Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Wednesday 19 November 2014

Purworejo dalam Bingkai Pengalaman


Purworejo telah mendapat tempat tersendiri dalam hati saya. Selama dua tahun saya bekerja dan beranjangsana dengan kota yang terletak di barat Yogyakarta ini. Banyak hal menarik dan unik yang saya temui, terkadang hal yang membuat kagum, terkadang pula memberi pelajaran hidup.

Setelah tiga bulan “pelatihan” sebagai wartawan di kota Yogyakarta, pada suatu sore pimpinan memanggil saya dan seorang rekan lainnya. Singkatnya, setelah dirasa mendapat pembekalan yang cukup di kota, maka kami diberi tugas baru di luar kota. Saya ditempatkan di Purworejo, sementara rekan saya ditempatkan di Purwokerto.

Sempat saya protes ke pimpinan, bagaimanapun juga saya merasa belum mendapat pembekalan yang cukup. Lagipula Purworejo terasa asing buat saya yang sejak kecil lebih familiar dengan Klaten-Yogya dan Jakarta. Banyak rekan yang bercerita mengenai Purworejo yang terkenal dengan jalannya yang jelek, medan yang berat, dan sepi tanpa tempat hiburan.

Sebelumnya memang saya pernah ke Purworejo. Tapi itupun terbatas dalam lingkup perjalanan kereta api karena saya hanya joy ride KA Feeder Purworejo dari Kutoarjo. Tidak banyak yang bisa saya lihat selain jalur kereta, sawah dan jalur utama lintas selatan.

Keputusan sudah ditetapkan, persiapan telah dilakukan. Dengan berat hati saya pun berangkat ditemani seorang senior yang telah “babad alas” di Purworejo. Siang hari 28 Maret 2012 kami pun menuju ke Purworejo menggunakan mobil milik Oom senior.

Kesan pertama ketika menuju Purworejo adalah: uadohe reek! Perjalanan menggunakan mobil dari Yogya menuju ke Purworejo menghabiskan waktu lebih dari satu jam. Kesan pertama ketika melihat wilayah Purworejo adalah bukit, gunung, sepi dan panas.

Perjuangan dimulai ketika pada 1 April 2012 saya resmi ditugaskan di sana. Layaknya pecinta kereta api, liputan pertama yang saya buat pun bertema kereta api: Soal Stasiun Purworejo yang non aktif dan kesibukan di Stasiun Kutoarjo :P

Selanjutnya, dimulailah rutinitas jurnalistik yang (tidak) membosankan. Memasuki kantor-kantor pemerintahan, kepolisian, TNI, hingga blusukan mulai dari Bruno hingga Keburuhan. Akhirnya, selama dua tahun bertugas di Kabupaten yang berslogan “Berirama” ini, banyak pengalaman menarik dan tak terlupakan. Mulai dari pengalaman mengesalkan hingga menyenangkan.

Mulai hari ini saya bakalan menulis soal kenangan bekerja di Purworejo. Sebagian saya ambil dari berita yang pernah saya tulis, baik itu yang dimuat atau ditolak redaksi. Untuk yang pernah dimuat, tentunya ada penyesuaian dengan bahasa yang digunakan di blog. Sementara yang tidak dimuat, tentu ada penyesuaian pula.

Semoga saja, tulisan ini bisa menjadi pengingat bahwa saya pernah bertugas di daerah yang menarik, kaya sejarah, kaya budaya, kaya religiositas, dan kaya kekayaan alam. Purworejo, selalu berirama dalam jiwa.

No comments:

Post a Comment

Mohon bantuan kliknya