Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Sunday 22 November 2015

Tusukan Kecepatan Inovasi ASUS melalui Zenfone 2 Laser



Zenfone 2 Laser, Smartphone Berkamera Hebat dengan Laser Auto Focus 



Ketika masih sekolah, ada satu pepatah yang sering diajarkan ke saya yakni “biar lambat asal selamat.” Filosofi itu boleh jadi cocok untuk beberapa kondisi, namun tidak semuanya. Satu contohnya kompetisi di dunia industri gadget alias gawai yang melesat cepat saat ini.
 
Seorang model menunjukkan Zenfone 2 Laser dalam perhelatan ZenFestival 2015 di Jakarta, Kamis (19/11/2015). Foto oleh Agung Ismiyanto untuk sangpengamat.blogspot.com

Dalam kompetisi industri ponsel pintar alias smartphone memang diperlukan inovasi yang cerdas namun cepat, juga nyaman tidak hanya ketika dipakai namun juga di kantong. Semuanya itu rupanya menjadi semangat ASUS ketika meluncurkan lini produk terbarunya dalam Zenfone 2 Laser. Sebelum mengulas lebih dalam mengenai produk unik ini, ada baiknya kita sedikit melakukan kilas balik.

Pada akhir 2014, pecinta gawai dikejutkan dengan kabar bahwa ASUS sedang menyiapkan gawai andalannya berupa ponsel pintar yang dibekali Random Access Memory (RAM) sebesar 4 Gb. Kapasitas sebesar itu digadang-gadang memberikan kemampuan tanpa lag ketika asyik memakai gawai, baik itu menjelajah dunia maya ataupun memainkan game kelas berat. Tentu saja ini menjadi perbincangan tersendiri

Monday 5 October 2015

Memoar 28: Misteri dan Pesona Benteng Kalimaro

Jelajah Perbukitan Bersejarah Bersama Bagor Purworejo


Menjadi duta pariwisata tentunya harus mengenal seluk beluk dunia pariwisata di suatu daerah. Karena itu, satu langkah terobosan dilakukan oleh para Bagus-Roro (Bagor) Purworejo 2013. Pada Minggu (15/9/2013) mereka mengunjungi beberapa benteng peninggalan Jepang di kawasan kecamatan Bagelen, Purworejo.

Dipandu oleh beberapa warga yang tergabung dalam Paguyuban Warga Bagelen (PWB), sembilan Bagus-Roro 2013 mengunjungi sekitar lima benteng. Dalam perjalanannya, mereka didampingi oleh Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan pada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Drs Eko Riyanto. Karena itu, mereka tidak hanya sekedar berkunjung, tapi juga

Monday 22 June 2015

Amboy… Indahnya Kota Ambon! (1)


Antara Argo Wilis dan Garuda Indonesia


Meskipun ketika kecil saya pernah tinggal di Kalimantan (yang notabene Indonesia tengah), sedikit sekali pengalaman saya dengan bagian lain Indonesia. Tentunya selain pulau Jawa.


Namun beberapa waktu yang lalu, kesempatan untuk menikmati luasnya Indonesia pun datang. Pada 2013 saya berkesempatan menikmati keindahan Sumatra (inilah pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pulau Andalas) melalui kunjungan ke kota Palembang di Sumatra Selatan. Walau hanya sehari, namun kunjungan itu menimbulkan kesan tersendiri untuk saya.


Kesempatan yang kedua datang pada akhir 2014 ketika saya berkesempatan mengunjungi kota Ambon di Maluku. Sungguh, tak terbayangkan ketika saya akhirnya bisa menginjakkan kaki di Ambon Manise. Sejak saya sekolah hingga kuliah, bahkan bekerja, saya memang beberapa kali bertemu dengan orang Ambon. Kesan yang saya dapat mereka kebanyakan ramah dan pandai bernyanyi (karena suara mereka kebanyakan bagus). Namun, belum ada bayangan waktu itu mengenai tanah asal teman-teman saya itu. Hingga akhirnya, pada 30 Desember 2014 saya mendapat kesempatan itu.

Tuesday 17 March 2015

Memoar 27: Pesona Desainer Muda

Body Painting Art ala Siswi SMKN 3 Purworejo
 
Beberapa peserta ujian kompetensi merias sedang berfoto bersama teman yang menjadi obyek riasannya. Dok Pri
Purworejo memang layak menyandang kota segudang bakat. Tidak hanya orang-orang besar dan berpengaruh yang lahir di kota ini, namun banyak pakar pula yang lahir. Tidak hanya mereka yang telah “jadi” namun yang muda pun telah menunjukkan potensinya.

Satu contohnya adalah SMKN 3 Purworejo. Sekolah yang terletak tidak jauh dari alun-alun Purworejo ini menyimpan bakat-bakat luar biasa dalam bidangnya. Hal itu bisa dilihat ketika setiap beberapa bulan sekolah menampilkan kelebihan siswanya.

