Puluhan pecinta KA dari Purwokerto, Semarang, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta berfoto bersama jajaran PT KAI Daop VI di depan gedung Bimaloka Kompleks Kantor PT KAI Daop VI Yogyakarta. Dok Pri |
Perkeretaapian di Indonesia memiliki banyak khasanah unik dan menarik.
Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu akan hal itu. Namun demikian dari tahun
ke tahun semakin banyak hal menarik yang diketahui masyarakat dan kalangan
pecinta kereta api.
Satu contohnya adalah ketika puluhan pecinta kereta api (railfans) dari
Purwokerto, Semarang, Solo, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta melakukan kunjungan
ke area kerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta. Selain
bersilaturahmi dengan jajaran Daop VI, railfans juga melakukan kunjungan ke
Balai Yasa Yogyakarta dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo
Yogyakarta.
Balai Yasa Yogyakarta merupakan tempat pemeliharaan dan perawatan
lokomotif, Kereta Rel Diesel (KRD), dan kereta genset. Sementara BPTT merupakan
tempat pendidikan para calon masinis sebelum ditugaskan untuk menjalankan
kereta api. Kunjungan ke dua titik tersebut diharapkan akan memberikan wawasan
yang benar mengenai perkeretaapian kepada railfans dan masyarakat luas.
Kunjungan diawali pada Minggu (16/11) di kantor Daop VI di jalan
Lempuyangan 1 Yogyakarta dimana puluhan railfans tersebut diterima oleh
Corporate Communication Manager Daop VI, Bambang Setiyo Prayitno. Pertemuan
diawali dengan diskusi mengenai peran railfans dalam perkembangan
perkeretaapian Indonesia. Menurut Bambang, railfans memiliki peran strategis
dalam mendukung kemajuan perkeretaapian.
“Misalnya saja railfans berperan dalam keselamatan di perlintasan KA.
Selama ini satu kendala yang dihadapi PT KAI untuk membuat kereta tepat waktu
adalah banyaknya perlintasan, terutama perlintasan sebidang. Masinis juga
manusia, tentu kadang mengurangi kecepatan ketika melihat hambatan misalnya
kendaraan atau orang yang masih berada di perlintasan. Padahal, kalau
masyarakat menyadari pentingnya mendahulukan kereta api, tentu banyak kejadian
tidak diinginkan dapat dihindari,” ungkapnya.
Corporate Communication Manager PT KAI Daop VI Yogyakarta, Bambang S Prayitno sedang memberikan sambutan. Dok Pri |
Bambang pun mengapresiasi aksi yang dilakukan oleh beberapa railfans untuk
mengkampanyekan keselamatan di perlintasan. Bahkan, menurutnya beberapa aksi
merupakan inisiatif railfans. Hal ini merupakan bentuk kecintaan pada
perkeretaapian secara nyata.
“Kalau masalah perlintasan ini dapat diatasi, tentunya akan berdampak
pada ketepatan waktu perjalanan kereta api. Selama ini kami banyak mendapat komplain
mengenai ketepatan waktu,” imbuhnya.
Masalah lain dimana railfans dapat berperan dikemukakan oleh perwakilan
dari Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE) dari Semarang, Noviar Prasetyo. Railfans
merupakan satu dari beberapa kalangan yang menyadari pentingnya kereta api
sebagai tulang punggung transportasi darat. Dalam beberapa kegiatan, railfans
berupaya mengkampanyekan pengaktifan kembali beberapa jalur kereta api yang
non-aktif selama ini.
“Contohnya adalah ketika jalur Kedungjati ke Tuntang direaktivasi.
Banyak suara menentang dari masyarakat. Padahal, jalur ini memiliki peran
strategis ke depannya. Karena itu, railfans pun mendorong upaya reaktivasi ini.
Kepada masyarakat yang menentang, kami pun berupaya memberikan sosialisasi dan
upaya penyadaran pentingnya kereta api,” katanya.
Puluhan Railfans memadati Gedung Bimaloka kompleks Kantor PT KAI Daop VI Yogyakarta. Dok Pri |
Bersama masyarakat yang mendukung reaktivasi jalur, lanjut Noviar,
railfans pun memasang spanduk dukungan di beberapa titik. Diharapkan, hal itu
setidaknya dapat memberikan dukungan moral kepada PT KAI dan pelaksana proyek
reaktivasi; bahwa selain penentang, ada pula pihak yang mendukung upaya
reaktivasi ini.
