Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Tuesday 18 November 2014

Nasib Lokomotif Sepur Lebar Terakhir di Yogyakarta

Lokomotif Uap Sepur Lebar Terakhir di SMKN 2 Yogyakarta. Dok pri



Di tengah area parkir SMKN 2 Yogyakarta di jalan A.M. Sangaji 47 Yogyakarta terdapat satu monumen berupa lokomotif uap yang telah dibelah. Bagian dalam ketel dan stang-stang penggerak roda terlihat jelas. Di sepasang rel penahan lokomotif terdapat tulisan KRUPP 1921. Itulah tahun penanda, bahwa lokomotif ini mungkin telah ada bahkan sebelum republik ini berdiri. Yang aneh dari loko itu adalah jarak antar relnya yang lebar dari rel yang bisa ditemui saat ini.




Menurut ketua kompetensi pemesinan SMKN 2 Sudiyono, lokomotif uap itu telah ada bahkan ketika ia masih sekolah di SMKN 2 ini. "Ketika saya masuk sini tahun 1976, loko itu sudah ada. Tapi dulu letaknya di bagian belakang sekolah," ujar Sudiyono yang pernah merasakan masa jaya lokomotif uap di Yogyakarta ini.


"Dulu di sini ada pelajaran mesin uap. Nah, loko uap yang telah dibelah itu menjadi alat peraganya. Jadi guru tidak hanya sekedar menerangkan tapi juga langsung memperagakan cara kerja mesin uap," terangnya.

Karena pelajaran mesin uap tidak diajarkan lagi, maka alat peraga itu pun lebih sering menganggur. Fungsinya sekarang lebih menjadi monumen.

Hal itu ditegaskan oleh guru teknik pemesinan Sumiyono. "Sekarang yang diajarkan tentang uap hanya tentang turbin uap. Pola kerja lokomotif uap sudah tidak ada di kurikulum. Karena itulah sekarang fungsinya lebih pada monumen, bukan alat peraga lagi," papar Sumiyono.

Mengenai proses pemindahan dari belakang gedung menuju halaman depan, baik Sudiyono maupun Sumiyono mengaku tidak tahu pasti. "Tapi kalau menurut cerita adik saya, yang memindahkan loko ini ke depan ya orang PJKA. Bayangkan saja, loko itu kan sangat berat. Mungkin hanya orang PJKA yang punya alat untuk memindahkan," urai Sudiyono.

"Mungkin loko itu pernah dipakai, setelah afkir kemudian dijadikan alat peraga. Yang saya tidak habis pikir, cara membelahnya bagaimana ya? Besi baja di loko itu tebal sekali," lanjut Sudiyono.

Ternyata keberadaan lokomotif uap ini diketahui pihak PT Kereta Api Indonesia. Foto loko ini terpampang pada web www.indonesianheritagerailway.com, web yang dikelola divisi pelestarian benda dan bangunan cagar budaya PT KAI.

Berdasarkan keterangan dari web, diketahui bahwa lok di SMKN 2 ini merupakan lokomotif peninggalan Nederlandsch-Indische Spoorwegmaatschappij (NIS). Waktu itu standar jarak antar rel yang dipakai oleh NIS adalah 1435mm, bukan 1067mm yang dipakai kereta api sekarang. Karena itulah loko ini menjadi istimewa, sebagai satu-satunya lokomotif uap dengan lebar sepur 1435 yang tersisa di Indonesia.

Menurut keterangan petugas dari Divisi Pelestarian Benda dan Bangunan Cagar Budaya PT KAI, Rezza Habibie, loko ini dulunya untuk menarik kereta jarak jauh. Setelah Jepang datang ke Indonesia dan lebar sepur diseragamkan menjadi 1067mm, loko ini kemudian ditempatkan di Balai Yasa Pengok Yogyakarta.

"Waktu tahun 1970an ketika lok ini mau dirucat, pihak sekolah kemudian memintanya untuk dijadikan alat peraga. Kemudian dipindahlah loko ini ke sana sampai sekarang," terang Habibie.

Menurut web, loko ini tidak utuh satu unit loko. Bagian chasis dan bogie bawah berasal dari loko uap NIS seri 107 sedangkan boiler atau ketelnya milik loko uap tipe C2-Rt (NIS seri 151-160).

Di tempat lain, sisa kejayaan kereta api sepur lebar hampir bisa dipastikan sangat minim. Di Balai Yasa Manggarai, hanya bisa ditemui bogie kereta dengan lebar sepur seperti ini. Mungkin hanya inilah, lokomotif yang "cukup lengkap" sebagai peninggalan NIS, meski badannya telah separuh hilang.


No comments:

Post a Comment

Mohon bantuan kliknya