Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Wednesday 26 November 2014

Ketika Pecinta KA Diajak Melihat Jeroan Kereta Api

Puluhan pecinta KA dari Purwokerto, Semarang, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta berfoto bersama jajaran PT KAI Daop VI di depan gedung Bimaloka Kompleks Kantor PT KAI Daop VI Yogyakarta. Dok Pri

Perkeretaapian di Indonesia memiliki banyak khasanah unik dan menarik. Sayangnya, tidak banyak orang yang tahu akan hal itu. Namun demikian dari tahun ke tahun semakin banyak hal menarik yang diketahui masyarakat dan kalangan pecinta kereta api.
Satu contohnya adalah ketika puluhan pecinta kereta api (railfans) dari Purwokerto, Semarang, Solo, Madiun, Surabaya dan Yogyakarta melakukan kunjungan ke area kerja PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daop VI Yogyakarta. Selain bersilaturahmi dengan jajaran Daop VI, railfans juga melakukan kunjungan ke Balai Yasa Yogyakarta dan Balai Pelatihan Teknik Traksi (BPTT) Darman Prasetyo Yogyakarta.
Balai Yasa Yogyakarta merupakan tempat pemeliharaan dan perawatan lokomotif, Kereta Rel Diesel (KRD), dan kereta genset. Sementara BPTT merupakan tempat pendidikan para calon masinis sebelum ditugaskan untuk menjalankan kereta api. Kunjungan ke dua titik tersebut diharapkan akan memberikan wawasan yang benar mengenai perkeretaapian kepada railfans dan masyarakat luas.
Kunjungan diawali pada Minggu (16/11) di kantor Daop VI di jalan Lempuyangan 1 Yogyakarta dimana puluhan railfans tersebut diterima oleh Corporate Communication Manager Daop VI, Bambang Setiyo Prayitno. Pertemuan diawali dengan diskusi mengenai peran railfans dalam perkembangan perkeretaapian Indonesia. Menurut Bambang, railfans memiliki peran strategis dalam mendukung kemajuan perkeretaapian.
“Misalnya saja railfans berperan dalam keselamatan di perlintasan KA. Selama ini satu kendala yang dihadapi PT KAI untuk membuat kereta tepat waktu adalah banyaknya perlintasan, terutama perlintasan sebidang. Masinis juga manusia, tentu kadang mengurangi kecepatan ketika melihat hambatan misalnya kendaraan atau orang yang masih berada di perlintasan. Padahal, kalau masyarakat menyadari pentingnya mendahulukan kereta api, tentu banyak kejadian tidak diinginkan dapat dihindari,” ungkapnya.
Corporate Communication Manager PT KAI Daop VI Yogyakarta, Bambang S Prayitno sedang memberikan sambutan. Dok Pri

Bambang pun mengapresiasi aksi yang dilakukan oleh beberapa railfans untuk mengkampanyekan keselamatan di perlintasan. Bahkan, menurutnya beberapa aksi merupakan inisiatif railfans. Hal ini merupakan bentuk kecintaan pada perkeretaapian secara nyata.
“Kalau masalah perlintasan ini dapat diatasi, tentunya akan berdampak pada ketepatan waktu perjalanan kereta api. Selama ini kami banyak mendapat komplain mengenai ketepatan waktu,” imbuhnya.
Masalah lain dimana railfans dapat berperan dikemukakan oleh perwakilan dari Komunitas Railfans Daop Empat (KRDE) dari Semarang, Noviar Prasetyo. Railfans merupakan satu dari beberapa kalangan yang menyadari pentingnya kereta api sebagai tulang punggung transportasi darat. Dalam beberapa kegiatan, railfans berupaya mengkampanyekan pengaktifan kembali beberapa jalur kereta api yang non-aktif selama ini.
“Contohnya adalah ketika jalur Kedungjati ke Tuntang direaktivasi. Banyak suara menentang dari masyarakat. Padahal, jalur ini memiliki peran strategis ke depannya. Karena itu, railfans pun mendorong upaya reaktivasi ini. Kepada masyarakat yang menentang, kami pun berupaya memberikan sosialisasi dan upaya penyadaran pentingnya kereta api,” katanya.
Puluhan Railfans memadati Gedung Bimaloka kompleks Kantor PT KAI Daop VI Yogyakarta. Dok Pri

