-Merangkai Kecintaan pada Purworejo melalui Dunia Maya-
Berinteraksi di dunia nyata terbatas ruang dan waktu
sedangkan di dunia maya, hanya dengan sentuhan jari maka semuanya berada dalam
jangkauan. Itulah yang dilakukan oleh tiga warga Purworejo. Melalui jejaring
sosial twitter, mereka merangkai kecintaan terhadap Purworejo menggunakan akun
yang mereka buat. hasilnya luar biasa, tidak hanya sekedar jalinan komunikasi,
namun interaksi bergulir ke berbagai sisi kehidupan.
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri |
Adalah Nanang (33) seorang warga Purworejo yang mengaku sangat mencintai
kota kelahirannya, Purworejo. Meskipun telah melalang buana ke berbagai daerah
di Indonesia, namun tidak sekalipun ia terbersit untuk meninggalkan
identitasnya sebagai seorang warga Purworejo.
"Walau pernah berdomisili di Jakarta dan beberapa daerah lain, tapi
KTP saya selalu Purworejo. Nggak sekalipun saya berminat untuk ganti KTP. Saya
bangga dengan identitas saya sebagai warga Purworejo," jelasnya ketika
ditemui beberapa waktu yang lalu.
Ketika kembali ke Purworejo, pria yang bekerja di suatu Event Organizer ini
berupaya mengungkapkan kecintaannya pada Purworejo. Namun hal itu masih sebatas
dalam pikirannya. Ketika wilayah Yogyakarta dan sekitarnya terdampak erupsi
Merapi pada 2010, Nanang yang akrab dipanggil mas Gondrong ini melihat peran
jejaring sosial Twitter yang efektif menginformasikan kondisi terkini Merapi
kepada masyarakat.
"Dari situ saya melihat beberapa akun twitter di Yogyakarta cukup
efektif. Namun saya belum 'ngeh' benar. Tidak lama kemudian ada teman yang
meminta saya membuat yel-yel klub bola kebanggaan Purworejo, Persekabpur. Untuk
menyosialisasikan yel-yel itu, saya membuat akun twitter UOEO Persekabpur.
Idenya dari efektifnya akun @JogjaUpdate ketika erupsi Merapi," lanjutnya.
Nanang menjelaskan, UOEO merupakan singkatan yang unik. Umumnya singkatan menggunakan
huruf konsonan, namun untuk UOEO ini merupakan singkatan huruf vokal dari
"pUrwOrEjO." Akun ini resmi dibuat pada 10 November 2010. Namun
demikian Nanang belum terlalu serius untuk terjun dalam interaksi dunia maya.
Hanya saja, ketika ia membaca buku "Crowd" karya Yuswo Hadi, ia
terperangah melihat ide yang disampaikan dalam buku tersebut. Menurut Yuswo
Hadi, tatanan media sekarang ini telah mengalami perubahan dari pola vertikal
menjadi horizontal. Buku tersebut mendorong Nanang menggunakan Twitter karena
paling menonjol dibandingkan jejering sosial lainnya. Selain itu twitter cukup
mencerminkan budaya orang Indonesia yang cenderung menggunakan bahasa oral
dalam komunikasi. Selain itu twitter juga sederhana sehingga memaksa
penggunanya kreatif mengoceh hanya dalam 140 karakter.
"Dari situ saya melihat twitter memiliki potensi dalam pengembangan
komunitas. Karena dengan fasilitas re-tweet (RT) menjadikan satu akun twitter
memiliki pengaruh terhadap pengikutnya. Dari situ saya kemudian mencoba memraktekkan
konsep horizontal media itu melalui akun twitter @PurworejoUpdate yang saya
buat pada 22 Januari 2011," imbuhnya.
Akun @PurworejoUpdate tersebut belum dikenal oleh pengguna twitter di Purworejo.
