Blusukan ke Pabrik Sarana Perkeretaapian Satu-satunya di Asia Tenggara
Tiba di kawasan INKA yang terletak di utara
stasiun Madiun, rombongan ditemui oleh perwakilan INKA, Wiweka Saputro dan
sejumlah staff Humas. Direktur Keuangan Direktur Keuangan
dan Sumber Daya Manusia (SDM) PT INKA Mohamad Nur Sodiq yang direncanakan menemui rombongan dari
Purwokerto ini berhalangan karena sedang mengikuti Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) di Jakarta.
Rombongan PT KAI diterima jajaran Humas INKA di aula. Dok Pri |
Wiweka pun ramah menyambut kedatangan rombongan
DAOP V dan awak media. Menurutnya, INKA sudah banyak mendapat kunjungan tidak
hanya dari user produk INKA namun juga dari berbagai komunitas pecinta Kereta
Api. Ia mengungkapkan, setiap kunjungan merupakan kesempatan yang berharga
untuk INKA memperkenalkan produknya. Karena itu, ia mengapresiasi kedatangan
rombongan.
“Kami sangat senang dan bangga ada kunjungan
dari user produk INKA dalam hal ini PT KAI. Selain itu, kami juga menyambut
kedatangan rekan media massa. Semoga kunjungan kali ini dapat membawa manfaat,”
katanya.
Setelah saling beramah-tamah, sejarah singkat
INKA pun dipaparkan oleh staff humas. Dalam kesempatan itu, penjelasan juga
disertai slide yang menggambarkan perkembangan INKA yang menempati lahan seluas
22,5 Ha ini.
Sejarah berdirinya INKA dipaparkan kepada rombongan. Dok Pri |
PT INKA yang berdiri pada 1981 sejauh ini
merupakan satu-satunya perusahaan Industri Pembuatan Kereta Api di Indonesia
bahkan di ASEAN. Berdirinya INKA ditujukan untuk substitusi impor.
“Pada awalnya INKA merupakan workshop Lokomotif
Uap yang kemudian karena keinginan menteri Riset dan Teknologi waktu itu pak BJ
Habibie, diubah menjadi perusahaan produsen sarana perkeretaapian. INKA pun
beberapa kali mengalami perubahan badan usaha,” jelas Wiweka.
Perempuan berjilbab ini melanjutkan, pada 1989
INKA yang semula mandiri masuk di bawah pengelolaan BPIS Kementrian Riset dan
Teknologi. Kemudian pada 1999 setelah pendirian PT Bahana Karya Industri
Strategis, INKA pun beralih pengelolaan dibawah BPIS. Dilikuidasinya BPIS pada
2002 membuat posisi INKA kemudian menjadi di bawah Kementrian BUMN secara langsung.
“Hingga saat ini, PT INKA pun pengelolaannya
berada di bawah Kementrian BUMN,” imbuhnya.
Beberapa dokumentasi Kegiatan INKA. Dok Pri |
Sejumlah produk sarana perkeretaapian telah
sukses dihasilkan INKA. Mulai yang pertama adalah purwarupa (prototype) kereta
penumpang kelas ekonomi yang disebut “Si Belo Kuda Troya,” kemudian gerbong
barang pada 1982. PT INKA pun pernah membentuk perusahaan gabungan dengan
General Electric dari Amerika Serikat berupa PT GE Lokindo untuk merakit
lokomotif tipe CC203.
“Bahkan beberapa unit lokomotif ini ada pula
yang diekspor ke Filipina,” ungkapnya.
Beberapa kiprah PT INKA di bidang industri sarana perkeretaapian. Dok Pri |
Hingga kini, sejumlah produk PT INKA bisa
dijumpai tidak hanya di dalam negeri
berupa sarana perkeretaapian yang digunakan PT KAI, namun juga di beberapa
negara misalnya Malaysia, Singapura, Australia, bahkan Bangladesh.
Setelah selesai pemaparan singkat, rombongan
dari Daop V dan media kemudian diajak berkeliling melihat proses pembuatan
sarana di area pabrik yang dibagi menjadi empat bagian. Bagian yang pertama
adalah Spot Welding, kemudian Sub Assembly Workshop, Final Assembly Workshop, dan
Finishing Workshop.