Thursday 19 February 2015

Uniknya Kotagede Night Tour

Melihat Kotaraja di Malam Hari

Sebagai bekas Ibukota Kerajaan Mataram, Kotagede menyimpan banyak peninggalan bersejarah selain pesona kerajinan peraknya. Berbagai situs peninggalan sejarah masa lalu bertebaran di daerah ini.
Para peserta Kotagede Night Tour sedang mengikuti rute tour. Dok Massatrust




Berbagai cara pun bisa ditempuh untuk menikmati dan mengagumi pesona lampau tersebut. Selain tur umum yang banyak ditawarkan agen perjalanan wisata pada umumnya, banyak cara lain yang bisa ditempuh.

Keindahan dan pesona Kotagede tergambar pada  jalan-jalan sempit, dengan toko-toko perak tradisional dan rumah berubin mosaik berjajar di tepi jalan. Kota ini juga dipenuhi bangunan kuno yang merupakan rumah pedagang Arab dan Belanda. Sementara itu, masyarakat Kotagede hidup dalam nuansa kehidupan masyarakat Jawa yang masih kental.

Tidak hanya menawarkan eksotisme obyek wisata, namun melongok lebih jauh ke dalam jantung kehidupan masyarakatnya. Itulah yang ditawarkan oleh Kotagede Night Tour.

Berbeda dengan tur pada umumnya yang dilakukan pada pagi atau siang hari, tour ini dilakukan pada sore atau malam hari. Tujuannya, melihat sisi lain Kotagede yang selama ini nyaris tak tersentuh turis.

Tuesday 3 February 2015

Mengantar Karya Kebanggaan Bangsa



Ternyata Indonesia Telah Mampu 

Memroduksi Lokomotif pada 1960an




Lokomotif Bima Kunting yang telah selesai dipreservasi dicuci dan diparkir di spoor cucian Balai Yasa Yogyakarta. Dok Pri
PT Kereta Api Indonesia (KAI) melakukan pemindahan lokomotif Bima Kunting pada Kamis (29/1/2015). Tentunya ada alasan kuat mengapa lokomotif ini menjadi pilihan untuk dipindah ke Museum Benteng Vredeburg dari kebun Balai Yasa Yogyakarta. Ke depannya, lokomotif ini akan menjadi monumen untuk menumbuhkan kecintaan pada perkeretaapian dalam negeri.

Di tengah gencarnya berbagai macam produk dan teknologi impor, siapa menyangka bangsa Indonesia sebenarnya telah cukup maju dalam teknologi. Satu contohnya adalah Bima Kunting yang merupakan lokomotif diesel produksi anak bangsa. Hebatnya, hal itu dilakukan pada 1960an!

Saturday 31 January 2015

Memoar 26: Perkumpulan Kecil yang Membesarkan

-Merangkai Kecintaan pada Purworejo melalui Dunia Maya-

Berinteraksi di dunia nyata terbatas ruang dan waktu sedangkan di dunia maya, hanya dengan sentuhan jari maka semuanya berada dalam jangkauan. Itulah yang dilakukan oleh tiga warga Purworejo. Melalui jejaring sosial twitter, mereka merangkai kecintaan terhadap Purworejo menggunakan akun yang mereka buat. hasilnya luar biasa, tidak hanya sekedar jalinan komunikasi, namun interaksi bergulir ke berbagai sisi kehidupan.
 
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri
Adalah Nanang (33) seorang warga Purworejo yang mengaku sangat mencintai kota kelahirannya, Purworejo. Meskipun telah melalang buana ke berbagai daerah di Indonesia, namun tidak sekalipun ia terbersit untuk meninggalkan identitasnya sebagai seorang warga Purworejo. 

Wednesday 28 January 2015

Memoar 25: Saksi KLB Hijrah Presiden Soekarno

Mbah Atmo Sempat Melihat
Bung Karno Naik Kereta Api Uap

Belasan kuli angkut atau yang biasa dikenal dengan istilah porter terlihat berdiri di peron stasiun Kutoarjo siang itu. Mereka menatap ke arah barat menyongsong kedatangan KA Kutojaya Selatan yang akan segera memasuki stasiun. Ketika kereta mulai melambat, tanpa menunggu kereta berhenti mereka naik ke atas kereta untuk menyongsong rejeki: membantu mengangkut barang bawaan milik penumpang.
Petugas porter sedang melayani penumpang yang turun di stasiun Kutoarjo. Dok Pri

Dalam kumpulan belasan porter berseragam kuning tersebut, satu sosok pria lanjut usia turut berdiri menyongsong laju kereta. Meski tidak segesit porter lainnya, namun ia tanpa ragu ataupun takut meloncat ketika kereta mulai berhenti. Tidak lama kemudian ia mendapatkan klien pertamanya. Satu koper berukuran besar dipanggulnya.

Tidak ada gerakan gemetar maupun terhuyung ketika Mbah Atmo, demikian nama pria lanjut usia itu mengangkat barang bawaan milik seorang penumpang. Sigap ia mengikuti pengguna jasanya keluar menuju teras stasiun. Setelah itu upah beberapa kembar uang dua ribu dan seribu rupiah dimasukkannya ke kantong ditemani senyuman lega.

Mohon bantuan kliknya