Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Saturday, 6 December 2014

Jalan-Jalan ke Madiun dan Sekitarnya (2)

Blusukan ke Pabrik Sarana Perkeretaapian Satu-satunya di Asia Tenggara

Tiba di kawasan INKA yang terletak di utara stasiun Madiun, rombongan ditemui oleh perwakilan INKA, Wiweka Saputro dan sejumlah staff Humas. Direktur Keuangan Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT INKA‎ Mohamad Nur Sodiq yang direncanakan menemui rombongan dari Purwokerto ini berhalangan karena sedang mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) di Jakarta.
Rombongan PT KAI diterima jajaran Humas INKA di aula. Dok Pri

Wiweka pun ramah menyambut kedatangan rombongan DAOP V dan awak media. Menurutnya, INKA sudah banyak mendapat kunjungan tidak hanya dari user produk INKA namun juga dari berbagai komunitas pecinta Kereta Api. Ia mengungkapkan, setiap kunjungan merupakan kesempatan yang berharga untuk INKA memperkenalkan produknya. Karena itu, ia mengapresiasi kedatangan rombongan.

“Kami sangat senang dan bangga ada kunjungan dari user produk INKA dalam hal ini PT KAI. Selain itu, kami juga menyambut kedatangan rekan media massa. Semoga kunjungan kali ini dapat membawa manfaat,” katanya.

Setelah saling beramah-tamah, sejarah singkat INKA pun dipaparkan oleh staff humas. Dalam kesempatan itu, penjelasan juga disertai slide yang menggambarkan perkembangan INKA yang menempati lahan seluas 22,5 Ha ini.
Sejarah berdirinya INKA dipaparkan kepada rombongan. Dok Pri

PT INKA yang berdiri pada 1981 sejauh ini merupakan satu-satunya perusahaan Industri Pembuatan Kereta Api di Indonesia bahkan di ASEAN. Berdirinya INKA ditujukan untuk substitusi impor.

“Pada awalnya INKA merupakan workshop Lokomotif Uap yang kemudian karena keinginan menteri Riset dan Teknologi waktu itu pak BJ Habibie, diubah menjadi perusahaan produsen sarana perkeretaapian. INKA pun beberapa kali mengalami perubahan badan usaha,” jelas Wiweka.

Perempuan berjilbab ini melanjutkan, pada 1989 INKA yang semula mandiri masuk di bawah pengelolaan BPIS Kementrian Riset dan Teknologi. Kemudian pada 1999 setelah pendirian PT Bahana Karya Industri Strategis, INKA pun beralih pengelolaan dibawah BPIS. Dilikuidasinya BPIS pada 2002 membuat posisi INKA kemudian menjadi di bawah Kementrian BUMN secara langsung.

“Hingga saat ini, PT INKA pun pengelolaannya berada di bawah Kementrian BUMN,” imbuhnya.
Beberapa dokumentasi Kegiatan INKA. Dok Pri

Sejumlah produk sarana perkeretaapian telah sukses dihasilkan INKA. Mulai yang pertama adalah purwarupa (prototype) kereta penumpang kelas ekonomi yang disebut “Si Belo Kuda Troya,” kemudian gerbong barang pada 1982. PT INKA pun pernah membentuk perusahaan gabungan dengan General Electric dari Amerika Serikat berupa PT GE Lokindo untuk merakit lokomotif tipe CC203.

“Bahkan beberapa unit lokomotif ini ada pula yang diekspor ke Filipina,” ungkapnya.
Beberapa kiprah PT INKA di bidang industri sarana perkeretaapian. Dok Pri

Hingga kini, sejumlah produk PT INKA bisa dijumpai  tidak hanya di dalam negeri berupa sarana perkeretaapian yang digunakan PT KAI, namun juga di beberapa negara misalnya Malaysia, Singapura, Australia, bahkan Bangladesh.

Setelah selesai pemaparan singkat, rombongan dari Daop V dan media kemudian diajak berkeliling melihat proses pembuatan sarana di area pabrik yang dibagi menjadi empat bagian. Bagian yang pertama adalah Spot Welding, kemudian Sub Assembly Workshop, Final Assembly Workshop, dan Finishing Workshop.
Monumen Tram Uap B1602 dipajang di bagian luar los INKA. Dok Pri

Ditemani staff humas, Nungki Kusludfiani, rombongan berjalan kaki memasuki los-los pembuatan sarana perkeretaapian. Kesibukan luar biasa mewarnai nyaris di setiap los yang dikunjungi. Maklum saja, PT INKA sedang sibuk menyelesaikan berbagai pesanan dari dalam dan luar negeri.

