Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Friday 11 March 2011

Kumpulan Humor 1


Kacamata
Tono:   Eh, murid baru itu berkacamata loh. Pasti dia orangnya pintar!
Tini:     Ah, nggak juga. Belum tentu. Nggak semua orang yang berkacamata itu pintar.
Tono:   Kok kamu bisa ngomong kaya gitu?
Tini:     Buktinya, Nobita itu berkacamata, tapi di o’on tuh!
Tono:  

Bu Guru Bohong
Bu Guru:         Kucing adalah hewan pemakan daging atau karnivora.
Tono:               Bu Guru bohong!
Bu Guru:         Apa maksudmu, Tono?
Tono:               Kucing di rumah Tono doyan nasi kok!
Bu Guru:        

Buah-Buahan
Tono menyapa Tini yang sedang asyik BBM-an.
Tono:   Hai Tini, main yuk?
Tini:     Sorry, Ton, aku lagi sibuk nih.
Karena kesal dikacangin, Tono nyamperin Doni yang sedang asyik live streaming dengan i-Phonenya.
Tono:   Don, main yuk?
Doni:   Ntar aja ya? Lagi asyik nih.
Tono:   (Dengan suara keras karena kesal) kayaknya lebih asyik kalo Blackberry ma Apple tuh jadi buah aja deh!

Kocok Dulu
Tini:     Tono, ngapain kamu loncat-loncat gitu?
Tono:   Abis minum obat nih.
Tini:     Trus, apa hubungannya ma loncat-loncat?
Tono:   Aku lupa. Kata dokter, obatnya harus dikocok dulu sebelum diminum.
Tini:    

Kemoceng
Tini:                 Pak, ayamnya seekor berapa?
Penjual ayam:  lima belas ribu, dik.
Tini:                 Mahal amat, kecil gitu kok ayamnya…
Penjual ayam:  (keras-keras) oalah, dik…dik. kemoceng yang bulu doang aja sepuluh ribu gitu…
Tini:                 hehehehe

Rugi Terus
Tono:   Tin, kenapa perusahaan kereta api rugi terus ya?
Tini:     Soalnya banyak kecelakaan tuh.
Tono:   Salah.
Tini:     Banyak penumpang nggak beli tiket.
Tono:   Oke. Tapi, kenapa mereka ngak beli tiket?
Tini:     Malas aja mungkin…
Tono:   Salah.
Tini:     Trus?
Tono:   Salahin guru TK tuh. Ngajarin kita nggak beli tiket.
Tini:     Kok bisa?
Tono:   Gimana mau beli tiket, sejak kecil kita diajarin lagu kaya gini nih: “naik kereta api, tut-tut-tut, siapa hendak turut. Ke Bandung, Surabaya. Bolehlah naik dengan percuma*, keretaku tak berhenti lama…”
Tini:     Iya ya…

Catatan: *percuma: gratis

Tuesday 8 February 2011

Pohon Beringin dan Pohon Bambu

    Kehidupan ini terkadang begitu rapuh. Ada terlalu banyak hal yang harus diperbuat agar dapat menjalani hidup ini dengan keyakinan penuh. Begitulah yang terlintas di kepala saya ketika melintas di Alun-Alun Kidul (Selatan) Kraton Jogja kemaren. Bukan Kraton yang menjadi perhatian saya, akan tetapi sebatang pohon Beringin besar yang tumbang di dekat tembok.
    Pohon Beringin berukuran sangat besar itu tumbang karena tersapu kencangnya tiupan angin yang sering melanda Jogja akhir-akhir ini. Ketika saya melintas, pohon itu sudah sebagian dipotong-potong dengan gergaji.
    Saya berpikir bahwa kehidupan kita di dunia ini ibarat sebatang pohon. Ajaran tentang keimanan pun memberi contoh cukup banyak tentang pohon; Alkitab memiliki ayat tentang pohon sejumlah 347 ayat. Banyaknya ayat, walau tak sebanyak ayat tentang uang, namun menunjukkan pentingnya pohon sebagai gambaran kehidupan.