Namun karena kegigihan Nanang untuk me-RT segala hal di Twitter yang
menyebutkan kata "Purworejo," maka lambat laun mulai banyak yang
menaruh perhatian ke akun @PurworejoUpdate yang biasa disingkat PU ini. Bahkan,
jumlah follower atau pengikutnya pun semakin bertambah. Pada Sabtu (31/1/2015) pukul 23.44,
pengikut akun ini telah mencapai 3.467 pengikut.
Aktivitas yang ada di akun ini membahas segala sesuatu mengenai Purworejo,
mulai dari me-RT berita-berita dari portal berita nasional dan lokal mengenai Purworejo,
sampai me-RT berita terbaru yang dilaporkan oleh warga Purworejo. Bahkan, untuk
akun PU ini Nanang memiliki semboyan tersendiri yaitu "mentionlah maka
kami RT."
Hasilnya, akun ini menjadi andalan warga Purworejo untuk mendapatkan berita
perkembangan terbaru mengenai Purworejo. Bahkan, sebagian pengikut akun ini
adalah warga Purworejo yang sedang merantau di luar Purworejo. Segala hal yang
berbau Purworejo menarik perhatian perantau tersebut.
Untuk lebih intens berkomunikasi dengan warga Purworejo, Nanang kemudian
membuat satu akun lagi yaitu @AsliPoerworedjo. Berbeda dengan PU yang cenderung
me-RT segala hal tentang Purworejo, akun @AsliPoerworedjo yang biasa disingkat
AP ini dipakai untuk berinteraksi dengan akun lainnya. pada Sabtu (31/1/2015)
pukul 23.45 tercatat pengikut akun ini mencapai 4.590 pengikut.
Menggunakan kedua akun tersebut, interaksi warga Purworejo baik yang berada
di Purworejo maupun berada di tanah perantauan terangkai. Menurut Nanang, semua
itu dimotori pada rasa cinta pada tanah kelahiran Purworejo. Dari akun tersebut
warga Purworejo bisa berinteraksi dan mendapatkan kabar terbaru mengenai Purworejo.
Bahkan, dari interaksi itu, mulai bermunculan warga Purworejo yang memiliki
minat pada topik tertentu misalnya klub sepakbola, desain grafis, fotografi,
sampai bisnis.
Lebih jauh lagi, minat untuk mengetahu kabar terbaru purworejo, mulai ada
warga Purworejo yang membuat akun twitter berdasarkan letak geografis misalnya
nama kecamatan bahkan nama desa. Hal ini semakin menambah semarak aktivitas
interaksi warga Purworejo di twitter. Segala hal yang ada di Purworejo mulai
dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten dapat terpantau atas kesediaan
warga mengabarkannya melalui twitter.
"Menggunakan PU dan AP itulah, saya ingin merangkai semua akun tentang
Purworejo menjadi jalinan komunitas yang terus berkembang. Berbeda dengan
komunitas umumnya yang memiliki visi tertentu, kami tidak. Hanya untuk
mengembangkan kecintaan pada Purworejo melalui komunitas. Kami memersilakan
setiap warga untuk membentuk akun sesuai minatnya. Dengan senang hati kami akan
tetap keep in touch dalam kerangka kecintaan pada Purworejo," kata Nanang
lagi.
Melihat potensi yang sedemikian besar dalam kedua akun tersebut, Nanang
tidak tinggal diam. Ia pun tergerak untuk membagikan ilmunya. Karena itu ia pun
mengajak warga yang aktif berinteraksi dengan akun AP dan Pu tersebut. Ia
mengajak akun yang aktif dan memahami pengelolaan akun AP dan PU. jadilah ia
kemudian bertemu dengan Rahmat Fajar Yuniargo (24) dan Winahyu Drajad Wibisono
(21).
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri |
Bersama kedua anak muda tersebut Nanang mulai mengkaderkan mereka untuk
bisa mengelola akun PU dan AP. Setelah mantap, Nanang pun memercayakan akun PU
dan AP berupa pemberian akses username dan password kedua akun tersebut. Kini,
ia tidak sendirian mengelola akun AP dan PU. Bahkan ketika ia tidak sedang
mengakses internet, ketika ada kejadian tertentu ia bisa meminta rekan adminnya
tersebut untuk mengupdate.
