Hanya satu catatan dari pengamatan saya

Hasil pengamatan seputar kehidupan sehari-hari, jalan-jalan, film, hingga soal sejarah, kereta api dalam dan luar negeri

Saturday 31 January 2015

Memoar 26: Perkumpulan Kecil yang Membesarkan

-Merangkai Kecintaan pada Purworejo melalui Dunia Maya-

Berinteraksi di dunia nyata terbatas ruang dan waktu sedangkan di dunia maya, hanya dengan sentuhan jari maka semuanya berada dalam jangkauan. Itulah yang dilakukan oleh tiga warga Purworejo. Melalui jejaring sosial twitter, mereka merangkai kecintaan terhadap Purworejo menggunakan akun yang mereka buat. hasilnya luar biasa, tidak hanya sekedar jalinan komunikasi, namun interaksi bergulir ke berbagai sisi kehidupan.
 
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri
Adalah Nanang (33) seorang warga Purworejo yang mengaku sangat mencintai kota kelahirannya, Purworejo. Meskipun telah melalang buana ke berbagai daerah di Indonesia, namun tidak sekalipun ia terbersit untuk meninggalkan identitasnya sebagai seorang warga Purworejo. 


"Walau pernah berdomisili di Jakarta dan beberapa daerah lain, tapi KTP saya selalu Purworejo. Nggak sekalipun saya berminat untuk ganti KTP. Saya bangga dengan identitas saya sebagai warga Purworejo," jelasnya ketika ditemui beberapa waktu yang lalu.

Ketika kembali ke Purworejo, pria yang bekerja di suatu Event Organizer ini berupaya mengungkapkan kecintaannya pada Purworejo. Namun hal itu masih sebatas dalam pikirannya. Ketika wilayah Yogyakarta dan sekitarnya terdampak erupsi Merapi pada 2010, Nanang yang akrab dipanggil mas Gondrong ini melihat peran jejaring sosial Twitter yang efektif menginformasikan kondisi terkini Merapi kepada masyarakat.

"Dari situ saya melihat beberapa akun twitter di Yogyakarta cukup efektif. Namun saya belum 'ngeh' benar. Tidak lama kemudian ada teman yang meminta saya membuat yel-yel klub bola kebanggaan Purworejo, Persekabpur. Untuk menyosialisasikan yel-yel itu, saya membuat akun twitter UOEO Persekabpur. Idenya dari efektifnya akun @JogjaUpdate ketika erupsi Merapi," lanjutnya.

Nanang menjelaskan, UOEO merupakan singkatan yang unik. Umumnya singkatan menggunakan huruf konsonan, namun untuk UOEO ini merupakan singkatan huruf vokal dari "pUrwOrEjO." Akun ini resmi dibuat pada 10 November 2010. Namun demikian Nanang belum terlalu serius untuk terjun dalam interaksi dunia maya.

Hanya saja, ketika ia membaca buku "Crowd" karya Yuswo Hadi, ia terperangah melihat ide yang disampaikan dalam buku tersebut. Menurut Yuswo Hadi, tatanan media sekarang ini telah mengalami perubahan dari pola vertikal menjadi horizontal. Buku tersebut mendorong Nanang menggunakan Twitter karena paling menonjol dibandingkan jejering sosial lainnya. Selain itu twitter cukup mencerminkan budaya orang Indonesia yang cenderung menggunakan bahasa oral dalam komunikasi. Selain itu twitter juga sederhana sehingga memaksa penggunanya kreatif mengoceh hanya dalam 140 karakter.

"Dari situ saya melihat twitter memiliki potensi dalam pengembangan komunitas. Karena dengan fasilitas re-tweet (RT) menjadikan satu akun twitter memiliki pengaruh terhadap pengikutnya. Dari situ saya kemudian mencoba memraktekkan konsep horizontal media itu melalui akun twitter @PurworejoUpdate yang saya buat pada 22 Januari 2011," imbuhnya.