“Untuk berikutnya, ekspor kereta akan kembali dilakukan ke Bangladesh setelah kami menang tender. Sebanyak 150 kereta penumpang kelas ekonomi telah dipesan. Selain itu, kami juga sedang mengerjakan 1.213 gerbong datar untuk PT KAI,” jelas Nungki sembari memimpin rombongan.

Di los pertama yaitu Spot Welding, ratusan bahkan ribuan plat dan batang baja terlihat menumpuk. Sementara itu beberapa pekerja sedang melakukan pengelasan antar bagian. Menurut Nungki, yang sedang dilas tersebut adalah gerbong barang. Karena proses itu, INKA pun menerapkan aturan dilarang memotret selama berada di area produksi.

“Untuk produk yang masih setengah jadi, dilarang dipotret. Nanti kalau mau memotret di area Finishing saja dimana banyak produk buatan INKA yang sudah jadi,” ucap Nungki mewanti-wanti awak media.

Los kedua yang dikunjungi, rombongan melihat bagian kereta yang telah dilas mulai dirangkai. Meski masih berantakan, namun bagian kereta misalnya gerbong datar, bogie dan coupler sambungan kereta mulai terlihat bentuknya.

Sementara pada los ketiga, rombongan melihat beberapa kereta penumpang dikerjakan. Beberapa diletakkan di dalam los, sementara ada beberapa unit yang masih di luar. Gerbong yang bercat abu-abu (Epoxy) tersebut semula disangka produk kereta penumpang untuk Bangladesh. Sebabnya, badan kereta cukup lebar, diperkirakan melebihi lebar kereta penumpang yang ada di Indonesia.

“Bukan,itu kereta penumpang kelas ekonomi untuk Indonesia. Masih ada pesanan sebanyak 33 unit yang kami kerjakan,” jelasnya.

Dalam perjalanan meninggalkan los ketiga, rombongan melihat ratusan Gerbong Datar diparkir di jalur rel yang banyak terdapat di sekitar los. Nungki menjelaskan, sebagian gerbong sudah selesai dikerjakan dan menjalani pengujian. Tes awal misalnya tes uji air untuk melihat ketahanan produk ketika menghadapi situasi basah misalnya hujan deras disertai angin. Selain itu, beberapa rangkaian pun keluar dari INKA dan ditarik loko untuk menjalani tes di rel jalur utama.
Corporate Communication Manager PT KAI Daop V Purwokerto, Surono ditemani staff Humas INKA, Nungki Kusludfiani melihat deretan gerbong datar. PT KAI Daop V merupakan satu dari beberapa Daop yang memiliki banyak kereta barang yang memanfaatkan gerbong datar buatan INKA. Dok Pri

Ketika rombongan tiba di los terakhir, terlihat beberapa produk yang sudah jadi misalnya tiga unit lokomotif Diesel Hidrolik CC300, beberapa unit Kereta Dinas milik Kementrian Perhubungan, contoh jalur monorel rancangan INKA, hingga beberapa unit Busway Transjakarta.
Rangkaian KA Dinas milik Kemenhub diparkir di Los Finishing milik INKA. Dok Pri

Nungki mengatakan, sebanyak lima unit CC300 yang memiliki tenaga sebesar 2200 daya kuda telah dibuat. Produk ini merupakan kebanggaan INKA dan telah menjalani berbagai ujicoba di jalur kereta utama. Logo Kementrian Perhubungan pun telah menghiasi bodi lokomotif yang dicat dominan merah menyala ini. Maklum saja, loko ini telah dibeli oleh Kementrian Perhubungan.