Meski bisa meng-admini akun PU dan AP melalui komputer masing-masing, namun
umumnya ketiga admin tersebut biasa berkumpul di Warung Bharata Purworejo yang
ada di jalan Oerip Sumharjo, Purworejo. Umunya ketika ada waktu senggang mereka
berkumpul untuk sekedar sharing dan berdiskusi.
Menurut Nanang, konsep yang terkandung dalam PU dan AP adalah berjejaring
secara horizontal untuk bisa kebermanfaatan bersama. Keinginannya untuk membuat
media baru yang multifungsi telah mulai terlihat. Menggunakan berbagai
pendekatan ia ingin menggunakan media sebagai jalan mengembangkan komunitas
warga Purworejo.
Karena begitu kuatnya pengaruh AP dan PU beserta potensi yang terkandung di
dalamnya, beberapa pihak pun berupaya mendekati. Nanang mengaku, sempat ada
politisi yang ingin mengajaknya bekerja sama. Namun ia tetap pada pendiriannya
bahwa PU dan AP merupakan media yang harus tetap netral. Karena itu ia pun
menegaskan, PU dan AP tidak boleh terbawa ke ranah politik. Namun untuk ranah
komersial, sebagai upaya pembiayaan akun tersebut, ia masih bisa
memertimbangkan.
Untuk saat ini, Nanang mengaku pihaknya terus berfokus pada pengembangan
komunitas warga Purworejo berdasarkan minatnya masing-masing. Beberapa akun
lain terus ia kembangkan untuk mewadahi minat warga Purworejo. Karena
keterbatasan kapasaitas, ia pun mengkaderkan orang yang berminat untuk
membentuk komunitas di twitter.(toa)
Fajar Mengirim Kaos Sampai ke Maluku
Rahmat Fajar Yuniargo (24) tidak menyangka, kicauan di akun twitter
miliknya akan membawanya berkenalan dengan admin PU dan AP, bahkan kemudian
menjadi satu dari tiga admin akun tersebut. Semula, ia hanya membuat
"kicauan" mengenai Purworejo pada 2012 Tanpa disangka, kicauannya itu
di-RT oleh PU. Ia pun penasaran pada akun PU.
Setelah beberapa saat berinteraksi, ia pun diajak bertemu dengan Nanang di
suatu angkringan. "Semula saya pikir adminnya anak muda. Saya penasaran.
Namun setelah ketemu, ternyata mas Nanang orangnya seperti itu," ujarnya
sambil tergelak.
Singkat cerita, setelah menjalani "pengkaderan" Fajar pun
dipercaya menjadi admin. Lulusan SMA Bruderan ini pun kemudian tergerak untuk
mengembangkan pengetahuan pengelolaan admin media sosial yang diperolehnya dari
Nanang. Memiliki minat dalam usaha kaos, ia pun membuat akun @Kaospoloskedu. Di
akun itu ia mencoba berjualan kaos yang bertema kebanggaan menjadi orang Purworejo.
Produk pertamanya kaos bertuliskan "I Love Purworejo."
Melalui akun @Kaospoloskedu ia mempromosikan kaos produknya. Ternyata itu
mendapat respon yang baik dari warga Purworejo. Bahkan, peminatnya sebagian
besar warga Purworejo yang berada di perantauan.
"Bahkan saya mengirim kaos sampai ke Maluku. Semula saya khawatir
kaosnya tidak terkirim karena saking jaunya. Tapi ternyata bisa juga,"
katanya.
Menjadi admin juga menjadi pengalaman tersendiri untuk Winahyu Drajad
Wibisono (21). Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta ini sama seperti
Fajar semula juga penasaran ingin mengetahui siapa orang di balik PU dan AP.
"Semula saya follow semua akun yang membahas Purworejo. Namun setelah
mendapat respon dari akun PU, saya jadi tertarik," katanya.