Akun @PurworejoUpdate tersebut belum dikenal oleh pengguna twitter di Purworejo. Namun karena kegigihan Nanang untuk me-RT segala hal di Twitter yang menyebutkan kata "Purworejo," maka lambat laun mulai banyak yang menaruh perhatian ke akun @PurworejoUpdate yang biasa disingkat PU ini. Bahkan, jumlah follower atau pengikutnya pun semakin bertambah. Pada Sabtu (31/1/2015) pukul 23.44, pengikut akun ini telah mencapai 3.467 pengikut.

Aktivitas yang ada di akun ini membahas segala sesuatu mengenai Purworejo, mulai dari me-RT berita-berita dari portal berita nasional dan lokal mengenai Purworejo, sampai me-RT berita terbaru yang dilaporkan oleh warga Purworejo. Bahkan, untuk akun PU ini Nanang memiliki semboyan tersendiri yaitu "mentionlah maka kami RT."

Hasilnya, akun ini menjadi andalan warga Purworejo untuk mendapatkan berita perkembangan terbaru mengenai Purworejo. Bahkan, sebagian pengikut akun ini adalah warga Purworejo yang sedang merantau di luar Purworejo. Segala hal yang berbau Purworejo menarik perhatian perantau tersebut.

Untuk lebih intens berkomunikasi dengan warga Purworejo, Nanang kemudian membuat satu akun lagi yaitu @AsliPoerworedjo. Berbeda dengan PU yang cenderung me-RT segala hal tentang Purworejo, akun @AsliPoerworedjo yang biasa disingkat AP ini dipakai untuk berinteraksi dengan akun lainnya. pada Sabtu (31/1/2015) pukul 23.45 tercatat pengikut akun ini mencapai 4.590 pengikut.

Menggunakan kedua akun tersebut, interaksi warga Purworejo baik yang berada di Purworejo maupun berada di tanah perantauan terangkai. Menurut Nanang, semua itu dimotori pada rasa cinta pada tanah kelahiran Purworejo. Dari akun tersebut warga Purworejo bisa berinteraksi dan mendapatkan kabar terbaru mengenai Purworejo. Bahkan, dari interaksi itu, mulai bermunculan warga Purworejo yang memiliki minat pada topik tertentu misalnya klub sepakbola, desain grafis, fotografi, sampai bisnis. 

Lebih jauh lagi, minat untuk mengetahu kabar terbaru purworejo, mulai ada warga Purworejo yang membuat akun twitter berdasarkan letak geografis misalnya nama kecamatan bahkan nama desa. Hal ini semakin menambah semarak aktivitas interaksi warga Purworejo di twitter. Segala hal yang ada di Purworejo mulai dari tingkat desa, kecamatan sampai kabupaten dapat terpantau atas kesediaan warga mengabarkannya melalui twitter.

"Menggunakan PU dan AP itulah, saya ingin merangkai semua akun tentang Purworejo menjadi jalinan komunitas yang terus berkembang. Berbeda dengan komunitas umumnya yang memiliki visi tertentu, kami tidak. Hanya untuk mengembangkan kecintaan pada Purworejo melalui komunitas. Kami memersilakan setiap warga untuk membentuk akun sesuai minatnya. Dengan senang hati kami akan tetap keep in touch dalam kerangka kecintaan pada Purworejo," kata Nanang lagi.

Melihat potensi yang sedemikian besar dalam kedua akun tersebut, Nanang tidak tinggal diam. Ia pun tergerak untuk membagikan ilmunya. Karena itu ia pun mengajak warga yang aktif berinteraksi dengan akun AP dan Pu tersebut. Ia mengajak akun yang aktif dan memahami pengelolaan akun AP dan PU. jadilah ia kemudian bertemu dengan Rahmat Fajar Yuniargo (24) dan Winahyu Drajad Wibisono (21). 
 
Ketiga admin PurworejoUpdate dan AsliPoerworedjo melakukan aktivitas meng-admin akun twitter PU. dok Pri
Bersama kedua anak muda tersebut Nanang mulai mengkaderkan mereka untuk bisa mengelola akun PU dan AP. Setelah mantap, Nanang pun memercayakan akun PU dan AP berupa pemberian akses username dan password kedua akun tersebut. Kini, ia tidak sendirian mengelola akun AP dan PU. Bahkan ketika ia tidak sedang mengakses internet, ketika ada kejadian tertentu ia bisa meminta rekan adminnya tersebut untuk mengupdate.