    Ada banyak contoh pohon sebagai gambaran kehidupan: Pohon Kehidupan, pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, pohon ara, pohon tarbantin, pohon tamariska, dan masih banyak yang lainnya. Namun, kali ini saya tidak akan membahas pohon-pohon tersebut. Fokus saya hanya pada pohon Beringin dan pohon Bambu, yang mungkin malah tak ada di Alkitab.

Wednesday 2 February 2011

Mengapa Saya Suka Kereta Api (2)

    Walaupun sejak kecil sudah menyukai kereta api, namun wujud kesukaan itu baru sebatas meminta orang tua untuk membelikan mainan kereta api, belum se-ekstrim sekarang :p. Ketika saya kelas 5 dan 6 SD sampai berakhirnya masa SMA, kecintaan saya terhadap kereta api seakan meredup, namun tidak padam. Berbagai kesibukan yang silih berganti, seakan menutup mata saya dari kereta api yang sebenarnya memiliki jalur dekat rumah. Hingga, tiba akhirnya masa kuliah saya. Saat itu adalah masa-masa semester akhir perkuliahan aktif. Ketika saya sedang sibuk mengerjakan skripsi saya, tiba-tiba sebuah undangan pernikahan datang dari kota Jakarta; kakak sepupu saya akan menikah. Bersama dengan ibu, saya terlebih dahulu berangkat ke Jakarta, Ayah dan adik saya akan menyusul. Kami memutuskan untuk pergi ke Jakarta dengan Kereta Api, naik KA Fajar Utama dari Stasiun Tugu Yogyakarta.
KA Fajar Utama dari Yogyakarta tujuan Jakarta terpaksa ditarik ke stasiun Kretek setelah anjlok. Dok Pri

    Perjalanan yang kami kira akan mulus ternyata tidak berjalan semestinya. Ketika kereta melaju selepas stasiun Kretek (kalau tidak salah stasiun setelah Purwokerto), laju kereta tiba-tiba menjadianeh. Terdengar bunyi “gruk-gruk-gruk” dari bawah kereta dan kereta pun berhenti, cukup lama padahal bukan di stasiun. Kereta sedang akan melintas di sebuah jembatan yang sedang diperbaiki. Ketika saya melihat ke luar kereta, beberapa pekerja perbaikan jembatan melambai-lambaikan bendera merah. Hal itu tentu saja membuat beberapa penumpang mulai bertanya-tanya; apa yang sedang terjadi? Seorang pedagang asongan yang berjalan dari kereta (bukan gerbong) bagian depan memberitahu kami bahwa kereta nomor 1 (di belakang lokomotif) anjlok. Kepanikan melanda penumpang: bagaimana kalau kereta ini ditabrak dari arah depan atau di sundul kereta di belakangnya? Tak lama kemudian muncul pak Kondektur yang memberi tahu bahwa sebentar lagi lokomotif penolong akan dikirim dari Purwokerto untuk menarik rangkaian ke stasiun Kretek, stasiun yang baru kami lalui. Setelah rangkaian ditarik ke stasiun Kretek, mulailah masa “penantian” kami, para penumpang.

Tuesday 1 February 2011

Belajar dari Iklan Rokok

           
          Dari dulu saya sangat membenci rokok. Sejak kecil orangtua saya mengajarkan untuk menjauhi rokok maupun perokoknya. Waktu itu saya belum mengerti benar sampai akhirnya, ketika saya duduk di bangku kuliah di semester 3, saya terkena bronchitis. Untuk pertama kali dalam hidup saya saya merasa sangat ketakutan ketika setiap hari saya batuk darah. Dari dokter yang memeriksa saya-lah saya tahu penyebab sakit saya. Walau saya tidak merokok, namun karena lingkungan pergaulan di kampus saya terdapat banyak perokok, maka saya menghirup asap rokok setiap hari, dengan kata lain saya menjadi perokok pasif. Karena itulah, sampai sekarang saya sangat membenci rokok. Bagi saya, rokok itu ibarat bom dan perokok adalah pengebom bunuh diri. Namun, mereka membunuh orang-orang di sekitar mereka dengan perlahan, dengan asap beracun yang mereka keluarkan setiap mereka merokok.