Setelah beberapa saat berinteraksi dengan Nanang, ia pun belajar menjadi
admin dan akhirnya dipercaya menjadi admin PU dan AP. Namun karena posisi
tempat tinggalnya yang cukup jauh dari pusat kota Purworejo, ia pun diminta
membuat akun kecamatan tempat tinggalnya yaitu Loano.
"Tidak hanya itu, saya juga berusaha mengumpukan penggemar Klub
Intermilan dalam akun Interisti Club Indonesia Purworejo. Juga, saya mengelola
beberapa akun lain sesuai bidang minat saya. Total, ada enam akun yang saja
kelola," katanya.
Nanang menambahkan, melihat kondisi saat ini, ia tidak secara khusus
mengarahkan para admin rekannya tersebut. Ia memberikan kebebasan untuk
berekspresi seusai minat dan kapasitas dengan tetap berada pada jalur
nilai-nilai positif.
"Untuk saat ini, harapannya PU dan AP bisa menjadi Public Relation
untuk Purworejo," tutupnya.
Kata Pakar:
Sumbo Tinarbuko
Pengamat Komunikasi Visual dan Dosen DKV Institut Seni Indonesia Yogyakarta
Menjadi Arena Mudik Virtual
Saya melihat PurworejoUpdate (PU) dan AsliPorworedjo (AP) ini menjadi
sesuatu yang menarik. Lokalitas daerah dimunculkan dan dikomunikasikan melalui twitter.
Bagaimanapun juga saat ini merupakan era budaya layar. Sesuatu belum bisa
dikategorikan sebagai budaya apabila belum muncul di layar.
Melihat PU dan AP ini sungguh luar biasa. ternyata banyak orang Purworejo
yang berkibar di luar Purworejo. Dalam hal ini PU dan Ap menjadi ajang mudik
virtual untuk melihat tanah kelahirannya.
Pu dan AP ini bisa menjadi media. Realitas yang ada di Purworejo bisa
dilaporkan dan diketahui siapapun. Hal ini menjadi proses komunikasi.
Mengunjungi dunia virtual Purworejo ini sudah cukup sama dengan mengunjungi Purworejo.
Melalui media ini, daerah bukan lagi daerah. Budaya layar mampu dihadirkan
jadi pusat informasi. melalui budaya layar siapapun bisa mengisi, melihat tanpa
editing maupun sensor.
Namun demikian, ada tanggung jawab dalam pengelolaan media ini. Sebagai
media, ia harus bisa memberikan sesuatu yang baik. Apabila tidak, ia akan
menghadapi apa yang disebut bullying.
Dalam dunia maya melalui twitter banyak romantisme tinggi dihadirkan.
Banyak orang bisa berkomentar sesukanya. Seringkali dalam menyuguhkan suatu
topik, komentar atau respon yang sesuai hanya komentar pertama sampai kelima.
Komentar selanjutnya sudah mulai melantur. Karena itu, admin harus bisa
mengarahkan kembali ke topik yang seharusnya. Dengan demikian, pembaca akan
melihat bahwa media ini memberikan hal yang positif.
Sosial media pada dasarnya memang harus memberi. Bukti apresiasinya adalah
adanya komentar atau respon lain. Apabila itu tidak ada, hal ini merupakan
suatu kegagalan.
Saran saya, proses pengkaderan harus diteruskan dengan memperluas topik ke
berbagai bidang lain. Terakhir saya melihat topik yang dibahas berupa film dan
musik. Kalau bisa, kembangkan juga ke kuliner Purworejo, kesenian di luar
kesenian modern, pertanian, gaya bahasa karena letak Purworejo yang berada di
antara Jawa Tengah dan Yogyakarta.
Jangan hanya membahas event yang disukai pembaca semata. Karena,
bagaimanapun juga banyak silent readers yang mengamati. Apabila topik yang ada
tidak memberi manfaat, maka media akan ditinggalkan. PU dan AP memiliki potensi
besar, akrena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin.
No comments:
Post a Comment