Monumen Tram Uap B1602 dipajang di bagian luar los INKA. Dok Pri |
Ditemani staff humas, Nungki Kusludfiani,
rombongan berjalan kaki memasuki los-los pembuatan sarana perkeretaapian.
Kesibukan luar biasa mewarnai nyaris di setiap los yang dikunjungi. Maklum
saja, PT INKA sedang sibuk menyelesaikan berbagai pesanan dari dalam dan luar
negeri.
“Untuk berikutnya, ekspor kereta akan kembali
dilakukan ke Bangladesh setelah kami menang tender. Sebanyak 150 kereta
penumpang kelas ekonomi telah dipesan. Selain itu, kami juga sedang mengerjakan
1.213 gerbong datar untuk PT KAI,” jelas Nungki sembari memimpin rombongan.
Di los pertama yaitu Spot Welding, ratusan
bahkan ribuan plat dan batang baja terlihat menumpuk. Sementara itu beberapa
pekerja sedang melakukan pengelasan antar bagian. Menurut Nungki, yang sedang
dilas tersebut adalah gerbong barang. Karena proses itu, INKA pun menerapkan
aturan dilarang memotret selama berada di area produksi.
“Untuk produk yang masih setengah jadi,
dilarang dipotret. Nanti kalau mau memotret di area Finishing saja dimana banyak
produk buatan INKA yang sudah jadi,” ucap Nungki mewanti-wanti awak media.
Los kedua yang dikunjungi, rombongan melihat
bagian kereta yang telah dilas mulai dirangkai. Meski masih berantakan, namun
bagian kereta misalnya gerbong datar, bogie dan coupler sambungan kereta mulai
terlihat bentuknya.
Sementara pada los ketiga, rombongan melihat
beberapa kereta penumpang dikerjakan. Beberapa diletakkan di dalam los,
sementara ada beberapa unit yang masih di luar. Gerbong yang bercat abu-abu
(Epoxy) tersebut semula disangka produk kereta penumpang untuk Bangladesh.
Sebabnya, badan kereta cukup lebar, diperkirakan melebihi lebar kereta
penumpang yang ada di Indonesia.
“Bukan,itu kereta penumpang kelas ekonomi untuk
Indonesia. Masih ada pesanan sebanyak 33 unit yang kami kerjakan,” jelasnya.
Dalam perjalanan meninggalkan los ketiga,
rombongan melihat ratusan Gerbong Datar diparkir di jalur rel yang banyak
terdapat di sekitar los. Nungki menjelaskan, sebagian gerbong sudah selesai
dikerjakan dan menjalani pengujian. Tes awal misalnya tes uji air untuk melihat
ketahanan produk ketika menghadapi situasi basah misalnya hujan deras disertai
angin. Selain itu, beberapa rangkaian pun keluar dari INKA dan ditarik loko
untuk menjalani tes di rel jalur utama.
Ketika rombongan tiba di los terakhir, terlihat
beberapa produk yang sudah jadi misalnya tiga unit lokomotif Diesel Hidrolik
CC300, beberapa unit Kereta Dinas milik Kementrian Perhubungan, contoh jalur
monorel rancangan INKA, hingga beberapa unit Busway Transjakarta.
Rangkaian KA Dinas milik Kemenhub diparkir di Los Finishing milik INKA. Dok Pri |
Nungki mengatakan, sebanyak lima unit CC300
yang memiliki tenaga sebesar 2200 daya kuda telah dibuat. Produk ini merupakan
kebanggaan INKA dan telah menjalani berbagai ujicoba di jalur kereta utama.
Logo Kementrian Perhubungan pun telah menghiasi bodi lokomotif yang dicat
dominan merah menyala ini. Maklum saja, loko ini telah dibeli oleh Kementrian
Perhubungan.
“Untuk sementara loko dan kereta dinas ini
dititipkan di sini. Rangkaian hanya keluar ketika ada kepentingan dari
Kementrian,” jelasnya.
