,
Sarana,
sehari-hari,
Stasiun,
Tour,
Trip Report,
Ujicoba,
Wonogiri,
Yogyakarta
Wednesday, 3 December 2014
Perkenalkan: Railfan Pertama di Dunia
"People are passionate about
trains - that will never change."
-Pete Waterman—Pop Music Guru, a
Trainspotter-
Kereta api, dan manusia. Apa yang menghubungkan keduanya? Sejarah hubungan keduanya bukan sekedar cerita yang mampu dituturkan dalam tempo sekali duduk saja. Namun, sosok yang disebut Railfan menurut saya cukup bisa mewakili hubungan keduanya.
Ketika mendengar kata "Railfan,"
saat ini masih banyak orang mengernyitkan kening. Apa itu?
Wednesday, 19 November 2014
Purworejo dalam Bingkai Pengalaman
Purworejo telah
mendapat tempat tersendiri dalam hati saya. Selama dua tahun saya bekerja dan
beranjangsana dengan kota yang terletak di barat Yogyakarta ini. Banyak hal menarik
dan unik yang saya temui, terkadang hal yang membuat kagum, terkadang pula
memberi pelajaran hidup.
Setelah tiga bulan
“pelatihan” sebagai wartawan di kota Yogyakarta, pada suatu sore pimpinan
memanggil saya dan seorang rekan lainnya. Singkatnya, setelah dirasa mendapat
pembekalan yang cukup di kota, maka kami diberi tugas baru di luar kota. Saya
ditempatkan di Purworejo, sementara rekan saya ditempatkan di Purwokerto.
Sempat saya protes ke
pimpinan, bagaimanapun juga saya merasa belum mendapat pembekalan yang cukup.
Lagipula Purworejo terasa asing buat saya yang sejak kecil lebih familiar
dengan Klaten-Yogya dan Jakarta. Banyak rekan yang bercerita mengenai Purworejo
yang terkenal dengan jalannya yang jelek, medan yang berat, dan sepi tanpa
tempat hiburan.
Labels:
Awal,
Event,
Memoar,
Purworejo,
sehari-hari
Monday, 27 October 2014
Ah...Bu Susi...
Mumpung masih di Oktober, sekalian masih berbau-bau hari
untuk para Blogger, saya akhirnya memutuskan untuk menghidupkan kembali blog
yang telah lama mati ini. Senang rasanya bisa mencurahkan pikiran di tengah
penatnya pekerjaan. Saya terlupa, menulis bisa meringankan penat di pikiran,
syukur-syukur penat di hati juga :)
Beberapa hari ini orang ramai membicarakan Presiden Jokowi
dan para menterinya. Tidak mulus memang, karena beberapa tokoh yang diharapkan
bisa mengisi pos ternyata terpental. Namun paling tidak, kita masih punya
harapan untuk melihat kinerja mereka. Tidak elok mengomentari orang yang belum
kerja, tentu belum pula terlihat hasilnya.
Ignasius Jonan merupakan sosok pertama yang menjadi perhatian
saya. Rasanya memang cocok bapak satu itu mengisi pos Menteri Transportas—atau menteri
Perhubungan. Pengalamannya mengobrak-abrik PT kereta Api Indonesia sehingga
menjadi perusahaan yang banyak dipuji memang memberi gambaran yang lumayan.
Meski, sebagai seorang pecinta KA ada sedikit kekhawatiran, apakah penggantinya
bisa seperti beliau atau bisa lebih dari beliau? Maklum saja, tantangan
perusahaan kereta api pelat merah itu ke depannya tidak ringan. Hutang menumpuk
sudah menunggu untuk dilunasi. Pembelian ratusan lokomotif dan rangkaian tentu
menunjang performa. Namun kalau dibeli dengan hutang yang angkanya bisa bikin
asma, tentu harus dilunasi. Atau, ah… mungkin saya terlalu pesimis saja.
Tokoh berikutnya yang menjadi sorotan tentu saja Susi
Pudjiastuti. Perempuan kelahiran Pangandaran 15 Januari 1965 ini sebelumnya sukses menjadi
pengusaha hasil laut dan transportasi. Meski “hanya” tamatan SMP, namun ia
membuktikan diri bisa sukses.
Wednesday, 2 February 2011
Mengapa Saya Suka Kereta Api (2)
Walaupun sejak kecil sudah menyukai kereta api, namun wujud kesukaan itu baru sebatas meminta orang tua untuk membelikan mainan kereta api, belum se-ekstrim sekarang :p. Ketika saya kelas 5 dan 6 SD sampai berakhirnya masa SMA, kecintaan saya terhadap kereta api seakan meredup, namun tidak padam. Berbagai kesibukan yang silih berganti, seakan menutup mata saya dari kereta api yang sebenarnya memiliki jalur dekat rumah. Hingga, tiba akhirnya masa kuliah saya. Saat itu adalah masa-masa semester akhir perkuliahan aktif. Ketika saya sedang sibuk mengerjakan skripsi saya, tiba-tiba sebuah undangan pernikahan datang dari kota Jakarta; kakak sepupu saya akan menikah. Bersama dengan ibu, saya terlebih dahulu berangkat ke Jakarta, Ayah dan adik saya akan menyusul. Kami memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan Kereta Api, naik KA Fajar Utama dari Stasiun Tugu Yogyakarta.
![]() |
KA Fajar Utama dari Yogyakarta tujuan Jakarta terpaksa ditarik ke stasiun Kretek setelah anjlok. Dok Pri |
Perjalanan yang kami kira akan mulus ternyata tidak berjalan semestinya. Ketika kereta melaju selepas stasiun Kretek (kalau tidak salah stasiun setelah Purwokerto), laju kereta tiba-tiba menjadianeh. Terdengar bunyi “gruk-gruk-gruk” dari bawah kereta dan kereta pun berhenti, cukup lama padahal bukan di stasiun. Kereta sedang akan melintas di sebuah jembatan yang sedang diperbaiki. Ketika saya melihat ke luar kereta, beberapa pekerja perbaikan jembatan melambai-lambaikan bendera merah. Hal itu tentu saja membuat beberapa penumpang mulai bertanya-tanya; apa yang sedang terjadi? Seorang pedagang asongan yang berjalan dari kereta (bukan gerbong) bagian depan memberitahu kami bahwa kereta nomor 1 (di belakang lokomotif) anjlok. Kepanikan melanda penumpang: bagaimana kalau kereta ini ditabrak dari arah depan atau di sundul kereta di belakangnya? Tak lama kemudian muncul pak Kondektur yang memberi tahu bahwa sebentar lagi lokomotif penolong akan dikirim dari Purwokerto untuk menarik rangkaian ke stasiun Kretek, stasiun yang baru kami lalui. Setelah rangkaian ditarik ke stasiun Kretek, mulailah masa “penantian” kami, para penumpang.
Labels:
Awal,
Hobi Unik,
Kereta Api,
Railfans,
Stasiun
Saturday, 22 January 2011
Memulai lagi
Sebuah Perjalanan
saya hanyalah seorang pengamat kehidupan, dan juga belajar darinya. Blog ini merupakan wadah untuk menuangkan apa yang saya amati dan pelajari dari kehidupan ini, mulai dari kehidupan saya sendiri, sampai sharing sahabat-sahabat dan lingkungan sekitar saya. jadi, mari kita mulai saja...
Labels:
Awal
Subscribe to:
Posts (Atom)