Bersama masyarakat yang mendukung reaktivasi jalur, lanjut Noviar, railfans pun memasang spanduk dukungan di beberapa titik. Diharapkan, hal itu setidaknya dapat memberikan dukungan moral kepada PT KAI dan pelaksana proyek reaktivasi; bahwa selain penentang, ada pula pihak yang mendukung upaya reaktivasi ini.
Bambang menyambung, pihaknya juga melihat railfans sebagai jembatan penghubung yang baik antara operator kereta api dengan masyarakat. Selama ini di media sosial seringkali pengguna jasa kereta api melakukan protes yang cukup gencar dan kerasa ke pihaknya. Beberapa railfans yang mengetahui pun membantu menjawab pertanyaan.
“Dengan latar belakang pengetahuan akan kereta api yang baik, para railfans tersebut sangat membantu memberikan pertanyaan jawaban dari masyarakat,” kata Bambang.
Agar pengetahuan para railfans tersebut bisa terus berkembang sesuai perkembangan yang ada pada perusahaan kereta api, maka Bambang pun menyambut niat baik para railfans yang ingin mengenal lebih jauh. Termasuk ketika ada railfans mengusulkan kunjungan ke Balai Yasa dan BPTT, maka pihaknya pun mengupayakan untuk membantu.
“Railfans memiliki peran positif dalam mendukung kemajuan kereta api yang terus dilakukan oleh PT KAI. Karena itu, penting untuk memberikan atau memfasilitasi mereka untuk mengetahui lebih dalam mengenai perkeretaapian, termasuk mengenal jeroan PT KAI dalam hal ini Balai Yasa dan BPTT,” katanya.
Puluhan Railfans berjalan kaki dari Kompleks Kantor Daop VI menuju ke Balai Yasa Yogyakarta yang berjarak sekitar dua kilometer. Sungguh, perjuangan jalan kaki di bawah terik sinar matahari demi kereta api ini patut diacungi jempol... Dok Pri

Acara pun berlanjut ke Balai Yasa Yogyakarta. Karena kebanyakan railfans yang datang ke Yogyakarta naik KA dan tidak membawa kendaraan sendiri, maka rombongan pun memutuskan jalan kaki bersama-sama dari Kantor Daop VI menuju ke Balai Yasa yang jaraknya sekitar 2 kilometer. padahal, cuaca sedang panas dan gerah. ternyata, semangat demi bisa melihat jeroan kereta api bisa mengalahkan rasa lelah dan dahaga. 
Puluhan railfans ditemani  Asisten Manager Umum Balai Yasa, Irwan, berkeliling ke kompleks Balai Yasa yang telah berdiri sejak 28 Oktober 1928 tersebut. Mereka diajak melihat berbagai perlengkapan perawatan sarana perkeretaapian. Hanya saja, karena kunjungan dilakukan pada Minggu, otomatis tidak ada aktivitas perawatan di Balai Yasa. Namun, para pecinta KA ini tetap diajak berkeliling mengamati berbagai fasilitas perawatan kereta.
Railfans bersama jajaran Daop VI Yogyakarta dan Balai Yasa Yogyakarta berfoto bersama di depan monumen Motive Power. ternyata, ada kisah menarik di balik keberadaan monumen ini. Dok Pri

Irwan pun memaparkan beberapa hal menarik seputar Balai Yasa yang terletak di jalan Kusbini 1. Misalnya saja mengenai patung seorang pria besar yang mendorong roda lokomotif di kompleks taman Balai Yasa. Patung tersebut bukan sekedar monumen biasa, namun memiliki sejarah tersendiri.
“Jadi, pada awal-awal keberadaan Balai Yasa ini, pernah ada seorang pekerja dengan dedikasi luar biasa. Namanya Sumarmadi. Meskipun orang sini, namun perawakannya tinggi besar seperti orang Belanda. Keistimewaannya, dia bisa mendorong sepasang roda lokomotif sendirian. Padahal, normalnya perlu tiga orang. Beliau pun mengakhiri dedikasinya sebagai pegawai ketika meninggal pada 1970an,” papar Irwan.
Perjalanan kemudian berlanjut ke area kerja. Selama ini, area ini menjadi misteri yang menarik rasa penasaran para pecinta KA. Kebanyakan mereka ingin mengetahui bagaimana lokomotif dibongkar untuk menjalani perawatan besar (overhaul). Selama ini kebanyakan railfans hanya bisa mengetahui sedikit saja mengenai Balai Yasa misalnya jalur keluar masuk yang bersentuhan dengan rumah penduduk yang pernah menghebohkan para blogger dan jalur uji coba di depan Balai Yasa.
CCM PT KAI Daop VI YK bersama Assmen Umum BY YK sedang memberikan penjelasan seputar peraturan memasuki Balai Yasa. Aturan yang terpenting adalah dilarang mengambil gambar alias foto. Karena itu dalam tulisan ini, foto soal BY YK cukup di area luar ini saja. Dok Pri