Bambang menyambung, pihaknya juga melihat railfans sebagai jembatan
penghubung yang baik antara operator kereta api dengan masyarakat. Selama ini
di media sosial seringkali pengguna jasa kereta api melakukan protes yang cukup
gencar dan kerasa ke pihaknya. Beberapa railfans yang mengetahui pun membantu
menjawab pertanyaan.
“Dengan latar belakang pengetahuan akan kereta api yang baik, para
railfans tersebut sangat membantu memberikan pertanyaan jawaban dari
masyarakat,” kata Bambang.
Agar pengetahuan para railfans tersebut bisa terus berkembang sesuai
perkembangan yang ada pada perusahaan kereta api, maka Bambang pun menyambut
niat baik para railfans yang ingin mengenal lebih jauh. Termasuk ketika ada
railfans mengusulkan kunjungan ke Balai Yasa dan BPTT, maka pihaknya pun
mengupayakan untuk membantu.
“Railfans memiliki peran positif dalam mendukung kemajuan kereta api
yang terus dilakukan oleh PT KAI. Karena itu, penting untuk memberikan atau
memfasilitasi mereka untuk mengetahui lebih dalam mengenai perkeretaapian,
termasuk mengenal jeroan PT KAI dalam hal ini Balai Yasa dan BPTT,” katanya.
Acara pun berlanjut ke Balai Yasa Yogyakarta. Karena kebanyakan railfans yang datang ke Yogyakarta naik KA dan tidak membawa kendaraan sendiri, maka rombongan pun memutuskan jalan kaki bersama-sama dari Kantor Daop VI menuju ke Balai Yasa yang jaraknya sekitar 2 kilometer. padahal, cuaca sedang panas dan gerah. ternyata, semangat demi bisa melihat jeroan kereta api bisa mengalahkan rasa lelah dan dahaga.
Puluhan railfans ditemani Asisten Manager Umum Balai Yasa, Irwan,
berkeliling ke kompleks Balai Yasa yang telah berdiri sejak 28 Oktober 1928
tersebut. Mereka diajak melihat berbagai perlengkapan perawatan sarana perkeretaapian.
Hanya saja, karena kunjungan dilakukan pada Minggu, otomatis tidak ada aktivitas
perawatan di Balai Yasa. Namun, para pecinta KA ini tetap diajak berkeliling
mengamati berbagai fasilitas perawatan kereta.
Railfans bersama jajaran Daop VI Yogyakarta dan Balai Yasa Yogyakarta berfoto bersama di depan monumen Motive Power. ternyata, ada kisah menarik di balik keberadaan monumen ini. Dok Pri |
Irwan pun memaparkan beberapa hal menarik seputar Balai Yasa yang
terletak di jalan Kusbini 1. Misalnya saja mengenai patung seorang pria besar
yang mendorong roda lokomotif di kompleks taman Balai Yasa. Patung tersebut
bukan sekedar monumen biasa, namun memiliki sejarah tersendiri.
“Jadi, pada awal-awal keberadaan Balai Yasa ini, pernah ada seorang
pekerja dengan dedikasi luar biasa. Namanya Sumarmadi. Meskipun orang sini,
namun perawakannya tinggi besar seperti orang Belanda. Keistimewaannya, dia
bisa mendorong sepasang roda lokomotif sendirian. Padahal, normalnya perlu tiga
orang. Beliau pun mengakhiri dedikasinya sebagai pegawai ketika meninggal pada
1970an,” papar Irwan.
Perjalanan kemudian berlanjut ke area kerja. Selama ini, area ini
menjadi misteri yang menarik rasa penasaran para pecinta KA. Kebanyakan mereka
ingin mengetahui bagaimana lokomotif dibongkar untuk menjalani perawatan besar
(overhaul). Selama ini kebanyakan railfans hanya bisa mengetahui sedikit saja
mengenai Balai Yasa misalnya jalur keluar masuk yang bersentuhan dengan rumah
penduduk yang pernah menghebohkan para blogger dan jalur uji coba di depan
Balai Yasa.
Irwan pun mengajak mereka berkeliling mulai dari area pembongkaran,
pembubutan roda lokomotif, penggantian as roda, perawatan generator, motor
traksi, hingga ke bagian perawatan pelengkap keselamatan kereta misalnya
pengereman.
Pada awal masuk ke area tertutup Balai Yasa, Irwan menjelaskan mengenai mekanisme umum proses perawatan lokomotif. Mulai dari ketika lokomotif masuk, menjalani perawatan ataupun perbaikan, pengujian, hingga pengiriman kembali. Penjelasan dilakukan menggunakan bagan besar yang ada di dekat pintu masuk utama area kerja.
