Setia
Tunggu Penukar Uang
![]() |
Suryanto sedang menunggu pengguna jasanya di depan Kantor
Pos Purworejo.
Foto diambil pada 2012. Dok Pri.
|
Uang
merupakan suatu benda yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat luas.
Tua-muda, kaya-miskin, semua membutuhkan uang dan hidup berjalan dengan
keberadaan uang.
Uang yang berlaku di Indonesia adalah Rupiah. Bagaimana
dengan mereka, yang karena suatu hal, mendapatkan penghasilan uang asing?
Tenaga Kerja Wanita contohnya. Mereka yang bekerja di luar negeri tentu saja
mendapatkan upah berupa mata uang asing. Bagaimana seandainya mereka membawa
uang tersebut ke Indonesia, bagaimana mereka bisa membelanjakannya? Tentu saja
money changer adalah solusinya. Lantas, apabila jumlah uang yang ditukarkan
hanya sedikit, apakah money changer bersedia melayani?
Dalam permasalahan di atas, Suryanto (38) menangkap peluang
usaha.
Mengandalkan sedikit pengalamannya ketika masih berjualan emas dan "nyambi" berusaha jual-beli uang asing, dia mantap membuka lapak penjual valuta asing. Setiap harinya pria berperawakan gempal ini menunggu pengguna jasanya di depan kantor pos Purworejo. Orang-orang yang memiliki mata uang asing, baik turis maupun TKW adalah pengguna jasanya. Uang Real, Dollar Singapura, Dollar Amerika, dan Ringgit Malaysia merupakan uang yang sering ia perdagangkan.
Mengandalkan sedikit pengalamannya ketika masih berjualan emas dan "nyambi" berusaha jual-beli uang asing, dia mantap membuka lapak penjual valuta asing. Setiap harinya pria berperawakan gempal ini menunggu pengguna jasanya di depan kantor pos Purworejo. Orang-orang yang memiliki mata uang asing, baik turis maupun TKW adalah pengguna jasanya. Uang Real, Dollar Singapura, Dollar Amerika, dan Ringgit Malaysia merupakan uang yang sering ia perdagangkan.
"Pengguna jasa saya sebagian besar adalah orang
Purworejo yang bekerja di luar negeri, terutama TKW. Cukup jarang ada wisatawan
asing yang kesini dan menukarkan uang mereka," jelas Suryanto. Ditemui di
lapaknya yang berupa meja kecil dengan penutup berupa atap payung, dia sedang
duduk menanti pengguna jasanya.
Pengharapan akan rejeki memang membayang di wajah Suryanto.
Tentu saja, tidak setiap hari ada orang yang menggunakan jasanya. Karena itu,
selain jual beli uang asing, ia juga berjualan pulsa.
"Ndak setiap hari ada yang menukarkan uangnya, kadang
sehari bisa sepi sama sekali tidak ada yang datang. Namun dari jualan pulsa
saya bisa nutup kekurangan itu, buat kebutuhan sehari-hari. Lumayan, kalau
pulsa sehari bisa 10-15 orang yang beli," jelasnya sambil tersenyum.
Kenekatan, dan sedikit perhitungan, itulah modal Suryanto.
Betapa tidak, ia membuka lapak penukaran valuta asing di depan kantor pos.
Padahal, di dalam kantor pos ada kantor money changer resmi. Suryanto mengaku,
ia tidak takut bersaing dengan money changer yang ada di kantor pos.
"Rejeki orang kan ada jalannya sendiri-sendiri. Saya
ndak takut, lagipula yang di dalam itu kan bukan milik kantor pos, cuma ada
orang yang nyewa ruangan," ujar Suryanto tenang. Namun, ia mengaku
mendapat inspirasi dari money changer di kantor pos tersebut. Menurutnya, ada
orang yang tidak jadi bertransaksi di kantor tersebut dan kemudian beralih
menggunakan jasanya.
Dalam usaha yang telah digelutinya sejak dua tahun yang lalu
itu, banyak suka duka yang terjadi. Sebagai contoh, pernah ada orang yang
bertransaksi sampai senilai 40 juta rupiah. Waktu itu ada orang yang menukarkan
dollar Singapura ke Rupiah. Namun tidak jarang, usahanya sama sekali sepi tanpa
pengguna jasa sama sekali. Hidup memang tidak bisa ditebak.
No comments:
Post a Comment