Meski bisa meng-admini akun PU dan AP melalui komputer masing-masing, namun umumnya ketiga admin tersebut biasa berkumpul di Warung Bharata Purworejo yang ada di jalan Oerip Sumharjo, Purworejo. Umunya ketika ada waktu senggang mereka berkumpul untuk sekedar sharing dan berdiskusi.

Menurut Nanang, konsep yang terkandung dalam PU dan AP adalah berjejaring secara horizontal untuk bisa kebermanfaatan bersama. Keinginannya untuk membuat media baru yang multifungsi telah mulai terlihat. Menggunakan berbagai pendekatan ia ingin menggunakan media sebagai jalan mengembangkan komunitas warga Purworejo.

Karena begitu kuatnya pengaruh AP dan PU beserta potensi yang terkandung di dalamnya, beberapa pihak pun berupaya mendekati. Nanang mengaku, sempat ada politisi yang ingin mengajaknya bekerja sama. Namun ia tetap pada pendiriannya bahwa PU dan AP merupakan media yang harus tetap netral. Karena itu ia pun menegaskan, PU dan AP tidak boleh terbawa ke ranah politik. Namun untuk ranah komersial, sebagai upaya pembiayaan akun tersebut, ia masih bisa memertimbangkan.

Untuk saat ini, Nanang mengaku pihaknya terus berfokus pada pengembangan komunitas warga Purworejo berdasarkan minatnya masing-masing. Beberapa akun lain terus ia kembangkan untuk mewadahi minat warga Purworejo. Karena keterbatasan kapasaitas, ia pun mengkaderkan orang yang berminat untuk membentuk komunitas di twitter.(toa)




Fajar Mengirim Kaos Sampai ke Maluku

Rahmat Fajar Yuniargo (24) tidak menyangka, kicauan di akun twitter miliknya akan membawanya berkenalan dengan admin PU dan AP, bahkan kemudian menjadi satu dari tiga admin akun tersebut. Semula, ia hanya membuat "kicauan" mengenai Purworejo pada 2012 Tanpa disangka, kicauannya itu di-RT oleh PU. Ia pun penasaran pada akun PU. 

Setelah beberapa saat berinteraksi, ia pun diajak bertemu dengan Nanang di suatu angkringan. "Semula saya pikir adminnya anak muda. Saya penasaran. Namun setelah ketemu, ternyata mas Nanang orangnya seperti itu," ujarnya sambil tergelak.

Singkat cerita, setelah menjalani "pengkaderan" Fajar pun dipercaya menjadi admin. Lulusan SMA Bruderan ini pun kemudian tergerak untuk mengembangkan pengetahuan pengelolaan admin media sosial yang diperolehnya dari Nanang. Memiliki minat dalam usaha kaos, ia pun membuat akun @Kaospoloskedu. Di akun itu ia mencoba berjualan kaos yang bertema kebanggaan menjadi orang Purworejo. Produk pertamanya kaos bertuliskan "I Love Purworejo." 

Melalui akun @Kaospoloskedu ia mempromosikan kaos produknya. Ternyata itu mendapat respon yang baik dari warga Purworejo. Bahkan, peminatnya sebagian besar warga Purworejo yang berada di perantauan.

"Bahkan saya mengirim kaos sampai ke Maluku. Semula saya khawatir kaosnya tidak terkirim karena saking jaunya. Tapi ternyata bisa juga," katanya.

Menjadi admin juga menjadi pengalaman tersendiri untuk Winahyu Drajad Wibisono (21). Mahasiswa PGSD Universitas Negeri Yogyakarta ini sama seperti Fajar semula juga penasaran ingin mengetahui siapa orang di balik PU dan AP.

"Semula saya follow semua akun yang membahas Purworejo. Namun setelah mendapat respon dari akun PU, saya jadi tertarik," katanya.