Pada awal masuk ke area tertutup Balai Yasa, Irwan menjelaskan mengenai mekanisme umum proses perawatan lokomotif. Mulai dari ketika lokomotif masuk, menjalani perawatan ataupun perbaikan, pengujian, hingga pengiriman kembali. Penjelasan dilakukan menggunakan bagan besar yang ada di dekat pintu masuk utama area kerja.
Para railfans menyimak penjelasan mengenai mekanisme pemeliharaan lokomotif di depan pintu masuk utama area kerja. Dok Pri |
Ketika memasuki area kerja, terlihat ada rangkaian KRDE Prameks. Menurut Irwan, ada proses yang cukup merepotkan ketika memasukkan rangkaian Prameks ke Balai Yasa. Rangkaian terpaksa "dipotong" karena terlalu panjang untuk bisa ditarik menggunakan lok. Maklum saja, area langsir untuk keluar masuk Balai Yasa memiliki panjang yang terbatas.
Titik
pertama yang dikunjungi adalah area pembongkaran. Di sini bogie kereta maupun
lokomotif dilepas. Roda menjalani perawatan berupa pembubutan ataupun
penggantian roda. Menurut Irwan, sempat ada perbedaan pendapat mengenai
pembubutan roda ini. Perbedaan terjadi antara roda KRL dengan kereta biasa atau
lokomotif. Ada yang berpendapat diameter minimal 850mm, sedangkan di Balai Yasa
diameter minimal untuk roda bisa tetap optimal beroperasi adalah 870mm. Namun
demikian perbedaan dapat diselesaikan dengan baik.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke area mesin dimana baik
generator maupun traksi motor menjalani perawatan. Berbeda dengan kondisi
beberapa tahun sebelumnya dimana kondisi bengkel cukup berantakan, kini
kondisinya jauh lebih rapi. Menurut Irwan, hal itu disebabkan adanya penataan
area untuk memenuhi standar ISO 2008:2010 dari Jerman. Tidak hanya memudahkan
pekerjaan, penataan juga membuat standar keamanan yang lebih baik. Bahkan,
beberapa bagian mesin yang telah selesai dikerjakan mendapat perlakukan khusus
berupa penutupan dengan alat penutup.
"Ini untuk menjaga agar bagian yang dikerjakan tetap bersih
dan siap dirangkaikan kembali," jelasnya.
Selesai dengan bagian mesin, perjalanan dilanjutkan ke bagian
auxiliary atau alat bantu misalnya pengereman. Di sini topik menarik yang
dibahas adalah mengenai alat pemasir (sanding). Menurut Irwan, beberapa waktu
terakhir, lokomotif yang masuk ke BY mulai dikembalikan alat pemasirnya. Hal
ini untuk memenuhi standar keselamatan yang lebih baik.
Berdasarkan pengamatan penulis, di area Balai Yasa tidak terlihat
banyak lokomotif. Ini karena memang saat itu lokomotif yang menjalani perawatan
sedang tidak banyak.
Selesai memasuki Balai Yasa, sebagian Railfans penasaran akan
keberadaan sarana perkeretaapian yang telah afkir. Mereka pun meminta izin
untuk masuk ke area halaman sebelah barat. Izin pun diberikan, hanya saja
Railfans diminta berhati-hati karena area tersebut penuh semak belukar sehingga
menjadi habitat ular.
Di sana, sebagian besar sarana yang telah afkir telah dirucat. Hanya disisakan beberapa lokomotif misalnya BB304, BB201, KRD MCW dan BB303.Yang tersisa ini merupakan sarana yang telah mendapat stiker keterangan sebagai benda cagar budaya.
Sebagian sarana yang telah menjadi benda cagar budaya disisakan di kebun Balai Yasa YK. Kabarnya sarana ini akan dibawa ke Tuntang untuk menjadi koleksi Museum Kereta Api Diesel. Dok Pri |
Ada plat Lok CC20115 yang teronggok begitu saja di dekat tempat sampah di kompleks Balai Yasa YK. Kira-kira siapa yang akan merawat ya? Dok Pri |
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke BPTT yang terletak tidak jauh dari
Balai Yasa. Rombongan ditemui oleh General Manager BPTT, Ruwanto. Hujan deras
sempat membuat kerepotan rombongan yang sebagian berjalan kaki dari Balai Yasa
ini. Namun demikian, rasa letih sirna mendapat penyambutan yang hangat dari
jajaran BPTT.