“Untuk sementara loko dan kereta dinas ini dititipkan di sini. Rangkaian hanya keluar ketika ada kepentingan dari Kementrian,” jelasnya.
Corporate Communication Manager PT KAI Daop V Purwokerto, Surono sedang mengamati lokomotif diesel hidrolik seri CC300 yang merupakan produk unggulan INKA. Dok Pri

Keunggulannya, lokomotif ini bisa melaju di jalur yang tergenang banjir. Sistem Diesel Hidrolik yang menggerakkan loko membuatnya tahan terhadap genangan air. Selama ini lokomotif yang banyak dipakai PT KAI merupakan lokomotif diesel elektrik yang rentan genangan air atau banjir.
Seorang staf humas INKA menunjukkan beton yang merupakan purwarupa jalur monorel buatan INKA. Dok Pri

“Jadinya, sebenarnya loko ini bisa jadi solusi untuk mengatasi banjir misalnya di Semarang. Perjalanan KA tidak perlu terganggu kalau memakai loko ini karena sistem kelistrikannya di dalam dan posisinya agak tinggi sehingga tidak terpengaruh genangan air,” ulas Nungki.
Awak media sedang berdiskusi dengan staf humas INKA, Nungki Kusludfiani di depan KAIS Semeru yang beberapa waktu mengalami kecelakaan. Proses perbaikan KAIS Semeru sepertinya belum selesai. Dok Pri

Selesai mengunjungi los Finishing, rombongan buru-buru berkumpul kembali karena jam telah menunjukkan waktu pukul 11.40. Rombongan yang direncanakan akan pulang menggunakan KA Logawa tentu tidak ingin ketinggalan kereta karena KA Logawa tujuan Purwokerto tiba di Stasiun Madiun sekitar pukul 12.30.

Sekitar 10 menit kemudian bus yang ditumpangi rombongan tiba di stasiun Madiun. Tanpa banyak membuang waktu, kami segera boarding untuk masuk ke peron. Namun ternyata, KA Logawa terlambat. PPKA mengumumkan bahwa KA diperkirakan datang sekitar pukul 13.20. Beberapa anggota rombongan pun menggerutu. Namun tidak untuk penulis yang memanfaatkan kesempatan tersebut untuk mengamati aktivitas di Stasiun Madiun.
Rombonga bergegas boarding untuk naik KA Logawa yang akan membawa mereka pulang. Dok Pri

Penulis beserta pak Surono duduk peron jalur 2 dimana KA Logawa akan berhenti. Sambil menikmati makan siang, terlihat serangkaian gerbong datar bercat hijau sedang dirangkai dengan lokomotif dan satu K3AC. Rupanya hari itu sedang ada pengujian gerbong datar yang akan diserahkan PT INKA ke user yaitu PT KAI.

Berdasarkan pengumuman dari PPKA, kereta uji coba tersebut direncanakan menuju ke Walikukun dan sebaliknya. Momen ini pun tidak penulis sia-siakan dan segera ditangkap dengan kamera HP dan kamera saku.
Rangkaian KLB Ujicoba gerbong datar rute Madiun-Walikukun PP sedang dipersiapkan di jalur 4 stasiun Madiun. terlihat paling depan ada K3AC milik KA Krakatau. Dok Pri.
Tidak hanya saya foto, momen ini juga sempat saya abadikan melalui video. Buat sobat pembaca yang ingin melihat videonya:




Setelah KA ujicoba berangkat. Satu rangkaian kereta bisnis dilangsir masuk ke jalur tiga. Ternyata KA tersebut adalah KA Sarangan alias KA Mutiara Selatan yang siang hari berjalan sebagai Sarangan. Karena masih pertengahan pekan, penumpang pun tidak terlalu ramai. Namun menurut petugas yang ada, apabila weekend, penumpang KA ini terutama dari Surabaya selalu penuh.
KA KLB Ujicoba gerbong datar kembali ke stasiun Madiun dari Walikukun. Dok Pri

Hingga KA ujicoba kembali ke Madiun, ternyata KA Logawa belum datang. Beberapa anggota rombongan pun memanfaatkannya untuk tidur. Namun, tidak lama kemudian datanglah KA yang dinanti. Rombongan pun naik dan pulang! Sampai jumpa Madiun! Sampai jumpa Magetan! Sampai jumpa INKA!

 
KA Logawa tiba di stasiun Madiun, terlambat sekitar 50 menit. Dok Pri

No comments:

Post a Comment

Mohon bantuan kliknya