Setelah beberapa saat berinteraksi dengan Nanang, ia pun belajar menjadi admin dan akhirnya dipercaya menjadi admin PU dan AP. Namun karena posisi tempat tinggalnya yang cukup jauh dari pusat kota Purworejo, ia pun diminta membuat akun kecamatan tempat tinggalnya yaitu Loano.

"Tidak hanya itu, saya juga berusaha mengumpukan penggemar Klub Intermilan dalam akun Interisti Club Indonesia Purworejo. Juga, saya mengelola beberapa akun lain sesuai bidang minat saya. Total, ada enam akun yang saja kelola," katanya.

Nanang menambahkan, melihat kondisi saat ini, ia tidak secara khusus mengarahkan para admin rekannya tersebut. Ia memberikan kebebasan untuk berekspresi seusai minat dan kapasitas dengan tetap berada pada jalur nilai-nilai positif.

"Untuk saat ini, harapannya PU dan AP bisa menjadi Public Relation untuk Purworejo," tutupnya.


Kata Pakar:
Sumbo Tinarbuko
 Pengamat Komunikasi Visual dan Dosen DKV Institut Seni Indonesia Yogyakarta

Menjadi Arena Mudik Virtual

Saya melihat PurworejoUpdate (PU) dan AsliPorworedjo (AP) ini menjadi sesuatu yang menarik. Lokalitas daerah dimunculkan dan dikomunikasikan melalui twitter. Bagaimanapun juga saat ini merupakan era budaya layar. Sesuatu belum bisa dikategorikan sebagai budaya apabila belum muncul di layar.

Melihat PU dan AP ini sungguh luar biasa. ternyata banyak orang Purworejo yang berkibar di luar Purworejo. Dalam hal ini PU dan Ap menjadi ajang mudik virtual untuk melihat tanah kelahirannya.

Pu dan AP ini bisa menjadi media. Realitas yang ada di Purworejo bisa dilaporkan dan diketahui siapapun. Hal ini menjadi proses komunikasi. Mengunjungi dunia virtual Purworejo ini sudah cukup sama dengan mengunjungi Purworejo. 

Melalui media ini, daerah bukan lagi daerah. Budaya layar mampu dihadirkan jadi pusat informasi. melalui budaya layar siapapun bisa mengisi, melihat tanpa editing maupun sensor.

Namun demikian, ada tanggung jawab dalam pengelolaan media ini. Sebagai media, ia harus bisa memberikan sesuatu yang baik. Apabila tidak, ia akan menghadapi apa yang disebut bullying. 

Dalam dunia maya melalui twitter banyak romantisme tinggi dihadirkan. Banyak orang bisa berkomentar sesukanya. Seringkali dalam menyuguhkan suatu topik, komentar atau respon yang sesuai hanya komentar pertama sampai kelima. Komentar selanjutnya sudah mulai melantur. Karena itu, admin harus bisa mengarahkan kembali ke topik yang seharusnya. Dengan demikian, pembaca akan melihat bahwa media ini memberikan hal yang positif.

Sosial media pada dasarnya memang harus memberi. Bukti apresiasinya adalah adanya komentar atau respon lain. Apabila itu tidak ada, hal ini merupakan suatu kegagalan.

Saran saya, proses pengkaderan harus diteruskan dengan memperluas topik ke berbagai bidang lain. Terakhir saya melihat topik yang dibahas berupa film dan musik. Kalau bisa, kembangkan juga ke kuliner Purworejo, kesenian di luar kesenian modern, pertanian, gaya bahasa karena letak Purworejo yang berada di antara Jawa Tengah dan Yogyakarta. 

Jangan hanya membahas event yang disukai pembaca semata. Karena, bagaimanapun juga banyak silent readers yang mengamati. Apabila topik yang ada tidak memberi manfaat, maka media akan ditinggalkan. PU dan AP memiliki potensi besar, akrena itu harus dimanfaatkan sebaik mungkin.



No comments:

Post a Comment

Mohon bantuan kliknya