Irwan pun mengajak mereka berkeliling mulai dari area pembongkaran, pembubutan roda lokomotif, penggantian as roda, perawatan generator, motor traksi, hingga ke bagian perawatan pelengkap keselamatan kereta misalnya pengereman.
Pada awal masuk ke area tertutup Balai Yasa, Irwan menjelaskan mengenai mekanisme umum proses perawatan lokomotif. Mulai dari ketika lokomotif masuk, menjalani perawatan ataupun perbaikan, pengujian, hingga pengiriman kembali. Penjelasan dilakukan menggunakan bagan besar yang ada di dekat pintu masuk utama area kerja.
Para railfans menyimak penjelasan mengenai mekanisme pemeliharaan lokomotif di depan pintu masuk utama area kerja. Dok Pri 






         Ketika memasuki area kerja, terlihat ada rangkaian KRDE Prameks. Menurut Irwan, ada proses yang cukup merepotkan ketika memasukkan rangkaian Prameks ke Balai Yasa. Rangkaian terpaksa "dipotong" karena terlalu panjang untuk bisa ditarik menggunakan lok. Maklum saja, area langsir untuk keluar masuk Balai Yasa memiliki panjang yang terbatas.
Titik pertama yang dikunjungi adalah area pembongkaran. Di sini bogie kereta maupun lokomotif dilepas. Roda menjalani perawatan berupa pembubutan ataupun penggantian roda. Menurut Irwan, sempat ada perbedaan pendapat mengenai pembubutan roda ini. Perbedaan terjadi antara roda KRL dengan kereta biasa atau lokomotif. Ada yang berpendapat diameter minimal 850mm, sedangkan di Balai Yasa diameter minimal untuk roda bisa tetap optimal beroperasi adalah 870mm. Namun demikian perbedaan dapat diselesaikan dengan baik.
Perjalanan kemudian dilanjutkan ke area mesin dimana baik generator maupun traksi motor menjalani perawatan. Berbeda dengan kondisi beberapa tahun sebelumnya dimana kondisi bengkel cukup berantakan, kini kondisinya jauh lebih rapi. Menurut Irwan, hal itu disebabkan adanya penataan area untuk memenuhi standar ISO 2008:2010 dari Jerman. Tidak hanya memudahkan pekerjaan, penataan juga membuat standar keamanan yang lebih baik. Bahkan, beberapa bagian mesin yang telah selesai dikerjakan mendapat perlakukan khusus berupa penutupan dengan alat penutup.
"Ini untuk menjaga agar bagian yang dikerjakan tetap bersih dan siap dirangkaikan kembali," jelasnya.
Selesai dengan bagian mesin, perjalanan dilanjutkan ke bagian auxiliary atau alat bantu misalnya pengereman. Di sini topik menarik yang dibahas adalah mengenai alat pemasir (sanding). Menurut Irwan, beberapa waktu terakhir, lokomotif yang masuk ke BY mulai dikembalikan alat pemasirnya. Hal ini untuk memenuhi standar keselamatan yang lebih baik.
Berdasarkan pengamatan penulis, di area Balai Yasa tidak terlihat banyak lokomotif. Ini karena memang saat itu lokomotif yang menjalani perawatan sedang tidak banyak.
Selesai memasuki Balai Yasa, sebagian Railfans penasaran akan keberadaan sarana perkeretaapian yang telah afkir. Mereka pun meminta izin untuk masuk ke area halaman sebelah barat. Izin pun diberikan, hanya saja Railfans diminta berhati-hati karena area tersebut penuh semak belukar sehingga menjadi habitat ular. 


Di sana, sebagian besar sarana yang telah afkir telah dirucat. Hanya disisakan beberapa lokomotif misalnya BB304, BB201, KRD MCW dan BB303.Yang tersisa ini merupakan sarana yang telah mendapat stiker keterangan sebagai benda cagar budaya.
Sebagian sarana yang telah menjadi benda cagar budaya disisakan di kebun Balai Yasa YK. Kabarnya sarana ini akan dibawa ke Tuntang untuk menjadi koleksi Museum Kereta Api Diesel. Dok Pri



Ada plat Lok CC20115 yang teronggok begitu saja di dekat tempat sampah di kompleks Balai Yasa YK. Kira-kira siapa yang akan merawat ya? Dok Pri
Kunjungan kemudian dilanjutkan ke BPTT yang terletak tidak jauh dari Balai Yasa. Rombongan ditemui oleh General Manager BPTT, Ruwanto. Hujan deras sempat membuat kerepotan rombongan yang sebagian berjalan kaki dari Balai Yasa ini. Namun demikian, rasa letih sirna mendapat penyambutan yang hangat dari jajaran BPTT.
General Manager BPTT Darman Prasetyo Yogyakarta menyambut ramah kedatangan para pecinta KA. Dok Pri

