Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Saturday 31 January 2015

Memoar 26: Perkumpulan Kecil yang Membesarkan

-Merangkai Kecintaan pada Purworejo melalui Dunia Maya-

Berinteraksi di dunia nyata terbatas ruang dan waktu sedangkan di dunia maya, hanya dengan sentuhan jari maka semuanya berada dalam jangkauan. Itulah yang dilakukan oleh tiga warga Purworejo. Melalui jejaring sosial twitter, mereka merangkai kecintaan terhadap Purworejo menggunakan akun yang mereka buat. hasilnya luar biasa, tidak hanya sekedar jalinan komunikasi, namun interaksi bergulir ke berbagai sisi kehidupan.
 
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri
Adalah Nanang (33) seorang warga Purworejo yang mengaku sangat mencintai kota kelahirannya, Purworejo. Meskipun telah melalang buana ke berbagai daerah di Indonesia, namun tidak sekalipun ia terbersit untuk meninggalkan identitasnya sebagai seorang warga Purworejo. 

Wednesday 28 January 2015

Memoar 25: Saksi KLB Hijrah Presiden Soekarno

Mbah Atmo Sempat Melihat
Bung Karno Naik Kereta Api Uap

Belasan kuli angkut atau yang biasa dikenal dengan istilah porter terlihat berdiri di peron stasiun Kutoarjo siang itu. Mereka menatap ke arah barat menyongsong kedatangan KA Kutojaya Selatan yang akan segera memasuki stasiun. Ketika kereta mulai melambat, tanpa menunggu kereta berhenti mereka naik ke atas kereta untuk menyongsong rejeki: membantu mengangkut barang bawaan milik penumpang.
Petugas porter sedang melayani penumpang yang turun di stasiun Kutoarjo. Dok Pri

Dalam kumpulan belasan porter berseragam kuning tersebut, satu sosok pria lanjut usia turut berdiri menyongsong laju kereta. Meski tidak segesit porter lainnya, namun ia tanpa ragu ataupun takut meloncat ketika kereta mulai berhenti. Tidak lama kemudian ia mendapatkan klien pertamanya. Satu koper berukuran besar dipanggulnya.

Tidak ada gerakan gemetar maupun terhuyung ketika Mbah Atmo, demikian nama pria lanjut usia itu mengangkat barang bawaan milik seorang penumpang. Sigap ia mengikuti pengguna jasanya keluar menuju teras stasiun. Setelah itu upah beberapa kembar uang dua ribu dan seribu rupiah dimasukkannya ke kantong ditemani senyuman lega.

Mohon bantuan kliknya