Jelajah Perbukitan Bersejarah Bersama Bagor Purworejo
Menjadi duta pariwisata tentunya harus mengenal
seluk beluk dunia pariwisata di suatu daerah. Karena itu, satu langkah
terobosan dilakukan oleh para Bagus-Roro (Bagor) Purworejo 2013. Pada Minggu (15/9/2013)
mereka mengunjungi beberapa benteng peninggalan Jepang di kawasan kecamatan
Bagelen, Purworejo.
Dipandu oleh beberapa warga yang tergabung dalam Paguyuban
Warga Bagelen (PWB), sembilan Bagus-Roro 2013 mengunjungi sekitar lima benteng.
Dalam perjalanannya, mereka didampingi oleh Kasi Sejarah dan Kepurbakalaan pada
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (P dan K) Drs Eko Riyanto. Karena itu, mereka
tidak hanya sekedar berkunjung, tapi juga
memahami sejarah dan peran benteng
yang tersebar di perbukitan tersebut.
Perjalanan diawali dari benteng di dusun Kalimaro desa
Bapangsari. Dalam benteng ini, terdapat dudukan beton yang diperkirakan sebagai
tempat meletakkan senjata berat tentara Jepang. Menurut Eko Riyanto, senjata
diarahkan ke selatan untuk menangkis serangan tentara Sekutu yang diperkirakan
datang dari Samudra Hindia.
"Benteng disini dibangun jauh di atas bukit agar bisa
memantau kedatangan pasukan Sekutu. Karena itu, senjata diarahkan ke
selatan untuk menahan serangan sekutu," katanya.
Eko Riyanto mengungkapkan, saat ini terdapat 10 benteng yang
telah diketahui keberadaannya. Diperkirakan, masih banyak benteng lain yang
masih terpendam selama berpuluh tahun. Untuk itu ia mengajak para Duta Wisata
Purworejo tersebut agar mengangkat keberadaan benteng pendem. Dengan demikian
masyarakat bisa mengenal dan pada akhirnya mengundang kepedulian semua pihak
untuk ikut melestarikan.
Benteng yang dikunjungi tidak selalu terletak di puncak
bukit. Pada benteng yang kedua, letaknya berada di lereng bukit. Untuk
mencapainya dibutuhkan perjuangan ekstra melalui jalan setapak sempit yang
ditumbuhi semak belukar. Tak ayal, hal ini menjadi tantangan untuk para duta
wisata perempuan. Pasalnya, mereka yang telah berdandan rapi dari rumah harus
blusukan ke tempat semacam itu.
Roro Favorit 2013, Destya Kharismawati (18) terlihat harus
berpegangan pada temannya ketika menyusuri jalan setapak. Sesekali ia
mencengkeram erat bahu temannya karena jalan yang ditempuh cukup curam.
Parahnya lagi, ia hanya memakai sepatu datar biasa. Karena itu ia harus ekstra
hati-hati.
"Mau gimana lagi, sempatnya cuma pakai yang ini
sih," katanya sambil tersenyum.
Pada kunjungan yang dimulai sekitar pukul 10.00 tersebut,
sebanyak lima benteng dikunjungi. Pemandu kegiatan, Sarwono dari PWB
mengungkapkan, dalam eksplorasi yang dilakukan PWB, pihaknya berhasil menemukan
posisi enam benteng. Sayangnya, beberapa benteng sangat sulit dicapai karena
posisinya di perbukitan yang rimbun. Karena itu ia hanya mengajak para duta
wisata mengunjungi benteng yang masih bisa dijangkau.
"Mungkin ini pertama kali para Bagus-Roro ikut kegiatan
semacam ini. Harapannya, mereka bisa memperkenalkan keberadaan benteng
bersejarah yang sangat berharga ini," katanya.
Sementara itu, Juara Bagus Purworejo 2013, Catur Setyawan
(21) mengatakan, ia beserta delapan rekannya sangat antusias melihat
peninggalan bersejarah di Purworejo. Menurutnya, Sebagai Duta wisata, mengenal
obyek wisata yang ada di daerahnya sangatlah penting. Selain itu, mereka juga
dituntut harus berkarya untuk memperkenalkan keberadaannya.
Eko Riyanto (kanan, berbaju biru) sedang memberi pejelasan seputar benteng pendem kepada para duta wisata |
"Setelah kunjungan ini, kami ingin mendorong upaya
pelestarian benteng yang sangat bersejarah ini. Keberadaan benteng-benteng
tersebut sangat potensial untuk dikembangkan menjadi tujuan wisata,"
ujarnya.
Maklum saja, selama ini benteng peninggalan Jepang tersebut
terkesan tak terurus. Tempat yang bersejarah tersebut banyak yang menjadi
korban vandalisme para pengunjung yang kurang memahami pentingnya benteng. Hal
tersebut dibenarkan oleh Juru Pelihara Benteng, Suparlan.
"Banyak pengunjung yang mencorat-coret benteng. Tapi
untuk menangkap basah mereka cukup sulit," katanya.
Suparlan berharap, pemerintah bisa memberikan perhatian
lebih kepada peninggalan sejarah tersebut. Ia merasa prihatin apabila bangunan
yang bernilai tinggi tersebut sampai terlantar.(*)
Kenampakan luar benteng pendem |
No comments:
Post a Comment