Corporate Communication Manager PT KAI Daop V Purwokerto, Surono sedang mengamati lokomotif diesel hidrolik seri CC300 yang merupakan produk unggulan INKA. Dok Pri |
Keunggulannya, lokomotif ini bisa melaju di
jalur yang tergenang banjir. Sistem Diesel Hidrolik yang menggerakkan loko
membuatnya tahan terhadap genangan air. Selama ini lokomotif yang banyak
dipakai PT KAI merupakan lokomotif diesel elektrik yang rentan genangan air
atau banjir.
Seorang staf humas INKA menunjukkan beton yang merupakan purwarupa jalur monorel buatan INKA. Dok Pri |
“Jadinya, sebenarnya loko ini bisa jadi solusi
untuk mengatasi banjir misalnya di Semarang. Perjalanan KA tidak perlu
terganggu kalau memakai loko ini karena sistem kelistrikannya di dalam dan
posisinya agak tinggi sehingga tidak terpengaruh genangan air,” ulas Nungki.
Awak media sedang berdiskusi dengan staf humas INKA, Nungki Kusludfiani di depan KAIS Semeru yang beberapa waktu mengalami kecelakaan. Proses perbaikan KAIS Semeru sepertinya belum selesai. Dok Pri |
Selesai mengunjungi los Finishing, rombongan
buru-buru berkumpul kembali karena jam telah menunjukkan waktu pukul 11.40.
Rombongan yang direncanakan akan pulang menggunakan KA Logawa tentu tidak ingin
ketinggalan kereta karena KA Logawa tujuan Purwokerto tiba di Stasiun Madiun
sekitar pukul 12.30.
Sekitar 10 menit kemudian bus yang ditumpangi
rombongan tiba di stasiun Madiun. Tanpa banyak membuang waktu, kami segera
boarding untuk masuk ke peron. Namun ternyata, KA Logawa terlambat. PPKA
mengumumkan bahwa KA diperkirakan datang sekitar pukul 13.20. Beberapa anggota
rombongan pun menggerutu. Namun tidak untuk penulis yang memanfaatkan
kesempatan tersebut untuk mengamati aktivitas di Stasiun Madiun.
Rombonga bergegas boarding untuk naik KA Logawa yang akan membawa mereka pulang. Dok Pri |
Penulis beserta pak Surono duduk peron jalur 2
dimana KA Logawa akan berhenti. Sambil menikmati makan siang, terlihat
serangkaian gerbong datar bercat hijau sedang dirangkai dengan lokomotif dan
satu K3AC. Rupanya hari itu sedang ada pengujian gerbong datar yang akan
diserahkan PT INKA ke user yaitu PT KAI.
Berdasarkan pengumuman dari PPKA, kereta uji
coba tersebut direncanakan menuju ke Walikukun dan sebaliknya. Momen ini pun
tidak penulis sia-siakan dan segera ditangkap dengan kamera HP dan kamera saku.
Rangkaian KLB Ujicoba gerbong datar rute Madiun-Walikukun PP sedang dipersiapkan di jalur 4 stasiun Madiun. terlihat paling depan ada K3AC milik KA Krakatau. Dok Pri. |
Tidak hanya saya foto, momen ini juga sempat saya abadikan melalui video. Buat sobat pembaca yang ingin melihat videonya:
Setelah KA ujicoba berangkat. Satu rangkaian
kereta bisnis dilangsir masuk ke jalur tiga. Ternyata KA tersebut adalah KA
Sarangan alias KA Mutiara Selatan yang siang hari berjalan sebagai Sarangan. Karena
masih pertengahan pekan, penumpang pun tidak terlalu ramai. Namun menurut
petugas yang ada, apabila weekend, penumpang KA ini terutama dari Surabaya
selalu penuh.
KA KLB Ujicoba gerbong datar kembali ke stasiun Madiun dari Walikukun. Dok Pri |
Hingga KA ujicoba kembali ke Madiun, ternyata
KA Logawa belum datang. Beberapa anggota rombongan pun memanfaatkannya untuk
tidur. Namun, tidak lama kemudian datanglah KA yang dinanti. Rombongan pun naik
dan pulang! Sampai jumpa Madiun! Sampai jumpa Magetan! Sampai jumpa INKA!
No comments:
Post a Comment