Selain mendapat penjelasan singkat mengenai BPTT, rombongan juga diajak melihat berbagai sarana yang dimiliki BPTT. Sebagai lembaga pendidikan masinis, tentunya lembaga ini juga memiliki berbagai sarana penunjang.
Rombongan diajak melihat beberapa kelas hingga kantor para instruktur. Yang paling menarik, rombongan juga diajak melihat ke bengkel pembelajaran masinis yang terletak di bagian belakang kompleks BPTT. Di sini terdapat banyak onderdil lokomotif, kereta, gerbong barang, hingga contoh meja kendali lokomotif. Selain itu terdapat pula beberapa boks yang masih tersegel. Ruwanto menjelaskan, boks tersebut berisi simulator lokomotif tipe terbaru yang dimiliki PT KAI.
GM BPTT Darman Prasetyo, Ruwanto menunjukkan beberapa fasilitas BPTT misalnya ruang dosen dan instruktur. dok Pri

Menurut Ruwanto, bengkel tersebut sangat penting untuk para calon masinis. Mereka tidak hanya diajarkan cara mengendalikan lokomotif, namun memahami kinerja lokomotif secara keseluruhan.
“Kalau sekedar mengendalikan saja, itu mudah. Mengendalikan lokomotif jauh lebih mudah daripada mengendalikan mobil. Masinis hanya berurusan dengan gagang throttle (gas) dan rem. Hanya saja persoalannya di kereta api banyak sekali prosedur yang harus dipatuhi demi keselamatan perjalanan kereta api misalnya pengenalan semboyan,” ungkap Ruwanto.
GM BPTT menunjukkan meja layan BB201 yang ada di bengkel praktek masinis. Di sini berbagai peralatan yang ada pada lokomotif, kereta, dan gerbong tersedia. Dengan ramah GM menjawab berbagai pertanyaan Railfans. Salut untuk pak Ruwanto! Dok Pri 

Dalam kesempatan tersebut Ruwanto juga melayani tanya-jawab dengan para railfans seputar dunia masinis. Ia pun menjelaskan prosedur kerja masinis, pembekalan sebelum berdinas, hingga fasilitas yang diperoleh selama berdinas misalnya kemudahan teknologi.
“Kalau dulu pada era saya masinis berurusan dengan mesin diesel yang semuanya masih manual, sekarang semuanya serba otomatis. Kinerja lokomotif banyak dibantu komputer. Namun demikian, standar keselamatan pun tetap dijaga bahkan ditingkatkan,” jelas pria yang pernah bertugas di Sumatra ini.
Mengenai keberadaan railfans, Ruwanto sangat mengapresiasi minat mereka pada dunia perkeretaapian. Menurutnya, para railfans yang kebanyakan masih muda tersebut bisa ikut menjadi karyawan ataupun pemerhati dari luar.

GM BPTT sedang menunjukkan beberapa komponen lokomotif. Perhatikan boks kayu besar di belakang. Boks tersebut merupakan simulator CC206 yang dibeli dari Perancis. Dalam waktu dekat boks akan dibuka dan simulator akan diinstal untuk menunjang pembelajaran para calon masinis. Dok Pri
Kunjungan ke dua area yang selama ini dikenal cukup tertutup dan steril tersebut memberikan kesan tersendiri untuk peserta. Satu contohnya adalah Dhannie Setiawan yang datang dari Sidoarjo, Jawa Timur. Menurutnya, acara semacam ini semakin memererat hubungan antara PT KAI sebagai operator kereta dengan pecinta KA dari berbagai wilayah.

“Tidak hanya itu, acara ini juga penting untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan mengenai teknik-teknik kereta api, mesin, cara kerja lokomotif dan berbagai komponen lainnya. Selain itu, kami juga bisa semakin mengenal bagaimana sumber daya manusia di kereta api dididik,” katanya.
Monumen Lok BB30133 yang ada di ruang tamu BPTT YK. Dok Pri

5 comments:

  1. Terima kasih, pak Noviar :D Kapan main ke Jogja lagi nih?

    ReplyDelete
  2. Assalamu'alaikum. Saya Naufal Aufa Zahira, railfans Bekasi. Ingin bertanya, cara berkunjung ke balai yasa atau dipo lokomotif itu gimana? Harus rombongan atau bisa sendiri?

    ReplyDelete
  3. Assalamu'alaikum. Saya Naufal Aufa Zahira, railfans Bekasi. Ingin bertanya, cara berkunjung ke balai yasa atau dipo lokomotif itu gimana? Harus rombongan atau bisa sendiri?

    ReplyDelete
  4. Saya dari SD udah tertarik ama yang namanya kereta api, tapi saya belom tau caranya bisa gabung sama railfans, gimana si gan biar bisa gabung sama railfans?

    ReplyDelete

Mohon bantuan kliknya