General Manager BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta menyambut ramah kedatangan para pecinta KA. Dok Pri |
Selain mendapat penjelasan singkat mengenai BPTT, rombongan juga diajak
melihat berbagai sarana yang dimiliki BPTT. Sebagai lembaga pendidikan masinis,
tentunya lembaga ini juga memiliki berbagai sarana penunjang.
Rombongan diajak melihat beberapa kelas hingga kantor para instruktur.
Yang paling menarik, rombongan juga diajak melihat ke bengkel pembelajaran
masinis yang terletak di bagian belakang kompleks BPTT. Di sini terdapat banyak
onderdil lokomotif, kereta, gerbong barang, hingga contoh meja kendali
lokomotif. Selain itu terdapat pula beberapa boks yang masih tersegel. Ruwanto
menjelaskan, boks tersebut berisi simulator lokomotif tipe terbaru yang
dimiliki PT KAI.
GM BPTT Darman Prasetyo, Ruwanto menunjukkan beberapa fasilitas BPTT misalnya ruang dosen dan instruktur. dok Pri |
Menurut Ruwanto, bengkel tersebut sangat penting untuk para calon
masinis. Mereka tidak hanya diajarkan cara mengendalikan lokomotif, namun
memahami kinerja lokomotif secara keseluruhan.
“Kalau sekedar mengendalikan saja, itu mudah. Mengendalikan lokomotif
jauh lebih mudah daripada mengendalikan mobil. Masinis hanya berurusan dengan
gagang throttle (gas) dan rem. Hanya saja persoalannya di kereta api banyak
sekali prosedur yang harus dipatuhi demi keselamatan perjalanan kereta api
misalnya pengenalan semboyan,” ungkap Ruwanto.
Dalam kesempatan tersebut Ruwanto juga melayani tanya-jawab dengan para
railfans seputar dunia masinis. Ia pun menjelaskan prosedur kerja masinis,
pembekalan sebelum berdinas, hingga fasilitas yang diperoleh selama berdinas
misalnya kemudahan teknologi.
“Kalau dulu pada era saya masinis berurusan dengan mesin diesel yang
semuanya masih manual, sekarang semuanya serba otomatis. Kinerja lokomotif
banyak dibantu komputer. Namun demikian, standar keselamatan pun tetap dijaga
bahkan ditingkatkan,” jelas pria yang pernah bertugas di Sumatra ini.
Mengenai keberadaan railfans, Ruwanto sangat mengapresiasi minat mereka
pada dunia perkeretaapian. Menurutnya, para railfans yang kebanyakan masih muda
tersebut bisa ikut menjadi karyawan ataupun pemerhati dari luar.
Kunjungan ke dua area yang selama ini dikenal cukup tertutup dan steril
tersebut memberikan kesan tersendiri untuk peserta. Satu contohnya adalah
Dhannie Setiawan yang datang dari Sidoarjo, Jawa Timur. Menurutnya, acara
semacam ini semakin memererat hubungan antara PT KAI sebagai operator kereta
dengan pecinta KA dari berbagai wilayah.
“Tidak hanya itu, acara ini juga penting untuk meningkatkan wawasan dan
pengetahuan mengenai teknik-teknik kereta api, mesin, cara kerja lokomotif dan
berbagai komponen lainnya. Selain itu, kami juga bisa semakin mengenal
bagaimana sumber daya manusia di kereta api dididik,” katanya.
Monumen Lok BB30133 yang ada di ruang tamu BPTT YK. Dok Pri |
Salut dehhh...
ReplyDeleteTerima kasih, pak Noviar :D Kapan main ke Jogja lagi nih?
ReplyDeleteAssalamu'alaikum. Saya Naufal Aufa Zahira, railfans Bekasi. Ingin bertanya, cara berkunjung ke balai yasa atau dipo lokomotif itu gimana? Harus rombongan atau bisa sendiri?
ReplyDeleteAssalamu'alaikum. Saya Naufal Aufa Zahira, railfans Bekasi. Ingin bertanya, cara berkunjung ke balai yasa atau dipo lokomotif itu gimana? Harus rombongan atau bisa sendiri?
ReplyDeleteSaya dari SD udah tertarik ama yang namanya kereta api, tapi saya belom tau caranya bisa gabung sama railfans, gimana si gan biar bisa gabung sama railfans?
ReplyDelete