Betapa Baiknya Tuhan

Betapa Baiknya Tuhan

Tak ada cukup kata yang bisa menggambarkan betapa baiknya Engkau, Tuhan
Aku hanya bisa diam, terpaku, dan takjub
Atas segala yang Engkau perbuat
Hatiku tergetar dan diam, Engkau sungguh baik…

Lidahku kelu dan kaku
Tak ada cukup hidupku untuk membalas kebaikanMu
Yang ada hanya satu
Aku mau berdiam di dekatMu
(27-01-2011)

Monday 24 January 2011

Mengapa saya suka kereta api (bagian 1)

Awal Mula Kecintaan pada Sang Naga
Anak-anak sedang bermain di rangkaian KA Feeder Bengawan yang terparkir di stasiun Wonogiri. Mungkin dari kebiasaan bermain di sekitar KA ini kecintaan tumbuh. Dok Pri


     Alat transportasi yang satu ini mungkin sangat berbeda dibandingkan dengan moda transportasi yang lain. Karena bentuknya yang panjang, berupa sebuah lokomotif (pada umumnya) dan 6-12 gerbong bersambung mengikuti, moda transportasi ini disebut dengan ular besi. Namun, ada juga yang menyebutnya kuda besi (entah apanya kok ya sampai disebut dengan “kuda”).


       Di antara banyak moda transportasi darat, kereta api layak disebut sebagai moda transportasi yang paling menakjubkan. Bayangkan saja, apabila satu gerbong kelas ekonomi mampu menampung 106 penumpang (semuanya duduk), maka dalam satu rangkaian kereta kelas ekonomi akan dapat mengangkut 11 kereta (bukan gerbong, gerbong untuk barang!) x 106 penumpang, maka kita dapatkan angka 1166 penumpang. Itu dengan catatan semua penumpang mendapat tempat duduk dan penumpang yang naik di KMP (Kereta Makan dan Pembangkit) belum dihitung, kasarnya, satu rangkaian kereta kelas ekonomi dapat mengangkut sekitar 1200 penumpang. Dengan asumsi bahwa bahan bakar yang dibutuhkan oleh lokomotif berjalan dari Jakarta sampai Surabaya adalah 3000 liter HSD (High Speed Diesel), bayangkan saja efisiensinya! Itu belum lagi kalau pas musim liburan atau lebaran, satu rangkaian kereta ekonomi dapat mengangkut mungkin sampai dengan 1500 orang penumpang dalam satu rangkaian! Betapa sesungguhnya kereta api adalah moda transportasi darat yang paling efisien!
Seorang railfan sedang memotret KA Logawa yang bersiap memasuki Stasiun Lempuyangan. Dok Pri

    Di tengah maraknya seruan untuk berhemat, rasanya aneh sekali mengetahui bahwa angkutan ini masih saja menjadi anak tiri pemerintah. Ah, sudahlah, capek rasanya membahas pemerintah yang asyik membangun jalan tol dari pada membangun jalan rel dan membeli saran dan prasaran perkeretaapian. Lebih baik saya lanjutkan cerita saya tentang kereta api dan mengapa saya menjadi pecinta kereta api.

Saturday 22 January 2011

Memulai lagi


 Sebuah Perjalanan

saya hanyalah seorang pengamat kehidupan, dan juga belajar darinya. Blog ini merupakan wadah untuk menuangkan apa yang saya amati dan pelajari dari kehidupan ini, mulai dari kehidupan saya sendiri, sampai sharing sahabat-sahabat dan lingkungan sekitar saya. jadi, mari kita mulai saja...

Mohon bantuan kliknya